Rabu, 30 Juli 2008

Merasa Gagal Menjadi Ibu


Akhirnya tak tahan juga menuliskan ini...

Maafkan bunda, Nak.
Awalnya, Ketika bunda harus ninggalin dedek di usia 2.5 bulan untuk sebuah perjalanan dinas, perasaan gagal itupun bermula..

Lemah memang diri bunda ini, Nak.Kembali ke cerita lama, bukankah memang 'bekerja' bagi bunda adalah sebuah keniscayaan? Dari sisi finansial terutama. Bukan untuk kita saja Nak, tapi juga bagi banyak pihak nun jauh di sana. Pembenaran kah ini, Nak? Lalu jika saat ini timbul konsekuensi seperti ini bukankahbunda mestinya siap? matang batin. Siap diri. Siap hati. Ikhlas? Kemudian, Tak lama sepulang dari perjalanan dinas yang panjang dan melelahkan batin engkau ternyata sakit. 

Duhai, Nak
Berpisah sekian jam per hari saja denganmu rasanya gelombang rindu berubah menjadi tsunami yang membadai di dalam hati bunda, bisakah bayangkan berpisah denganmu 11 hari? kiamat di hati Bundamungkin Nak. Hari-hari terasa begitu panjang. Kadang rasanya seperti mayat hidup yang berusaha tertawa dan mengerjakan ini itu sementara hati Bunda tertinggal bersamamu.

Perasaan gagal itu mulai semakin menyiksa...

Anak sempat tidak mengenali bunda. Tidak akrab lagi. 11 hari bagimu sudah cukup untuk membuat bunda berganti abah. 
Dulu dekapanku mungkin tempat ternyaman bagimu... 
Dulu, mungkin hanyabau badanku yang membuat lelap matamu... 
Dulu, ASI adalah satu-satunya... 
Dulu, kita adalah 2 teman akrab... Setiap terbangun malammu adalah saat-saat yang begitu bundo tunggu Nak, untuk dapat meraihmu, memandang lelapmu dan memberimu makanan terbaik... Setelah engkau sembuh pun kita menjadi berjarak ya Sayang... 

Bagimu sekarang Abah adalah segala-galanya. 
Bahkan perlahan kau\ pun mulai berpaling dari ASI bundo. Lambat laun sang ASI pun berkurang karena sadar kau pun tak lagi terlalu menyukainya Nak... Sempat... bunda masih bisa mengecohmu dengan tetap menyusuimu di lelap-lelap tidurmu. Dan engkau mau... !!! Bahagia sekali rasanya.. Perasaan gagal itu sedikit terobati...

Namun kemudian seiring bertambah usiamu, bertambah juga kepekaanmu, engkau tak mau lagi menyusu dalam keadaan terkecoh seperti itu. Dan mulailah penolakan-penolakan itu. Penolakan yang memerihkan hati Bunda Nak...

Bagimu bunda yang sekaranghanya tempat bermain, bermanja, tertawa, menangis, gembira, tapi bukan lagi tempat untuk menyusu... Padahal, tahukah kau Nak, itulah makanan terbaik bagi tumbuh kembangmu. Tak ada yang lebih baik. Bunda sedih sayang... Bunda merasa gagal... gagal sekali... padahal usiamu belumlah 5 bulan, namun bunda tak lagi berguna sebagai penyedia makanan terbaik bagi pertumbuhanmu... 

Bunda tersudut di pojokan, terpuruk, menyesali, menangisi..
Apa yang bisa bunda lakukan untuk menebus ini Sayang... Hilang sudah kesempatan memberi makanan terbaik sampai usia 2 tahun.. Apa yang bisa bunda lakukan agar kamu kembali ingat kebersamaan kita saat momen-momen menyusui begitu luar biasa? Apa yang bisa bunda lakukan Nak... 

Setiabudi, akhir juli 2008, saat rasanya begitu gagal menjadi ibu. 

Jumat, 18 Juli 2008

Sudah Bisa Tengkurap


Ini sebagai bagian dari catatan perkembangan bayiku.

Alhamdulillah di usia 4 bulan sudah bisa tengkurap dengan serius. Disebut serius karena biasanya cuma kadang-kadang aja tiba-tiba tengkurap (kalau lagi mood), itu juga jaraaaaaaaaang banget. Tanggal belasan kemarin sebelum bundo and Abah ke kantor tiba-tiba dedek tengkurap ga berhenti-berhenti (kayak yang pamer), sambil badannya muter-muter kayak jarum jam. Lagi semangat kayaknya :). Sehat-sehat ya nak... 

Kamis, 17 Juli 2008

Dedek Ceria Lagi




Sedih deh selama dedek demam dan dalam proses menjelang sembuh, Ga tega rasanya melihat dia jerit-jerit kesakitan setiap saat. Tidur pun ga nyenyak, tidur 15 menit, bangun 1-2 jam lalu nangis sekencang-kencangnya. Maklum  pilek, hidung tersumbat jadi kepalanya sakit berat. Sedih banget rasanya. Ga tega.

Walau beratnya udah mencapai 7.2kg, toh  baru 3 bulanan usianya.... Suasananya kontras sekali. Dari yang biasanya anteng, diem dan tidurnya banyak, tiba-tiba sekarang jadi suka nangis...Dari yang tadinya suka senyum-senyum tiba-tiba pasang wajah kesakitan terus.. hiks..kacian... Beratnya juga turun...

Alhamdulillah skrg udah sembuh. Kami curiga karena perubahan kontras dari ASI eksklusif tiba-tiba harus campur2 sufor selama bundo dinas.Lalu daya tahan jadi menurun (mungkin gak?). Atau jangan-jangan pernah ga cuci tangan sebelum meraih dedek ketika pulang kantor.

Maklum kita sama-sama pelanggan kendaraan umum, jadi kemungkinan membawa pulang kuman sangat besar sekal. Bundo selalu terapkan selalu cuci tangan, kaki dan ganti baju (kalau perlu mandi) sebelum pegang dedek namun ternyata tidak menjadi jaminan juga..

Alhamdulillah sekarang dedek sudah ceria lagi dan suka senyum-senyum lagi seperti biasanya :),senyum yng ngangenin ^_^ Sekarang giliran bundo yang cuti sakit, karena mendadak pilek dan meriang-meriang. Kata dokter cuma kecapean. Tadinya sempat curiga dbd atau typus, kok demam udah 6 hari ga sembuh-sembuh. Semoga dedekga ketularan dan sakit lagi ya nak...

Mari Peduli Lingkungan


Jakarta akhir-akhir semakin panas menyengat baik di dalam apalagi di luar ruangan. Bahkan pada saat tulisan ini diketik, penunjuk temperature di meja saya menunjukkan suhu 27 derajat Celcius. Gerah. Kalau tidak salah memang sedang ada upaya penghematan energy listrik,sehingga AC dari central tidak sedingin biasanya. Disamping itu hal ini mungkin juga terkait dengan suhu udara yang kian hari kian tak menentu.
 
Berbicara masalah suhu, belakangan saya   mulai merasakan meningkatnya atmosfer kepedulian terhadap lingkungan, baik dari rekan kerja maupun di berbagai kesempatan. Entah itu dampak dari kampanye tentang global warming atau memang kesadaran masyarakat telah tumbuh dengan sendirinya seiring dampak perubahan keadaan tren cuaca, iklim dan suhu akhir-akhir ini yang terasa cukup ekstrim.Tak jarang saya jumpai kutipan berikut di bagian footer  email : “Please consider the environment before printing this e-mail". Demikian juga dengan meningkatnya kesadaran untuk menggunakan kertas bekas untuk keperluan printing atau keperluan lain. 

Di majalah Annida terbaru saya temukan paragraph yang menyatakan bahwa pengiriman cerpen dapat dengan menggunakan kertas bekas untuk berpartisipasi dalam meminimalisir penggunaan sumber daya alam sekaligus mengurangi pemanasan global. Cool. Bahkan baru-baru ini ada usulan supaya bulletin dan majalah interen di kantor disajikan dalam bentuk pdf format instead of dicetak dan didistribusikan via email atau diupload lewat intranet.   Fokus kepada masalah global warming. Sampai saat ini masih terus berlangsung diskusi tentang masalah global warming itu sendiri, baik di kalangan ilmuwan ataupun praktisi. Mulai dari Inconvenient truth nya Al Gore yang dinilai banyak unsur politisnya sampai kepada diskusi-diskusi ilmiah. Ada juga anggapan bahwa GW  adalah suatu keniscayaan, sebuah proses alam terlibat di dalamnya dan bukan merely hasil dari kreativitas tangan-tangan manusia sehingga yang bisa dilakukan adalah memitigasi bukan mencegah. Diantaranya seperti pendapat di sini dan di sini. Tidak seperti kutipan Al Gore di sini bahwa The vast majority of scientists agree that global warming is real, it’s already happening and that it is the result of our activities and not a natural occurrence. Thanks to mr Rovicky atas tulisannya

Anyway,  tidak ada salahnya jika mulai dari sekarang menumbuhkan keikutsertaan dalam sebuah ajang kepedulian terhadap lingkungan mulai dari hal-hal kecil di sekitar kita. Langkah-langkah kecil berikut bisa jadi sangat berarti, diantaranya :

  1. Print dengan kertas bekas jika tidak begitu penting
  2. Kurangi melakukan printing jika memang tidak perlu 
  3. Menggunakan kertas bekas sebagai notes 
  4.  Pakai tissue seperlunya saja 
  5.  Menanam pohon, menghijaukan lingkungan sekitar 
  6.  Mematikan lampu dan alat-alat listrik lainya ketika tidak diperlukan   
  7. Bawa tas kain ketika berbelanja ke supermarket instead of meminta kresek (hmm .. agak repot kayaknya ya..) 
  8. Mengurangi pemakaian kendaraan bermotor 
  9.  Ganti lampu-lampu di rumah dengan yang hemat energy 
  10. Mengurangi pemakaian hair dryer. Lagipula mengeringkan rambut dengan hair dryer dapat merusak kesehatan rambut 
  11. Menaikkan temperature Air conditioning (hmm berat memang, apalagi jika suhu lagi panas-panasnya) 
  12. Membaca koran online (jika punya jaringan internet)
Demikian, ada ide lain? 

Senin, 14 Juli 2008

Rumah dan Kendaraan

//ini hasil migrasi blog, 7 Juli 2015. Pindahan dari unisa81.net//

Akhir-akhir ini Bundo and Abah mulai serius mikirin 2 masalah ini:

1.       Masalah kendaran
Kita ga punya kendaraan apapun, baik itu sepeda, sepeda motor apalagi mobil. Dulu sebelum nikah, Abah memang punya sepeda motor. Tapi karena bundo paranoid dengan sepeda motor dan suka cemas sendiri memikirkan kondisi jalan raya dan dunia persilatan motor di Jakarta ini (Suka deg deg an euy, jadi ga tenang), maka bundo minta agar abah gak bergaul lagi dengan sepeda motor, daripada bundo kepikiran terus. Alhasil kita berdua kemana-mana naik kendaraan umum dan suka ‘terpaksa’ naik taksi. Nah, kondisi terpaksa nya ini yang tanpa disadari lama-lama jadi pembenaran tersendiri.
Ditambah dengan kondisi angkot yang jarang banget dari kontrakan kita di Setiabudi ke Sudirman, kita juga jadi sering naik Ojek. Tahu kan, ojek suka lebih mahal dari taksi. Bundo sebenernya ga keberatan jalan kaki untuk jarak yang ga begitu jauh (karena selama kuliah juga terbiasa jalan kaki menempuh jarak yang cukup jauh sebab tinggal di kompleks kampus yang luas). Namun kondisi di karet belakang memang tidak mengkondisikan kita untuk berjalan kaki dengan nyaman. Trotoar mulai dari pasar mencos nyaris sampai ke kolong karet dipakai untuk berjualan. Kalau mau jalan kaki ya arada di tengah jalan. Dag dig dug deh

Masalah lainnya timbul ketika beberapa kali kita punya pengalaman yang tidak menyenangkan di atas Kopaja no 19 dan 604. Walaupun jarak Setiabudi-Thamrin cuma ‘sejengkal’, namun potensi kriminalnya memang tidak bisa dianggap remeh. Sejak itu bundo hampir selalu dianter abah ke kantor. Pertimbangan lain yang perlu diperhatikan juga adalah karena sekarang sudah ada pendatang baru yang mungil dan lucu. Hafidz!!! ^_^ Juga ibu yang selalu stand by ngejaga Hafidz. Ini juga harus jadi bahan pertimbangan. Dan tentunya juga budget harus sesuai :)

2.       Masalah Rumah
Abah dan Bundo so far cukup nyaman ngontrak di daerah Setiabudi sini. Selain karena rumahnya bersih, cukup lega, pengelolanya professional, lingkungannya bagus, ga jorok, dan bisa taruh kendaraan (kalau punya). Yang paling penting deket banget ke  Thamrin, sehingga dalam 15 menit Bundo sudah bisa ketemu Hafidz sayang :), tidak stress di jalan karena kelamaan dst dst.
Namun tentu saja lambat laun harus mulai nyari2 rumah sendiri. Nah, pertanyaan pentingnya adalah: LOKASI. Beli rumah di Jakarta (dalam kota), almost imposible. Selain karena harganya pasti selangit, juga ga jelas potensi banjirnya. Ga jelas peta daerah2 yang aman banjir.. siapa yang menjamin?

Pilihannya tentu di pinggir atau di luar kota (depok, bogor, bekasi, tanggerang). Moga-moga nemu kompleks perumahan yang cukup bagus dan bersih dan harus memikirkan suasana sekolahan buat Hafidz juga, ya nak J. Saat ini lagi cenderung pengen tinggal di Bogor kelak. Selain karena udaranya relative lebih bersih, mestinya aman dari banjir. Bundo dan Abah ke Jakarta tinggal naik kereta.
Selain itu harus dipikirkan juga kemungkinan bundo untuk sekolah lagi dan mungkin di tempat yang agak jauh. Lalu bagaimana jika rumahnya ditingal kosong untuk waktu yang lama. Hmm memang banyak yang perlu dipertimbangkan

Begitulah, sekarang lagi mencari solusi-solusi yang memungkinkan untuk 2 hal di atas.Sharing disini barangkali ada masukan. Doakan ya :)


Kamis, 10 Juli 2008

Wudhu Lahir Batin


Forward-an dari milis tetangga. Tulisan yang menohok...

Seorang ahli ibadah bernama Isam Bin Yusuf, sangat waras dan khusyuk sholatnya. Namun, dia selalu khawatir kalau-kalau ibadahnya kurang khusyuk dan selalu bertanya kepada orang yang dianggap lebih ibadahnya, demi untuk memperbaiki dirinya yang selalu dirasakan kurang khusyuk. 

Pada suatu hari, Isam menghadiri majlis seorang abid bernama Hatim Al-Assam dan bertanya, "Wahai Aba Abdurrahman, bagaimanakah caranya tuan sholat?" Hatim berkata, "Apabila masuk waktu solat, aku berwudhu lahir dan batin." Isam bertanya, "Bagaimana wudhu lahir dan batin itu?" 

Hatim berkata,"Wudhu lahir sebagaimana biasa yaitu membasuh semua anggota wudhu dengan air". Sementara wudhu batin ialah membasuh anggota dengan tujuh perkara :

  1. * Bertaubat 
  2.  * Menyesali dosa yang telah dilakukan 
  3. * Tidak tergila-gilakan dunia 
  4.  * Tidak mencari/mengharap pujian orang (riya') 
  5.  * Tinggalkan sifat berbangga 
  6.  * Tinggalkan sifat khianat dan menipu 
  7.  * Meninggalkan sifat dengki." 
Seterusnya Hatim berkata, "Kemudian aku pergi ke masjid, aku kemaskan semua anggotaku dan menghadap kiblat. Aku berdiri dengan penuh kewaspadaan dan aku rasakan: 

  • aku sedang berhadapan dengan Allah, 
  • Surga di sebelah kananku, 
  • Neraka di sebelah kiriku, 
  • Malaikat Maut berada di belakangku, dan 
  • Aku bayangkan pula aku seolah-olah berdiri di atas titian 'Shiratal mustaqim' dan menganggap bahwa sholatku kali ini adalah sholat terakhir bagiku, kemudian aku berniat dan bertakbir dengan baik." "Setiap bacaan dan doa didalam sholat, aku paham maknanya kemudian aku ruku' dan sujud dengan tawadhu, aku bertasyahud dengan penuh pengharapan dan aku memberi salam dengan ikhlas. Beginilah aku bersholat selama 30 tahun." 
 Apabila Isam mendengar, menangislah dia karena membayangkan ibadahnya yang kurang baik bila dibandingkan dengan Hatim.

Jumat, 04 Juli 2008

[Cluster] Teman?

//ini hasil migrasi blog, 7 Juli 2015. Pindahan dari unisa81.net//

Temans,
Apakah arti sahabat bagimu?
Seberapa pentingkah mereka bagi hidup kita? Dan bagaimanakah cara kita menjaga persahabatan?

Suatu hari pernah ada yang bercerita pada saya tentang sebuah kisah pada jaman rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam . Saya lupa redaksinya dan lupa fokus cerita pada rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam  atau pada salah seorang sahabat (mohon kalau ada yang lebih tahu memberitahukan). Diceritakan bahwa beliau tersebut sangat memuliakan sahabat-sahabatnya dan memperlakukan mereka dengan sedemikian rupa sehingga seolah-olah bagi setiap sahabatnya mereka masing-masing lah yang paling istimewa. Keren ya ^_^
Empat tahun yang lalu, beberapa bulan setelah wisuda-di bulan September, salah seorang sahabat  pernah mengirimi saya  kartu menasehati saya "Jangan pernah melupakan sahabatmu, karena di suatu saat dia bisa jadi salah namun di saat lain dia juga pernah berbuat baik"  (thx ya bu, dikau mungkin sudah lupa, tapi kartunya selalu kusimpan, apalagi nasehatmu itu ^_^)

Pun di waktu lain aku mengintip blog seorang teman, katanya ada beberapa sms yang tidak pernah dihapusnya. Salah satunya adalah sms berbunyi : "Apa Kabar Iman ? Semoga selalu melangkah maju. Apa Kabar Hati ? semoga selalu bersih dari kelabu. Apa kabar Cinta? semoga selalu berpeluh rinduNya". Sms itu juga tidak pernah kuhapus, karena saling menasehati memang keren :)

Persahabatan,
Suatu saat saya pernah bersepakat bahwa persahabatan juga akan melewati ujian. Sayapun pernah mengalaminya. Dan saya rasa hampir semua orang pernah mengalaminya. Ketika masalah tersebut lewat, kadang saya merasa sedih mungkin ketika hal itu terjadi saya pernah sangat menyakiti sahabat saya, baik itu lewat ucapan, perbuatan, disengaja maupun (merasa) tidak disengaja. Banyak hati yang selembut sutera...
Tapi percayalah, dibalik segala kesalahan, sahabat sejati tak pernah bersungguh-sungguh ingin menyakiti sahabatnya.

Kenapa saya tiba-tiba menuliskan ini? Karena baru-baru ini saya menjumpai kasus 2 orang yang telah bersahabat lama, bertahun-tahun, tiba-tiba bertengkar karena (sedikit) salah paham yang menurut saya sangat besar potensi untuk kembali berbaikan. Namun kemudian ternyata salah satu pihak merasa 'tidak ingin lagi seperti dulu' karena di matanya 'kejadian itu' sangat terlalu menyakitkan. Sang teman menyakiti hati secara verbal dan bahasa tubuh. Dan kemudian silaturahmi keduanya memburuk walau masih bertegur sapa. Awalnya saya bingung, bagaimana bisa pertemanan yang telah terjalin begitu lama sampai ke taraf 'tak bisa baikan lagi' hanya karena peristiwa sesaat?. Namun kemudian saya sadar, sebagai  'pihak luar' saya tidak bisa men-judge apapun, karena bagaimanapun saya tidak pernah benar-benar berada di situasi tersebut.

Peristiwa ini kemudian membuat saya berfikir lama. Menjaga sesuatu memang jauh lebih susah dibanding ketika memulainya.
Tiba-tiba saya teringat sahabat-sahabat saya. Orang-orang yang bagi saya sungguh spesial. Saya yakin, dengan segala ketidak sempurnaan saya, pastilah ada saat-saat dimana saya pernah tersalah, sengaja maupun tidak. Pasti ada.
Tiba-tiba saya teringat sahabat-sahabat saya, yang bagi saya rata-rata memiliki jiwa besar, kelembutan hati, penyayang, penuh empaty, good listener dan merupakan sosok-sosok yang selalu saya cari ketika ingin bertukar fikiran. Walaupun untuk topik-topik yang berbeda-beda. Saya merasa sangaaat bersyukur telah diberi hadiah sahabat-sahabat yang begitu indah.

Ya... bagi saya, sahabat adalah hadiah;
Karena, dibalik segala kekurangan saya mereka masih tetap mau saling bertukar kabar, baik dengan sms-sms, telpon, chatting singkat, saling bertukar kabar, saling menasehati, menyemangati, saling berkirim email-email singkat, bahkan email-email panjang yang kadang butuh waktu berhari-hari membalasnya.

Ya... bagi saya, sahabat adalah anugerah;
Karena mereka tak hanya menasehati saya namun saya berharap juga memaafkan saya (semoga). Karena alhamdulillah kami sampai saat ini masih saling bertukar kabar. 

Ya... bagi saya, sahabat adalah amanah;
Karena ternyata butuh penjagaaan yang serius agar tetap indah selamanya.

Kembali kepada peristiwa di atas, saat berbincang dengan salah satu dari pihak yang berkonflik tersebut, kemudian banyak sekali hikmah yang kemudian dapat saya peroleh. Hal-hal  ini sekaligus menjadi renungan terhadap hal-hal yang mungkin juga pernah saya langgar ketika berinteraksi dengan sahabat-sahabat saya;
Ketika sahabatmu merasa tersakiti, lekaslah introspeksi diri, mungkin bagimu engkau benar namun baginya hati telah tersakiti. Tidak ada salahnya memulai meminta maaf; Menjadi seorang sahabat butuh empati, pemahaman terhadap perasaan orang lain; Menjadi seorang sahabat harus siap menjadi ’a good listener’, tidak hanya sibuk membicarakan diri sendiri. 

Ternyata memang ada seninya...
Demikianlah dulu, semoga tulisan ini tidak dikategorikan sebagai ghibah. Hatur nuhun untuk teman-teman yang selalu memaafkan kesalahan-kesalahan saya, sehingga sampai detik ini masih senantiasa saling bercerita, saling bertukar kabar, dan saling bertukar email... Engkau sungguh berharga J
Dan aku selalu percaya bahwa sahabat sejati tidak pernah benar-benar bermaksud menyakiti hati sahabatnya

Setiabudi, 4 juli 2008
*jzkl aa atas masukan2nya...



Rabu, 02 Juli 2008

Dedek Demam

Sudah beberapa hari ini anak sayang bundo agak rewel tiap malam. Awalnya difikir itu pengaruh imunisasi DPT-HIB dan Polio. Tapi kok rewelnya kelamaan ya nak? Sudah hampir seminggu. Bundo dan Abah sempat panik berat ketika mendadak tengah malam suhu badanmu tinggi sekali. Alhamdulillah dari kemarin sudah baikan ya nak? Suhu badan sekarang sudah 36 C. Duh,leganya. Dan dedek udah ceria lagi walau rewel baru nya masih nempel

Inilah yang terjadi beberapa hari belakangan.
Sebelum demam, dedek suka marah kalau main-main sambil bobo'an, maunya duduk atau berdiri. Nah ya, bingung kan. Dedek kan umurnya baru 3.5 bulan sayang. Walaupun kepala udah cukup kuat buat telungkup, tapi kalau senengnya duduk kelamaankan ga enak dilihat sayang.. apalagi berdiri.. aduh duh duh nak.. Bundo bingung. Apalagi saat Abah dengan bangganya bilang bahwa abah yang suka melatih dedek duduk begitu selama bundo dinas 10 hari. Bundo cemberut deh... hehehe.. Piss Abah. Love you :p

Bundo sempet bingung, karena dedek  biasanya anteeeng pisan kalau udah jam tidur. Terbangun pun cuma buat nyusu trus bobo lagi sampe subuh. Sekarang kenapa gelisah sekali. Nangispun sampe jerit-jerit. Bundo curiga dedekkehausan karena sejak pulang dinas memang produksi ASI berkurang drastis. Dan dedek mulai senang pakai dot ya nak? Kamu minumnya sekarang masih banyak, sampai-sampai ASIP dari ibu susu pun cepat ludes sehingga kamu sesekali harus minum susu formula... Duh sayangnya...

Masalah susu formula ini bikin bundo sedih dan merasa menyesal sekali telah meninggalkan dedek begitu lama. Konsekuensinya jadi begini. Walau dedek masih mau menyusu malam hari tapi Bundo selalu merasa kamu kehausan nak. Maafin Bundo ya sayang... bundo sedih banget,  momen-momen menyusui kadang terlewat karena ketika bener-bener haus dedek jadi ga sabar menyusu sama Bundo dan lebih suka diperasin...

Ah ya sudahlah, berlarut-larut memikirkan ini katanya membuat produksi ASI buat dedek justru makin berkurang, nak sayang :)

Yang jelas sekarang kita semua berdoa semoga dedek segera sembuh ya :), biar bobo malamnya juga lebih tenang, tentram dan pulas. Maafin bundo ya nak, belum bisa jadi ibu yang baik. Masih suka kecapean dan tidak dengar kalau dedek iba-tiba bangun malam, apalagi akhir-akhir ini bundo agak meriang. Masih suka pulang telat dengan alasan lembur dst dst. Bundo juga mau bilang makasih buat Abah yang selalu siaga menemani dedek dengan kesabaran yang luar biasa, memberi dukungan pada bundo (bahkan bantuin tugas kantor.. nah loo) dan menjadi sahabat kita semua setiap saat :). Juga buat ibu yang tak kenal lelah menjaga dedek saat bundo ada maupun tiada di rumah...

Cepat sembuh ya anak sayang... :)

Pilih-pilih Pengamen

Pagi ini, waktu naik kopaja 604 berdua aa dari Setiabudi menuju Thamrin, ada pengamen membawakan lagu "Ada sajadah.. panjang terbentang.." (lagu bimbo kayaknya ya..)

Gitarnya enak didengar... (ini kata si ganteng disebelahku yang ngakunya dulu jago main gitar ^_^)
Nyanyinya serius, sampe kelar (ga seperti pengamen kebanyakan)
tapi... Liriknya itu yang tiba-tiba menyentil sekali

Beberapa saat sebelum pengamen selesai, kita berdua lirik2an... "Enak ya? Kasih yuuk?" hehehe. Padahal biasanya mah jarang2 ngasih pengamen. Soalnya lebih milih beli dagangan yang jualan daripada ngasih pengamen :P. Takut ga mendidik... Tapi kali ini.. hmmm

Sentilan memang bisa dari mana saja..