Kamis, 29 Maret 2012

Being a Business Analyst?


**Ini draft tulisan Bundo buat bahan Motivation Letter** 

I once read a paper about Comparative Studies of Software Engineering Approaches and astonished by the quote,“Is software development an engineering discipline? Are software developer engineers or craftsmen?"

Software developers not only build software merely to fulfill the requirement with the lowest cost (just like craftsmen). Moreover, they need to adopt engineering approaches such as established methodologies, tools, standards, management methods as well as quality assurance. Furthermore, in the development of large-scale project, software developers seeking to result in high productivity, low cost, controllable quality and measureable development schedule. 

Currently, software development is evolving from the laboratory-oriented and all-round-programmer-based practice to an industry-oriented and process-based platform, and software developers are experiencing changes of roles from craftsmen to regulated professionals software engineers. The practices of the former are based on personal talents, tastes and art, while those of the latter are based on disciplined processes and repeatable professional activities. Talking about software engineering stages, we recognize some important phases; those are envisioning, analysis, design, build and development, testing, and maintenance. Analysis stage plays a very critical role in software development phases. It identifies business needs and determining solutions to business problems. Ideally, all of the IT project in any organization should be analyzed in depth by a competent business analyst before it goes to the design and development phases. 

Solutions by the business analysts not only include a system development component, but should also consist of process improvement, organizational change or strategic planning and policy development.  IT business analysts in any organization should generate, at least, 6 kinds of deliverables; those are technology analysis, information analysis, user analysis, risk analysis, cost analysis and the impact of product implementation to the business process in respective organizations. The successful performance of a business analyst depends on technical skills (such as sufficient programming skills, modeling skills to produce business object models, conceptual data models, process models etc) and large part of soft skills (such as analytical skills, observational skills, organizational and time management skills, negotiating skills). 

Fortunately, after completing my undergraduate study, I always work in software engineering related fields, which I found it challenging and fascinating. I have involved in many software engineering projects in current institution and in my previous company in Singapore, but not taking a great part in the analysis stage. I find the dynamics of the life and work in software engineering process and I have an ambition to be the part of IT business analyst team in current institution. In order to achieve that, I need to fill the gaps between what I have done and what in the future I want to become. I feel that I am still lack of the theories and practices I should have in this challenging field. One of the ways to fill the gap is by pursuing my education to the next degree. Master of Management and Information Systems is the best option for this condition and it is needed in this institution because of the following reasons:
  1. Master of Management and Information Systems comprises of syllabus and course contents that address issues of technology-based innovation, organizational change and information systems management. This allows students to support their theoretical understanding with a strong practical experience of the pressures and difficulties of systems development today;
  2. It will improve education and competencies in management and information system in this institution;
  3. By pursuing my postgraduate degree in this field, I will fill the Masters of Management and Information Systems scarcity and strengthen the establishment of Information Technology in this institution;
  4. I will strengthen the sustainable development of information system strategic planning in this institution.
Considering all factors above, I believe that the chosen study will benefit xxxxxxx in general. I consider myself to be a good candidate for many reasons. I am young, energetic, hardworking, visionary, and motivated person who believes that I can do something for the benefit of my office to which I have been working. I did my best with all maximum efforts I could give for my institution. But this is not enough. Frankly, I am not satisfied yet with what I did. I believe that I can do much better if I am trained and developed through a Master of Management and Information Systems.

Selasa, 27 Maret 2012

Abang milad ke-4


Alhamdulillah, abang sudah berusia 4 tahun.
4 tahun sudah abang menjadi Cahaya mata Abah dan Bundo.
Menambahkan keceriaan, kebahagiaan, suka cita dan makna bagi hidup kami. Kembali Bundo ulang rangkaian kalimat berikut, disetiap hari ulang tahun abang...

Nak,
Sebagaimana nama yang Abah dan Bundo pilihkan untk engkau, teriring doa supaya engkau menjadi anak yang sholeh, pintar dan menjadikan Hafidz Quran sebagai salah satu pilar kehidupan. Nama ini Bundo pilihkan jauh-jauh hari bahkan jauuuh sebelum Bundo ketemu Abah. Nama ini Bundo pilihkan suatu masa ketika Bundo pernah ditempa oleh wanita-wanita sholehah nun di negeri temasek sana untuk mencintai Quran, menghafal Quran sebanyak-banyaknya. Ketika Bundo merasakan bahwa ayat-ayat Qurn yang Bundo hafal, bukanlah sekedar hafalan biasa. Namun seperti yang dijanjikan Allah, hafalan itu kemudian menjadi penjaga, menjadi Hafidz bagi setiap hal yang Bundo lakukan. Dan Bundo seringkali merasakan hafalan tsb turun drastis bahkan banyak yang hilang ketika Bundo kemudian mengalami penurunan kualitas keimanan atau mendekati maksiat.

Hafalan Quran bundo yang tidak seberapa itu kemudian seolah menjadi alert, menjadi warning ketika bundo mulai melenceng. Lalu kemudian Nak, Bundo menjadi takjub dengan kekuatan Hafalan Quran, dengan efek yang dia timbulkan dan dengan peringatan-peringatan yang muncul secara alami. Bundo kemudian menjadi bertekad untuk menghafal sebanyak-banyaknya. Namun kemudian hal ini justru terhenti setelah Bundo semakin sibuk dan semakin sibuk dengan urusan duniawi. Sungguh banyak pembenaran. Sungguh terlalu banyak alasan dan pembenaran. Dan bahkan ketika ini ditulis, sudah lama sekali ketika ayat terakhir bertambah ke dalam koleksi hafalan Bundo. Sudah terlalu lama. Hitungan tahun.

Nak,
dibalik segala kekurangan dan ketidaksempurnaan ini, Bundo tetap meniatkan dan berusaha keras agar hafalan-hafalan ini kembali kokoh dan kembali bertambah. Bundo juga berdo'a semoga Allah memberikan bundo usia yang penuh berkah sehingga Bundo mampu mendidik anak-anak bundo menjadi pribadi-pribadi sholeh, yang tidak hanya sibuk mengejar dunia namun juga sibuk membangun istana di Surga. Sungguh kalian anak-anakku, adalah amanah luar biasa yang Allah titipkan bagi kami. Yang harus kami jaga dan didik untuk menjadi pribadi-pribadi yang menakjubkan. Sungguh kalian anak-anakku, adalah cerminan prilaku dan akhlak kami, sehingga harus selalu kami berikan contoh teladan yang baik.

Doa Nabi Zakaria 
Surah Ali-Imran[3]:37-38
"Rabbi habli dzurriyyatan thayyibah, innaka samii'ud du'aa"
Wahai Rabb ku, berilah aku dari sisi-Mu keturunan yang baik. Sesungguhnya Engkau Maha Pendengar doa"

Doa Nabi Ibrahim  
QS.Ash Shaaffaat : 100
“Rabbi habliy minashshaalihiin" (Tuhanku anugerahkanlah kepadaku [seorang anak] yang termasuk orang2 yang shaleh)

Selasa, 06 Maret 2012

Berenang di Atlantis, Main ke Monas dan Museum


Sebagaimana janji bundo, abis kursus dan ujian IELTS bundo akan ajak anak2 berenang di Atlantis, Ancol. lalu bersama Abah, uwak, ibu dan om Louvit, anak2 riang sekali berangkat ke Atlantis. Kami terakhir ke sana februari 2011. Sudah lama sekali. Maklum, tahun 2011 penuh dengan hal2 yang $@%^$@&":^#

Jam 6.30 pagi kami menuju stasiun Depok baru, dalam keadaan cuaca HUJAN LEBAT!. Yak, hujan tidak jadi halangan bagi anak-anak. Bundo juga tak kuasa membendung kebahagiaan mereka yang dari subuh sudah mondar mandir di dalam rumah. Hari itu hujan ga henti2 dari pukul 3 pagi. Kami tetap berangkat dgn harapan sampe di Ancol hujannya reda. Dan ternyata benar!

Abang antusias sekali berenang, sementara adik masih takut2 dan ngotot ga mau ngelepasin topinya. Paling gembira ketika kolam raksasa kemudian berubah menjadi kolam ombak. Abang bahagiaaaaaaaaaa sekali. Adik menjelang pukul 11.30 kecapean, mandi lalu bobo. Ketika waktunya pulang, abang susaaaaaaaaaah sekali diajak pulang, dan butuh perjuangan berat untuk mengajak abang pulang.  Hari itu melelahkan sekali, namun sangat menggembirakan. Kami semua lelah, terutama akibat sarana transportasi Jabodetabek yang jelek. Di stasiun Kota paling melelahkan, peron kereta Depok-Bogor TIDAK ADA tempat duduk.  Capeeek sekali bergiliran menggendong anak-anak yang bobo. Akhirnya dgn cueknya kami lesehan di lantai beralas koran hehe.... Pengalaman yang melelahkan namun menyenangkan.

Main ke Monas dan Museum 

Salah satu visi dan misi Bundo dalam pendidikan anak adalah seminimal mungkin mengajak mereka ke MALL. Namun hidup di jabodetabek dengan misi kayak gitu beraaaaaaaaaat. Mau jalan kemana lagi?. Kalau di Singapore tersedia banyak sekali taman dan perpustakaan publik yang oke punya. Di sini? Mimpi kali yeee...

Setelah terwujd berenang di Atlantis (dengan segala perjuangan serunya!), minggu depannya giliran Monas yang kami kunjungin. Abang semangaaat sekali, karena ketika naik kereta ke Ancol, Abang terkejuut waktu melihat Monas muncul dengan gagahnya dari depan Stasiun Gambir. Sayangnya ketika sampai di Monas udara puanaaaaaaaaaaaaaaas minta ampun. Namun tidak mengurangi semangat abang yang penasaran lari2 ditengah panas dan ngotot ingin masuk ke dalam Monas. Keinginan abang diaminin adik yang belakangan jadi 'yes-man' banget deh di depan abang.

Abang  menolak berjalan ke Monas dengan mengitari taman, tapi memilih lari2 luruuuuus ke arah Monas. It Meaaanss, berjalan ditengah terik panas. Siang itu kami juga nyobain naik kereta2an menuju terowongan pintu Monas. Capeeeeeeeek. Bundo sampe pusing, tapi berusaha cuek melihat anak2 sungguh tak kenal lelah.

Pulang dari Monas, abang minta ke Museum. Jadilah kita berjalan kaki lagi dari dalam Monas menuju stasiun Transjakarta. Lumayaaaan jauhnya, apalgi sambil gantian gendong 2 bocah yang makin beraaat. Amboi dah... turun Naik Transjakarta, jalan ke Museum naik turun lorong underpass, lumayan deh keringetan dimana2.

Sekilas tentang Museum yang kami kunjungi 

Sampe di Museum, kelelahan kami kembali terobati dengan Museum yang super canggih dan cantik banget interiornya. Hawa yang sejuk karena dilengkapi pendingin ruangan, serta kondisi museum yang megah, kuno namun terawat dengan sangat baik.

Anak2 senang dengan permainan tangkap koin, di ruang peralihan. Anak2 juga senang duduk2 di ruangan gelap teater atau bioskop Museum yang keren walaupun sedang tidak memutar film. Bangkunya yang didisain sedemikian rupa, benar2 pengalaman baru yang tak terlupakan

Ada diorama pelabuhan abad ke 16 dengan gentong2 berisi rempah2, miniatur kapal kayu dan layar2 TV vertikal dan horizontal menceritakan ttg perdagangan di Nusantara abad ke 16. Interiornya cuantiiiik banget dah. Ada patung pekerja pribumi dan china yang lagi berusaha masukin barang2 ke miniatur kapal. Dilengkapi dengan backsound suara burung2 camar. mantap dah!

Di ruang sebelahnya ada diorama Bank Courant en Van Leening (bener ga tuh spellingnya hehe). Tentang cikal bakal perbankan di Nusantara. Menceritakan transaksi perbankan sederhana di sebuah ruangan bergaya abad 18, lengkap dgn patung seorang tionghoa dan Belanda yg sedang berbincang2. Ruangan dilengkapi dgn aksen2 kecil yang memperkuat suasana, misalnya jendela kuno, jam kuno, buku2 kuno dan kalender kuno.

Abang juga nyangkut lama di display baju2 kuno yang dipamerkan di LANTAI. yo'i, di lantai dan ditutupin kaca. Anak2 ampe tidur2an di sana melototin isinya. Bundonya langsung manyun dan nyuruh mereka berdua ganti baju abis tour museum. Kemudian ada diorama ruangan perbankan awal abad 19 (eeeeh bener ga yeee, apa abad 20 ye), yang sudah lebih modern bahkan dilengkapi dengan brankas raksasa penyimpanan uang. Patung2 di ruangan yang ditutupi dinding2 kaca transparan itu itu terasa nyata banget, bahkan kalau kita melintasi dinding kaca, keluarlah bunyi mesin aktivitas mesin ketik.

Kemudian ada diorama peperangan lengkap dengan patung2 pejuang lagi merayap di tanah, dilengkapi juga  tv2 super mungil (belasan inci) yang menempati diorama pohon2 karet, menceritakan kondisi peperangan. Dan tentunyaaa diiringi dengan backsound suasana perang yang membahana. DAR DER DOOOR!! Adik yerkaget2 sambil peluk2 Bundo.

Berikutnya, ada diorama pembangunan2 di Indonesia di awal kemerdekaan, termasuk diorama proses renovasi gedung museum saat ini yang dulunya merupakan rumah sakit Belanda yang telah berdiri sejak tahun 1828 (CMIIW). Semua patung dan wallpaper dalam nuansa abu2, kecuali sebuah sepeda kuno (sepeda beneran!) yang berwarna merah. Tak lupa ditingkahi backsound tukang2 yang lagi bekerja. TAK TEK  TOK! TAK TOK TOK!

Aduh banyak banget deh ruangan2 keren lainnya yang susah banget dipercaya keindahannya kalau ga diliat langsung. Tak lupa kami mengunjungi ruang emas dan ruang koleksi uang-uang kuno.

yah, begitulah kira2 perjalanan anak2 dalam 2 minggu ini. Kecapean? sooo pasti. Namun banyak pengalaman menarik dan setidaknya bundo dah perkenalkan hal2 menarik bagi anak2, yaitu : Berenang, taman monas dan museum.

Nah, sekarang Bundo masih mencari alternatif tempat main lainnya... any idea?