Minggu, 31 Oktober 2010

Abang gemar mengarang lagu

Catatan : yang dimaksud dengan lagu dalam tulisan bundo kali ini adalah nada atau suara atau irama, bukan nyanyian  dengan kata-kata:). Tulisan ini ditulis saat abang 2 tahun 7 bulan dan adik 1 tahun 1 bulan.

Semenjak usia 2 tahunan Bundo perhatikan abang  punya suatu kebiasaan unik, yaitu menirukan lagu/irama musik terlebih dahulu instead of liriknya. Kemudian lagu/irama tsb dia ulang2 sendiri sambil mengubah-ubah kata-katanya sesuai imajinasi nya sendiri. Jadi dia hafal lagu/irama terlbih dahulu baru liriknya. Maka tak heran kalau kita sering mendengar dia melagukan irama 'balonku', 'kereta api', 'si kancil' dll dengan lirik2 ciptaan sendiri.

Suatu hari abang bersenandung begini  "Tang te tang tup! Tang te tang tup! tang te tang!". Setelah pengamatan berhari-hari baru bundo faham rupanya itu musik pembuka lagu "Kereta Api" gubahanà kang Nunuk. Jarang sekali dia menyenandungkan lirik lagunya. Biasanya setelah Bundo mulai bernyanyi, baru dia ikut2an menimpali.

Abang  juga suka menyenandungkan irama lagu dengan liriknya, maka tak heran tiba2 dia bersenandung begini: "Caputangan tung tu uuuung, caputangan tung tu uuuung". Itu adalah lagu anak2 berjudul "Sapu tangan". Sedangkan Tung tu uuuung adalah bunyi musiknya.

Lama kelamaan lagu/irama yng ditirukan bukan hanya dari nyanyian tapi juga suara2 alam dan suara2 aktivitas di rumah sehari2. Di awal-awal Bundo kaget ketika abang suka iseng memusikalisasi aktivitas sehari2 kami di rumah. Lucunya bunyi2 itu memang benar secara irama tapi kadang salah ditinjau dari pilihan kata.

Misalnya, saat uwak menguras bak tiba2 abang bersenandung menirukan irama air yg dikuras secara berulang2 ( Ngeeek ngooook ngeeek ngook ngeeek ngoook). kalau uwak berhenti menguras, abang juga diem sambil senyum2. Pernah Bundo kasih tahu bahwa bunyinya kok ngeeek ngook bukannya byuuur byuur, dia cuek aja...

Atau saat lain tiba2 bilang gini "dugudang dugudang guuuuung,  dugudang dugudang guuuuung, dugudang dugudang guuuuung". Setelah investasi beberapa lama, akhirnya Bundo tahu rupanya itu suara petir/gluduk versi abang (perasaan ga nyambung deh)

Kebiasaan abang tersebut makin menjadi semenjak adik makin bisa diajak main. Biasanya suara2 ciptaan abang langsung ditiru adik dengan antusias. Atau sebaliknya, celotehan-celotehan adik ditiru abang dengan senang hati sambil ditambah-tambahin.

Misal : saat adik lagi suka mengucapkan "baeeeh? baeeeh?", oleh abang langsung digubah menjadi "baeeeh baeeeh syiiing kaaa... baeeeh baeeeh syiiing kaaa.. baeeeh baeeeh syiiing kaaa"

Yang bikin gemes akhir-akhir ini abang mulai berniat mengubah dan menggubah do'a sebelum tidur yang sudah dia hafal. Ini masih jadi PR buat Bundo agar niatnya itu ga terlaksana :P

Rabu, 20 Oktober 2010

Abang dan Adik Liburan di Padang


Minggu lalu Bundo berkesempatan mengajak anak-anak liburan ke kampung halaman Bundo nun jauh di kota Padang. Usia adik yang 1 tahun kurang 1 minggu dan abang 2 tahun 7 bulan Bundo anggap cukup ok untuk diajak bepergian naik pesawat terbang ke Kota Padang selama 1 minggu. Uwak dan Ibu juga ikutan dooonk ;)

Diawali delay pesawat 6,5 jam
Semuanya antusias liburan kali ini, kecuali Uwak yg nampaknya takut naik pesawat terbang dan takut kepanasan di Padang ;). Sayangnya awal perjalanan kami cukup mengecewakan akibat pesawat Batav*a yang kami tumpangi ditunda keberangkatannya dari jam 10.50 menjadi 17.30 dengan alasan yang kurang bisa diterima (akhirnya manajer nya didemo banyak orang). Bayangkaaaaaaaan! Sejak itu juga Bundo berjanji ga akan naik pesawat itu lagi... Jaman masih kuliah dulu Bundo pernah beli tiket pesawat Merpati ke Batam dan tiba2 tiket Bundo dinyatakan invalid. Setelah Bundo protes ke kantornya, bundo bukannya diganti tiket pesawat lain ke Batam namun langsung ke Singapura. Bandingkan dengan Bata**a yang jangankan mindahin kita ke pesawat lain dan menerbangkan segera, makan siang aja baru dapet di atas jam 2.... Yah, semua ini harus diambil hikmahnya :)

Disambut keluarga besar
Kami tiba di Padang jam 8 malam dan disambut keluarga besar dengan antusias, apalagi Bundo semenjak menikah 3.5 thn yang lalu belum pernah pulang kampung. Abang dan Adik langsung jadi idola sepupu2 Bundo yang rata2 juga masih anak2 (yang paling kecil 4thn umurnya). Abang sangat bahagia bertemu banyak kawan baru, walau masih kesulitan manggil mereka etek (tante/paman), lupa2 terus dan ujung2nya manggil 'kakak'. Adik agak rewel, mungkin karena kepanasan dan karena ASI Bundo yang mendadak turun drastis selama di Padang....

Di rumah Saja
Waktu liburan 1 minggu penuh nyaris kami habiskan di rumah saja. Selain karena ibu lagi sibuk ngurusin masalah pensiun, juga ada larangan dari nenek-kakek dan bbrp tante untuk membawa Abang dan Adik perjalanan jauh ke luar kota Padang dengan berbagai alasan. Ya udah, Bundo mah ikuuuut aja, karena ga mau juga melanggar larangan dari keluarga. Toh tujuan utama Bundo pulang kan melepas kangen dengan keluarga besar :) Bundo juga melepas rindu dengan kuliner di kampung, makan sate padang ala kakek-nenek yang lezat itu sepuas2nyaaa... juga cemilan2 kampung yang unik. Kami juga mendatangi rumah ceklok di tengah sawah dan menikmati sejuknya suasana di sana dibandingkan rumah nenek yang puanaaaaassss pol !

Beratnya perpisahan 
Waktu 1 minggu ternyata singkaaaaaaaat banget. Tahu2 udah minggu subuh dan kami harus pulang lagi ke Jakarta. Beraaaaaaaaaaaaat sekali rasanya meninggalkan kampung ini. Rasanya kangen kepada keluarga belum pulih sedikitpun. Terutama kepada kakek dan nenek bundo yang udah tuaaaaaaaa banget. Kakek usianya udah hampir 90 tahun, dan nenek udah di atas 70 tahun. Untuk pertama kalinya kakek maksa ikut nganterin ke Bandara dan untuk pertama kalinya juga Bundo menangis dihadapan kakek dan nenek di bandara. Sediiiiiiiiiiiiiiiiiih sekali rasanya berpisah lagi dengan mereka..

Wahai kakek dan nenek, doakan kita sama2 masih diberi kesempatan umur untuk berjumpa kembali yaaaa :) Abang dan adik belum begitu mengerti perpisahan, tapi sepupu2 Bundo di kampung sangat sedih berpisah dengan duo cilik ini... Yah, semoga kita ada kesempatan berjumpa lagi ya, wahai adik2ku :) Bundo akhir2 ini juga kuatir dengan isu 'gempa besar dan tsunami' yang katanya akan melanda kota Padang. Bundo udah liat sendiri sisa2 penderitaan bangunan dan penduduk kota Padang akibat Gempa Besar 30 sept 2009 silam, dan Bundo ga kebayang jika itu terjadi lagi...

Salah satu hikmah spiritual perjalanan ke Padang minggu lalu kita jadi semakin merasakan besarnya kekuasaan Allah dan betapa ga berartinya diri dan kekuatan kita ini di hadapan Allah... Wahai ranah na diapik gunung marapi jo singgalang, disinan denai tinggakan sanak sudaro. Disinan denai ukia cinto denai ka Ranah minang... Cinto nan sabana indak bisa dilukiskan... Walau denai jauah marantau namun kampuang tetap nan paliang dirindukan..