Jumat, 28 September 2007

Blogger Gelar Temu Nasional Pertama

Ada berita yang sangat menarik nih, di website pestablogger... http://pestablogger.com/2007/09/27/blogger-gelar-temu-nasional-pertama/
Kutipan : "Sudah saatnya para blogger Indonesia bertemu. Kita punya blogger Indonesia, tapi kok tidak pernah kelihatan wujudnya" kata Enda.
Pesta Blogger 2007 ini mengusung tema“Suara Baru Indonesia". Pesta ini akan menjadi ajang diskusi bagi para blogger untuk menciptakan iklim nge-blog yang positif.
Para blogger akan mendiskusikan kondisi blog saat ini, potensi yang dapat dimanfaatkan di masa depan, dan membahas rencana untuk membuat panduan bagi para blogger Indonesia.
Kelihatanya Suangaaaat menarik... Sangat ingin tahu bagaimana tindak lanjutnya, apalagi melibatkan blogger-blogger besar Indonesia ^_^. Memang mestinya ada sesuatu yang bermanfaat yang bisa dilakukan bersama dengan memanfaatkan beragam potensi-potensi yang dimiliki oleh para aktivis blog ini. Aku, menunggu sesuatu yang keren untuk Indonesia ^_^

Senin, 24 September 2007

[Jurnal Hamil] week 14 : pertumbuhan 4 kali lipat

Jumat kemarin (21 Sept 07) kita periksa kehamilan lagi sesuai jadwal yang diberikan dokter (4 minggu sekali). Untungnya sebelum ke RS sempat nelpon dulu dan ternyata jadwal dokter yang biasanya jam 5-8 malam diubah menjadi jam 4-6 malam. Jadinya agak kelimpungan juga karena waktu nelpon itu udah jam 5 dan baru selesai rapat. Walau dari sini ke RS terbilang dekat namun aku yakin banget akan terjebak macet parah di daerah Sabang. Dan benar saja.... nyaris 20 menit kena macet cet di Sabang. Deg-deg an juga takut dokternya keburu pulang. Alhamdulillah nyampe sana jam 6 kurang 15, pas banget berikutnya giliranku. My Zaujiy untuk pertama kalinya ga ikut menemani karena perubahan jadwal itu diluar dugaan. Namun begitu mendengar aku langsung berangkat ke RS dia juga ngebut ke RS dari kantornya nun di Jakarta utara (ngebut naik ojek). Tapi tetep aja gak kekejar. Nyampe di RS aku udah keluar ruangan.

Waktu asisten dokter mbukain pintu, hal pertama yang dia ucapkan adalah:
"Mbak lagi hamil?" sambil menatapku dari atas ke bawah. Waduh, penampilan gak meyakinkan hehehe. Memang sih semenjak hamil berat badannya justru terus terun, atau mungkin karena postur tubuh yang 'tidak kecil' jadi hamil gak hamil keliatan gak berbeda kali ya?

Benar saja, saat ditimbang beratnya cenderung turun lagi. Padahal rasanya sejak minggu ke-13 nafsu makannya udah mulai datang. Aku mulai deg-deg an saat di USG, penasaran! Sudah sebesar apa ya? Menurut teori-teori yang aku baca maupun film tentang kehamilan, antara bulan ke-3 dan bulan ke-4 terjadi pertumbuhan yang significant (yaitu 4 kali lipat). Dan ternyata benar saja.

Subahanallah, dedek sekarang panjangnya sudah 82mm, sedangkan 4 minggu yang lalu masih 22mm (nyaris 4 kali lipat). Aku takjub sekali, padahal rasanya selama minggu ini tidak bisa makan begitu baik (maafin ya dek). Seperti biasa mataku mulai memanas begitu mengikuti gambarnya di layar USG. Subhanallah!bulan lalu masih begitu kecil, hanya terlihat seperti segumpal daging dengan tonjolan2 bakal tangan, kaki serta jantung yang tak henti berdenyut. Tapi hari ini dedek sudah terlihat seperti bayi mungil. Bentuk kepalanya sudah terlihat cukup jelas, bahkan ada tangan dan kaki walau kecil-kecil sekali. Beneran sudah seperti bayi. Di film tentang janin dijelaskan bahwa ini adalah saatnya dedek berenang-renang dengan bebasnya di lautan ketuban ibunya karena ukuran badannya yang masih begitu kecil. Dan benar memang, setiap kali terlihat gerakan-gerakan aktif berputar ke kiri dan ke kanan dengan denyut jantung yang terlihat jelas.

Haduh, dada rasanya sesak sekali. Waktu dokternya menjelaskan aku juga tak bisa berkomentar, saking takjubnya. Dan menurut teori mulai minggu ini pertumbuhannya akan makin cepat (hitungan cm, tidak lagi mm) Betapa dalam 4 minggu Allah menghadirkan pertumbuhan yang begitu menakjubkan. Dokter muslimah itu rupanya mengerti perasaanku "Akan semakin takjub lagi bahwa setelah sembilan bulan beratnya akan menjadi sekitar 3kg dan panjangnya di atas 40cm".

Subhanallah, proses yang menakjubkan sedang terjadi bersama setiap detik nafasku. Begitu mendebarkan. Semoga kita selalu dapat megambil hikmah menakjubkan dari setiap kejadian dengan selalu mempertebal rasa syukur terhadap nikmat yang Allah berikan.

Doakan semoga kita sehat-sehat selalu ya...

Jumat, 21 September 2007

Prediksi Tsunami di Pesisir Barat Sumatera




Kabar-kabar belakangan ini benar-benar membuatku khawatir.
  1.  Email Tisha di WaMiRa, bahwa Padangrentan gempa dan merupakan tempat yg mempunyai potensi tsunami tertinggi di dunia. Ini bukan gosip bukan ngelantur, tapi sudah muncul di majalah time (th 2005 kalo gk salah) dan muncul di national geographic. 
  2. Berita-berita dari milis-milis akhir-akhir ini (yang aku gak ngerti benar tidaknya). Mbacanya aja merinding. Berikut aku kopas:
Indonesia Menunggu Datangnya Gempa Dahsyat Lebih Dari 9 SR
Baru saja diberitakan oleh TV CNN pada tanggal 17 September 2007 tentang Datangnya Gempa Dahsyat yang lebih atau sekitar 9 SR disekitar Sumatra Barat. CNN melakukan peninjauan khusus bersama pemburu Gempa dari California Technology Institute. Pemburu gempa ini adalah geoloog dari CalTech yang meneliti semua gempa2 yang muncul di Indonesia terutama yang terakhir ini yang katanya mengakibatkan kerak bumi
melipat sehingga menimbulkan gempa sekitar 7 SR lebih baru2 ini.
Akibat dari kerak bumi yang melipat sehingga overlap satu dengan lainnya yang terjadi diwilayah sekitar SumBar, akan memaksa efek balik seperti pegas, karena lipatan ini akan berusaha mengembalikan atau meratakan kerak bumi yang melipat ini seperti ibaratnya pegas yang apabila kita tekuk akan menimbulkan kekuatan yang rahnya sebaliknya dari arah tenaga yang menekuknya untuk kembali ke bentuk semula.
Reaksi balik pegas akan terjadi terhadap kerak bumi yang melipat akibat gempa baru2 ini yang besarnya sekitar 7 SR itu, namun reaksi balik pegas ini akan berakibat gempa yang besarnya lebih dari 7 SR yang diperkirakan sebesar 9 SR atau lebih.
Menurut ahli geologi pemburu gempa ini, gempa yang ditunggu itu akan muncul dalam waktu dekat. Tidak ada yang bisa dilakukan selain mengumumkannya kepada masyarakat luas diwilayah SumBar untuk ber-jaga2 datangnya gempa ini yang kemungkinan akan disertai Tsunami. Persiapan mental dibutuhkan masyarakat agar dengan persiapan yang baik maka datangnya gempa tidak akan menimbulkan kepanikan sehingga jatuh korban yang jauh lebih besar.
Kapan tepatnya kedatangan gempa dahsyat ini, sang pemburu gempa sendiri tidak bisa memastikan. Namun sang pemburu gempa ini menyatakan akan tetap mengejar gempa dahsyat ini untuk menyaksikannya sendiri bersama masyarakat.
Kalo benar gempa dahsyat ini benar akan muncul, maka gempa ini adalah yang terbesar sepanjang sejarah bumi ini, karena gempa yang terjadi dalam dongeng Sodom dan Gomorah saja hanya berkisar kurang dari 8 SR. Dengan pemberitahuan ini sang pemburu gempa mengharapkan agar berita ini disebar luaskan sementara katanya pemerintah
justru menutupi berita ini untuk mencegah kepanikan. Padahal menurut pemburu gempa ini, berita ini justru harus disebar luaskan sehingga masyarakat bisa mengadakan persiapan yang tidak akan menimbulkan kepanikan.
Semoga rekan2 di Indonesia bisa menyebar luaskan berita ini sehingga persiapan2 yang diperlukan bisa dilakukan sesuai dengan petunjuk2 para ahli2 gempa dunia.
Merinding euy membacanya. Secara sanak saudara tujuh turunan di sana semua. Orang-orang yang aku sayang begitu buanyaaaaaaak di sana. Yaaah, memang kematian bisa terjadi kapan saja dimana saja dan segala yang terjadi cukuplah sebagai perantara. Namun hati siapa yang tak tergetar...

Selasa, 18 September 2007

Sahabatan ala Lelaki

Selama ini aku kira yang bisa romantis-romantisan ama sahabatnya ya cuma wanita. Yang paling luwes bilang "kangen" dst dst. Soalnya laki-laki kan sepertinya paling anti menunjukkan kedekatan-kedekatan seperti itu terhadap sesama sahabatnya.

Namun ternyata aku salah. Cukup sering memang my husband cerita-cerita tentang sohib-sohib dekatnya, baik itu temen di kampus, maupun waktu ngeAsrama di SMA. Ada beberapa nama yang sering banget disebut-sebut. Dengan istilah-istilah yang akupun sering menggunakannya, seperti: "Rasanya deket banget seperti saudara kandung", "Aku kuatir dia sekarang kondisinya gimana", "andai ada yang bisa kulakukan untuk blablabla" dst dst.

My husband mungkin termasuk tipe laki-laki yang lembut hati (apalagi dibandingkan dengan karakterku yang meledak-ledak, si dia mah sunda alus banget pilihan katanya, namun tegas). Bahkan kalaupun tersinggung dan marah berat dengan siapapun, sangat bagus memanajemen ucapan maupun tindakan (beda banget dengan akyu). Tapi tetep aja gak nyangka tengah malam tadi, ketika beliau ditelpon oleh salah satu sahabat karibnya dari SMA (yang katanya udah dekeeeeeeeeeeeeeeet buangets itu), aku mendengar kalimat berikut:

"Ente kumaha kabarna, Urang teh sono sama ente"
Yang artinya mungkin kira-kira begini: ente kabarnya gimana? saya kangen banget.

Wataaaaaaaawww... ternyata bahasa kangen tak hanya milik wanita

Rabu, 12 September 2007

Sakit Ulu Hati

Tadi malam jam setengah 3 tiba-tiba terbangun, bukan karena weker.
Ada yang nyeri...
Ternyata ulu hatinya sakit banget... perih
Akhirnya malah jadi mengganggu roommate ku (afwan ya a...)
Dan ujungnya ke kamar mandi, muntah-muntah

Aku bingung, kenapa ya? Memang beberapa hari ini selalu sakit ulu hati sehabis makan. Katanya itu gejala maag. Masuk akal kalau maag, soalnya makannya memang suka-suka aja dan porsi yang sedikit (biar gak muntah).  Tapi kenapa sekarang sakit ulu hatinya tengah malam ya? Diikuti dengan muntah air. Muntah air ini lebih nyesek daripada muntah makanan padat, karena badan kita tetep bergejolak, dari rongga perut, dada sampai ke mulut dan memuntahkan air yang rasanya pahit. Diikuti dengan keringat di seluruh tubuh, lalu hilang tenaga.

Moga2 gak apa-apa ya.. kasian dedek, soalnya umminya jadi tambah ga mau makan...

Gempa Sumatera Awal Ramadhan

Sepertinya Pulau Sumatera memang akan terus digoyang-goyang lagi oleh Gempa. Meskipun sangat tidak menginginkan ini, namun aku kuatir bahwa akan terjadi lagi bencana yang besar. Pusat gempa kali ini cukup dekat dari Padang, Jambi dan Bengkulu. Untuk daerah Padang udah dapat dipastikan pasti akan pada berlarian lagi ke kampung kami (Lubuk Minturun, kuranji dan sekitarnya yang menuju Solok) , karena daerah kami relatif paling jauh dari pantai (padahal cuma 5km an dari garis pantai kali ya??) . Yaah, kalau di Padang sih memang pantai semua, mau sejauh apa dari pantai tetap aja deket...

Di kantor sini (Jakarta) gempanya juga cukup terasa dari tadi malam (sekitar magrib), bahkan katanya masih terasa lagi malam, dan pagi tadi (baca detik.com untuk lengkapnya). Pagi ini juga dapet fwd an email dari pegawai2 di kantor cabang di daerah seperti Bengkulu dan Sibolga (belum nerima fwd an kabar dari kantor yang di Padang atau Jambi)..

Sekelumit fwd an dari Bengkulu:
....... Hanya anak2 trauma berat dan nggak bisa tidur sampai pagi, Gapura kompleks roboh, bbrp bagian rumah dinas mengalami keretakan, Gedung Kantor mengalami retak pada 21 titik, Alhamdulillah korban yang banyak bisa dihindari krn gempa terjadi pada saat hari masih terang dan masyarakat masih beraktifitas, shg masih sempat keluar rumah.  Terdapat cukup banyak rumah, ruko dan bangunan lainnya roboh, terutama di Bengkulu Utara. Satu bangunan sekolah terbakar. Terdapat bbrp bangunan amblas sampai ke dalam 1,5 meter. Masyarakat masih banyak yang berada di luar rumah, karena gempa susulan masih terjadi.  Tadi pagi sekitar pukul 6.45 terjadi gempa dgn skala 7,7 SR dengan pusat di daerah sungai penuh Kerinci (prop Jambi) yang juga terasa cukup kuat ke Bengkulu, dengan dampak cukup keras ke Jambi dan Padang
dari Sibolga:
Kota Sibolga pada hari Rabu, 12 September 2007 kira-kira pukul 18.30 WIB diguncang gempa yang cukup kuat dan cukup lama...Kamis, 13 September 2007 sekitar pukul 06.57 WIB tadi pagi gempa datang lagi dengan kekuatan yang lebih kuat dan lebih lama

Belum dapat fwd an ttg kabar dari Padang atau Jambi. Kalau liat di Detik.com cukup buruk. Semoga kita semua selalu diberi kesabaran dan mampu mengambil hikmah di setiap peristiwa

Strategi menawar adalah: Jangan ditawar


Menyandang takdir sebagai warga suku Minang (lebih dikenal dengan suku Padang) membuat saya kadang-kadang harus mengaminkan bermacam-macam stereotype, termasuk pelit, jualan oriented dan jago menawar. Terhadap 2 stereotype pertama biasanya saya cuek aja, biarlah angin yang menjawab (ceileee kamana atuh angiiin..), nah stereotype ke-3 nih yang menjadi tantangan tersendiri. Karena layaknya anak kos yang kerap kali membahas setiap detil peristiwa dengan penghuni-penghuni lain, rasanya agak-agak tertekan selalu mendapat barang yang sama dengan harga tertinggi karena ketidak piawaian saya dalam tawar menawar (dengan alasan tak tega). Lalu keluarlah kalimat maut yang membuat saya suka pingsan dalam hati“Padang palsu ni yeee" 

Namun dari hari ke hari kehandalan menawar barang itu tetap tidak berubah. Sampai suatu hari saya pernah mendengar bahwa harga barang-barang di pasar-pasar tradisional (termasuk ITC) suka ditawarkan dengan harga di atas 2 kali lipat. Apalagi kalau yang berdagang pribumi, biasanya jauh lebih tega daripada pedagang Chinese. Mereka mencari keuntungan gede dalam sekali transaksi. Tanpa mempertimbangkan bahwa tak sedikit ibu-ibu yang rela berputar-putar berjam-jam demi membandingkan harga untuk produk yang sama, lalu memutuskan tak mau lagi kembali ke toko tersebut. Berbeda dengan pedagang ras Chinese yang lebih mengutamakan volume penjualan daripada margin. Maaf ya kalau rasis, yang ngomong itu seorang bapak yang namanya cukup melangit di dunia perbankan syariah dalam suatu sesi tentang usaha kecil. Jangan marah ya.. takut nih kalau ada yang marah

Sekarang saya ingin berkisah tentang kejadian nyata kemarin sore. Bayangkanlah dialog di bawah ini di sebuah ITC di daerah cempaka putih.. 

Di Stand 1, saya tertarik dengan sebuah baju yang nampaknya cukup manis untuk kondangan.
A : Mbak, yang ini ada ukurannya? 
B : Oh, ada buk
A : Waduh..panggil mbak aja ya, biar terkesan ABG  (dengan wajah memaksa) 
B : Oh, baik mbak, mau ukuran apa? 
A : Yang paling besar aja, berapaan ini ya? 
B : 195 ribu saja, ini bahannya bagus banget blablablala dst dst 
A : HAAA.. waduuh, gak deh saya ga bawa uang sebanyak itu (ga bohong lhoo), lain kali aja... makasih yaa (lalu berlalu) 
B : tawar aja deh mbak, berapa aja terserah, tawar aja 
A : wah jangan, saya ini ga bakat menawar, kalau kerendahan juga ga enak (ga bohong loo) 
B : gpp, tawar aja 
A : jangan deh, ga enak sama mbak,  dah dulu yaa.. daagh (berlalu cepat-cepat) 

5 detik kemudian terdengar teriakan yang sangat nyaring  "Mbaaaak, 60 ribu mau gaaaaaaaak"
Gubraks!!! Tapi tetep ga jadi beli sih, udah kejauhan dan malu balik.

Kemudian di stand lainnya, saya melihat sebuah blazer yang sangat sederhana dan cukup panjang. Melihat merknya adalah baju-baju yang biasa dijual di tanah abang dengan kisaran harga 45ribuan
A : Bu, ini ada ukurannya? 
B : O ada ada, mau yang ukurannya apa (dengan logat Padang yang kental.. ooo rang awak tooh)
A : Yang paling besar bu, buat saya. (setelah mencoba), harganya berapa ya bu? 
B : Murah kok, Cuma 155 ribu 
A : Hiyyaaaah, becanda ya bu? 
B: Gak mbak, itu jahitannya bagus, model terbaru blablabla dst dst dst (padahal menurutku justru ga ada modelnya, lurus-lurus aja) 
A : Gak deh bu, kemahalan hehehe. Maaf ya, liat-liat dulu aja 
B : Tawar aja mbak, maunya berapa 
A : Gak deh, kata temen-temen saya ga pinter nawar hehehe 
B : ayo lah, tawar aja, gpp kok.. bener 
A : gak deh.. maaf ya (berlalu cepat-cepat sambil mengelus kening) 
B : 75 ? 
A : gak, makasih 
B : ya udah deh 50 ribu... 
A : (melongo)

Sampai sekarang saya masih bertanya-tanya dalam hati. Apakah memang itu strategi menawar terbaik ? yaitu dengan tidak mau menawar (tanpa harus berbohong). Mengapa marjin harga dinaikkan setinggi langit begitu, jika kemudian membuat orang lain kapok? Apakah dengan kejadian ini saya bisa membenarkan tindakan teman-teman saya yang tidak pernah mau belanja di pasar tradisional maupun ITC dengan alasan takut ditipu harga yang terlalu tinggi, walau saya yakin tidak semua ITC ataupun toko seperti itu? Saya belum mampu menjawabnya, mungkin anda bisa?

Senin, 03 September 2007

TARJIH -Qadha' dan Fidyah untuk Hamil dan Murdhi'

sumber:http://salafyitb.wordpress.com/2006/12/08/tarjih-qadha-dan-fidyah-untuk-hamil-dan-murdhi/
Penulis : Abu Ishaq Umar Munawwir

Assalamu'alaikum warahmatullah wabarakaatuh
Alhamdulillah washsholatu wassalamu 'ala rasulillah, wa ba'd:

Saya mencoba menulis apa yang bisa ditulis pagi ini, dalam body message agar tidak terkesan formal. Jadi ya bersabarlah kalu dirasa panjang. Nomor hadits tidak ditulis lengkap dan nukilan yang ada tidak disebut detail di halaman berapa, tapi kalau bukunya insya Allah disebutlah judul dan penulisnya. Alasan nya, agar ikhwan sekalian meneruskan pembahasan untuk mendapatkan semuanya itu. (Padahal sebenarnya sih karena tidak ingat ¦.he he he¦pokonamah yang terbersit ditulis weh..)

Mudah-mudahan bermanfaat.

Untuk soal dan contoh kasus insya Allah saya jawab juga di sini kalau waktunya cukup. Kalau tidak ya mungkin agak sorean lah insya Allah, atau habis Jum'atan kalau tidak ada kerjaan.

Sekedar mengingatkan, Ibnu Katsir di Muqaddimah tafsirnya mengatakan bahwa tidak sepantasnya kita menyebutkan ikhtilaf dan aqwal para ulama tapi kita kemudian tidak memberikan tarjihnya.

Jadi, mari kita sama-sama belajar untuk itu. Kalau tidak bisa tarjih, ya cukup katakan menurut yang saya tahu berdasarkan pendapat ulama anu begini jadi kita harus begini. Adapun kalau pendapat lain saya tidak tahu. Cukup tanpa menyebutkan ada A, B, C dst tapi kemudian tidak menyodorkan tarjih atau mana yang rajihnya.
Kedua, Al-Ustadz Abdul Hakim Abdat kerap mengingatkan kita untuk melakukan bahts. Tidak berhenti sampai apa kata Syaikh, namun terus menelusuri apa dibalik itu sehingga Syaikh bisa berkesimpulan seperti itu. Alasannya, jika kita berhenti sampai pada apa kata Syaikh, maka begitu Syaikh meninggal ilmu akan terputus bersamanya dan anak-anak kita hanya akan mewarisi kesimpulannya bukan dasarnya sehinga ketika kelak muncul hal serupa tapi tak sama seiring perkembangan peradaban manusa, kebingungan lah yang ada. Wal ‘iyadzu billah.

Adapun berkenaan dengan mana yang rajih bagi hamil dan murdhi' apakah (1) qadha atau (2) fidyah atau (3) qadha dan fidyah?

Fabillahi ta'ala nasta'in, Abu Ishaq mengatakan:

Ada ikhtilaf di kalangan para ulama berkenaan dengan permasalahan ini. Pendapat yang mu'tabar terbagi kedalam tiga:

(1) Wanita yang hamil dan murdhi' (menyusui) boleh tidak berpuasa dan jika demikian mereka wajib qadha saja

(2) Wanita yang hamil dan murdhi' boleh tidak berpuasa dan jika demikian mereka wajib membayar fidyah saja tanpa qadha

(3) Orang yang hamil dan murdhi' boleh tidak berpuasa dan jika demikian mereka wajib qadha dan membayar fidyah

Al-Jashshash dalam kitabnya Ahkamul Qur'n membawakan hal ini dengan menyebutkan siapa shahabat yang berpendapat demikian. Ali bin Abi Thalib untuk (1), Ibnu Abbas untuk (2) dan Ibnu Umar untuk (3).

Namun demikian, kita tentu harus melihat dan menelusuri kebenarannya berdasarkan riwayat-riwayat yang sampai kepada kita. Apakah memang demikian?

Mari kita mulai pembahasan dari ayat yang ada:

(1) Allah berfirman: “Dan bagi orang yang tidak mampu berpuasa, maka (ia membayar) fidyah (dengan cara) memberi makan orang miskin (Al-Baqarah: 184)

Pada awal mula diperintahkannya puasa seperti dalam ayat 183-184 ini, orang diberi kebebasan memilih, kalau mau berpuasa silakan kalau tidak berarti harus memberi makan orang miskin sebagai gantinya (lihat Tafsir Ibnu Katsir). Namun demikian, hukum yang terkadung di ayat 184 ini kemudian dimansukh dengan ayat berikutnya (185) yang mengatakan: “Siapapun yang mendapati bulan (Ramadhan) maka ia harus berpuasa.‚¬Â Silakan lihat penjelasan mansukhnya ayat 184 oleh ayat 185 ini di buku Shifat Shoum Nabi oleh Syaikh Ali Hasan dan Syaikh Salim Al-Hilali.

(2) Allah berfirman: “Maka barangsiapa yang sakit atau sedang safar, (dia boleh tidak berpuasa) dan membayarnya di hari yang lain. Allah mengendaki kemudahan bagimu dan tidak menghendaki kesulitan bagimu.(Al-Baqarah: 185)

Berdasarkan kedua ayat ini maka disimpulkan bahwa semua kaum muslimin wajib berpuasa, dan keringanan untuk tidak berpuasa hanya berlaku bagi orang yang sakit dan orang yang dalam keadaan safar. Dan sebagai kompensasinya, mereka harus membayarnya di hari lain (qadha').

Namun kesimpulan ini terlalu dini, karena ada riwayat Abu Dawud dan Al-Baihaqi dari Ibnu Abbas dan Mu'adz bin Jabbal, bahwa hukum “bagi yang tidak mampu maka (ia membayar) fidyah kepada orang miskin tetap berlaku, hanya berlakunya itu adalah bagi pria yang sudah tua, wanita yang sudah tua serta wanita hamil dan murdhi'. Kedua riwayat ini shahih adanya.

Dengan demikian, maka kesimpulan lanjutannya adalah:

Semua kaum muslimin yang mendapati bulan ramadhan wajib berpuasa. Kewajiban ini dikecualikan bagi:

- Musafir dan orang sakit, keduanya boleh tidak berpusa tetapi harus menggantinya di lain hari (qadha).

- Orang tua, wanita hamil dan menyusui (murdhi'), mereka boleh tidak berpuasa tetapi harus menggantinya dengan cara memberi makan orang miskin sejumlah harinya (fidyah).

Sampai disini jelas lah permasalahan.

Namun jika demikian kesimpulannya, kenapa ada pendapat yang mengatakan harus qadha -baik menyendiri hanya qadha ataupun dibarengi dengan fidyah- ?

Jawabnya, qadha dan fidyah adalah ibadah, dan al-aslu fil ‘ibadati at-tauqifiyyah. Jadi, mana dalilnya kalu qadho ikut berperan dalam bolehnya wanit hamil dan murdhi untuk tidak berpuasa? Kalau memang ada dalil tentu kita nyatakan demikian, kalau tidak ada dalil berarti kembali pada kesimpulan di atas.

Mereka yang berpendapat qadha sangat bertanggung jawab, apa yang diyakini berpijak pada dalil sebagi berikut:

Hadits riwayat An-Nasa'i dari Anas bin Malik: “Sesungguhnya Allah mengangkat (kewajiban) dari musafir setengah sholat dan dari wanita hamil serta menyusui (kewajiban) puasa.

Hadits ini shohih adanya. Hadits ini juga merupakan dalil bahwa wanita hamil dan menyusui mendapatkan keringanan untuk tidak berpuasa.

Dari hadits ini, mereka beristidlal bahwa posisi musafir dan wanita hamil serta menyusui ini sama karena adanya dilalah iqtiran di sana yaitu dan . Dengan demikian maka kompensasinya sama yaitu harus mengganti di lain hari karena musafir apabila tidak berpuasa ia harus menggantinya di lain hari (qadha).

Mereka juga menggunakan qiyas dengan orang sakit. Oleh karena orang sakit apabila tidak berpuasa harus menggantinya di lain hari (qadha'), maka demikian juga halnya dengan wanita hamil dan menyusui.

Dengan demikian, jelaslah dalil/alasan pendapat tentang wajibnya qadha' bagi wanita hamil dan menyusui.

Lalu pendapat ketiga bagaimana, yaitu tentang wajibnya qadha dan fidyah? Ini lebih mudah, mereka mencoba menggabungkan kedua pendapat di atas. Dan ini benar. Dalam arti, ketika kita menjumpai seolah ada beberapa dalil/pendapat yang terkesan bertentangan, solusi pertamanya adalah kita coba thariqatul jam'i, kita coba gabungkan. Kalau ternyata tidak bisa karena memang jelas kontradiksinya dalam kondisi bagaimanapun baru kita lakukan tarjih (adu unggul).

Penggabungan ini dirinci dalam beberapa kondisi. Namun apapun kondisinya itu semuanya berpulang pada benar tidaknya istidlal tentang wajibnya qadha bagi wanita hamil dan menyusui tersebut. Jika benar, maka pendapat penggabungan itu mungkin lebih tepat. Jika ternyata tidak, maka kita kembali ke semula, yaitu hanya fidyah.

Berarti masalahnya, benarkah istidlal mereka yang berpendapat wajibnya qadha?

Jawabnya, dengan istidlal seperti tersebut di atas, maka konsekuensinya mereka harus membuktikan bahwa semua riwayat Abu Dawud, Baihaqy, dan Daruqhutni tentang membayar fidyah itu adalah dho'if / lemah. Kenapa? Karena istidlal ini kontradiksi dengan kedua riwayat itu, yakni dari Ibnu Abbas dan Ibnu Umar. Sekiranya riwayat-riwayat ini memang dho'if, tentu yang rajih adalah pendapat wajibnya qadha, sebab qiyas dengan orang sakit adalah benar dan dilalah iqtiran dengan musafir juga jelas.

Namun ternyata tidak demikian kenyataanya. Semua riwayat itu shahih, dan jelas bertentangan dengan istidlal mereka yang mengatakan wajibnya qadha.

Perincinnya:

(1) Riwayat Abu Dawud dari Ibnu Abbas: “Telah tetap bagi laki-laki dan wanita yang sudah lanjut usia dan tidak mampu berpuasa, serta wanita yang hamil dan menyusui jika khawatir keadaan keduanya, untuk berbuka dan memberi makan orang miskin setiap harinya"

(2) Riwayat Ad-Daruquthni dari Ibnu Umar:

“Seorang wanita hamil dan menyusui boleh berbuka dan tidak mengqadha"

“Berbukalah dan berilah makan orang miskin setiap harinya dan tidak perlu mengqadha"

Dalam jalan lain dikatakan bahwa anak perempuan Ibnu Umar adalah istri seorang Quraisy, dan sedang hamil. Dia merasa kehausan ketika puasa Ramadhan, maka Ibnu Umar pun menyuruhnya berbuka dan memberi makan seorang miskin.

(3) Riwayat Al-Baihaqi dari Ibnu Umar bahwa beliau ditanya tentang wanita hamil yang khawatir akan kandungannya: “Berbuka dan gantinya memberi makan satu mud gandum setiap harinya kepada seorang miskin.

Pembahasannya:

Hadits Anas bin Malik tentang diangkatnya kewajiban setengah sholat dari musafir dan kewajiban puasa bagi wanita hamil dan menyusui adalah umum. Perlu perincian dan tafshil. Dan ini dibuktikan dengan adanya hadits yang merinci sholat apa yang diqashar tersebut dan mana yang tidak, tidak bisa berlaku mutlak bahwa semua sholat dipotong setengah. Demikian juga dalam hal pemotongannya, apakah jumlah raka'at atau di rukunnya. Karenanya riwayat perinci harus dibawa kemari.

Demikian juga halnya dengan wanita hamil dan menyusui. Hadits ini menerangkan tentang diangkatnya kewajiban berpuasa dan tidak mutlak dalam arti tidak ada kompensasi. Karenanya hadits Ibnu Umar dan Ibnu Abbas di atas harus dijadikan sebagai bayan/perinci dari hadits Anas bin Malik ini. Dengan demikian, dilalah iqtiran di hadits Anas bin Malik tersebut tidak bisa dijadikan alasan untuk menyamakan kompensasi tidak berpuasanya yaitu qadha karena ada riwayat-riwayat yang merinci kompensasi untuk si wanita hamil dan menyusui tersebut.

Dengan demikian, maka jelaslah bahwa pendapat wajibnya qadha dengan istidlal seperti tersebut di atas adalah tidak tepat, kecuali sekali lagi kecuali- kalau riwayat-riwayat perinci tersebut tidak shohih alias dho'if.

Adapun qiyas dengan orang sakit, tidak bisa dilakukan karena telah datang riwayat yang jelas dan menerangkan tentang kedudukan dan kondisi wanita hamil dan menyusui ini. Sekali lagi juga, jika semua riwayat itu dlo'if tentu qiyas ini benar adanya. Dan segera kita katakan bahwa yang wajib adalah qadha'.

Dengan demikian, tampaklah cahaya terang bagi kita dan jernihlah segala kekeruhan yang ada, walhamdulillah, bahwa yang rajih berdasarkan dalil-dalil yang ada adalah bagi wanita hamil dan menyusui diberikan keringanan untuk tidak berpuasa dan mereka harus menggantinya dengan membayar fidyah kepada orang miskin sejumlah hari di mana mereka tidak berpuasa. Tidak ada kewajiban qadha' bagi mereka karena tidak ada dalil yang mendasarinya.

Hadits Ibnu Umar di atas juga menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan apakah wanita hamil berbuka karena khawatir terhadap dirinya atau anaknya atau keduanya, semuanya sama cukup dengan membayar fidyah.


Petamburan, 28 Sya'ban 1427

Abu Ishaq As-Sundawy

[Cluster 16] Rumah Tangga, Pembelajaran Tiada Akhir

Ini adalah tulisan dari aku, yang baru 4 bulan lebih beberapa hari belajar mengenal apa itu rumah tangga. Tentunya pengetahuan baru seujung kuku, pengalaman baru sepeminuman teh kalau dalam istilah dunia persilatan. Belum layak rasanya menyimpulkan apa-apa, namun bukan berarti juga tidak boleh menggoreskan sedikit makna, bukan?

Rumah tangga itu ternyata menakjubkan. Menakjubkan dari segala pernak perniknya. Suka dukanya. Awalnya, prosesnya dan setiap detiknya.

Menakjubkan belajar mengenal sosok laki-laki yang nyaris pertama dalam hidup. Ayah juga laki-laki sih, namun hanya muncul samar-samar dalam ingatan usia 3 tahun. Uda kanduang juga laki-laki namun sudah diambil Allah saat aku belum muncul ke dunia. Adik juga laki-laki sih, namun dari dia SMP aku sudah meninggalkan rumah (ketemu setahun atau setengah tahun sekali tahu-tahu sudah jadi bujang gadang! Pangling!). Jadilah ibu, seorang wanita tulen, sosok yang paling dekat dengan hari-hari

Menakjubkan perlahan mengenal sosok seorang laki-laki dan tertatih menyebutnya 'kakak' juga kegelian ketika lidahnya bengkok-bengkok membahasakan dirinya dari 'ane' menjadi 'Aa'.

Menakjubkan menyelami betapa 'berbeda'nya dunia laki-laki. Mulai dari cara makan, cara bicara, cara mengerutkan kening, cara mengomentari sesuatu, cara berfikir, bahkan cara meletakkan handuk sehabis mandi ! Beda ! Perbedaan yang tidak selalunya bisa benar-benar 'klop'. Namun tetap saja menambahkan satu rasa yang hebat setiap hari. Rasa sayang !

Tiba-tiba saja kita bisa menjelma memiliki keahlian banyak peran dengannya. Menjadi teman, menjadi partner diskusi, teman debat!, menjadi adik, menjadi ibu, menjadi sahabat sejati. Tiba-tiba saja proses pengenalan dan kedekatan itu membuat hidup kita penuh dengan kejutan setiap saat. Ada-ada saja hal baru yang kita pelajari darinya. Tentang dia, tentang diri kita. Kita tidak hanya menjadi tambah pintar mengenali dirinya tapi juga mengenali dan menyelami diri sendiri. Lihat! Luar biasa pembelajaran di dalamnya. Seperti tadi kukatakan. banyak perbedaan yang tidak selalunya bisa benar-benar 'klop'. Namun tetap saja menambahkan satu rasa yang hebat setiap hari. Rasa sayang !

"Rabbi, mudahkanlah kami untuk mencintai dan dicintai"

Rumah tangga itu ternyata menakjubkan. Menakjubkan dari segala pernak perniknya. Suka dukanya. Awalnya, prosesnya dan setiap detiknya.

Saat ini ada lagi hal baru yang harus kupelajari. Tentang sebuah kehidupan baru yang sedang tumbuh dalam tubuh dan berbagi denyut jantung denganku. Duhai kamu yang kelak menjadi cinta dan harapan kami. Menjadi cerminan pribadi, prilaku dan didikan.

Tiba-tiba saja begitu banyak hal baru yang dipelajari. Awalnya, prosesnya dan setiap detiknya.

Luar biasa ternyata pembelajaran dan persiapan untuk menjadi seorang ibu. Belum 100 hari merawat sebuah nyawa di dalam tubuh rasanya sudah demikian luar biasa. Mestinya belum ada apa-apanya dibandingkan apa yang telah dilakukan ibu kita sampai kita sebesar ini. Malu rasanya membayangkan berapa ratus kali telah menyakiti hati ibu? Berapa ribu kali kita telah mengecewakan ibu? Berapa juta kali kita menzolimi ibu kita? Betapa ibu nyaris tidak pernah membalas dengan balik menyakiti hati kita. Berbeda dengan kita, ibu tidak pernah bersungguh-sungguh ingin menyakiti hati anaknya. Kesadaran telak yang baru begitu menohok muncul saat merasakan persiapan menjadi ibu."Ibu, andai bisa kami pesankan rumah di Surga untukmu"

Kata sahabatku, menikah adalah
Saat dimana seseorang tdk hanya memikirkan dirinya sendiri lagi
Saat dimana ada teman untuk berbagi, ada teman untuk bersama2 menuju cinta-Nya
Saat dimana orang tua bertambah, dan keluarga pun bertambah
Saat dimana hati menjadi tenang dan bahagia tanpa harus lupa bahwa ada setumpuk tanggung jawab juga disana

Saat dimana kesempatan tuk menjadi seorang ibu mendekat
Saat dimana peluang sebagai istri sholehah yg akan mendapatkan syurga-Nya ada
Saat dimana tergenapkan separuh agama..

"Rabbi, mudahkanlah kami untuk mencintai dan dicintai"
Dan aku masih ingin lebih banyak belajar lagi

(3 sept 2007)
detik-detik menuju angka 26