Minggu, 28 Juni 2015

Bening kaca

Ada bagian tubuh yang tak bisa kita lihat tanpa bening kaca.
Ada bagian jiwa yang tak bisa kita pahami tanpa ketulusan saudara.
Mungkin begitulah seharusnya kita dalam dekapan ukhuwah.
Kita terus saling bercermin tanpa lelah. 
(Salim A. Fillah)

aduh, aku rindu...

Kamis, 04 Juni 2015

Kenapa kau cinta

A : Kenapa kau cinta padanya?
B : Entahlah..
A : Kalau tak tahu alasannya, kenapa bisa kau menduga itu cinta?
B : Justru karena tak ada kalimat yang bisa mendeskripsikannya. Justru karena tak ada alasan yang bisa formulasikannya. Jika kau bisa menjelaskannya, mungkin itu bukan cinta. Tapi matematika. Atau mungkin rumus-rumus fisika.
A : Apa yang salah dengan alasan dan deskripsi?
B : Tidak salah. Tapi seperti aktiva tetap dan aktiva tidak berwujud, semua alasan itu bisa berkurang dihantam waktu, bisa mengalami penyusutan dan amortisasi. Lalu apa cintamu hilang?
A : Maksudnya?
B : Jika alasanmu mencintai adalah karena keindahan rupa, bagaimana jika suatu saat kerupawanan itu berkurang atau hilang. Jika karena baik, bagaimana jika suatu saat dia menjadi jahat. Jika karena pintar, bagaimana jika suatu saat dia menjadi bodoh. Apakah akan hilang cinta itu.
A : hmm.. bisa jadi. Kenapa kita harus mencintai orang jahat.
B : berarti kau tak cinta padanya. Kau mencintai dirimu. Kau mencintai perasaanmu yang ditenangkan oleh kehebatan2 dirinya.
A : Kamu sungguh makhluk yang rumit. Apa kau tak pernah jatuh cinta yang normal? Apa semua kisah cintamu harus causal ambiguity? Rumit sekali.
B : Sekarang. Aku sedang jatuh cinta.
A : Trus ga adapenjelasannya?
B : Gak ada. Gak punya. Gak mampu menjelaskannya. Karena cinta itu sesungguhnya adalah Wicked Problem. Hehehe
A : *pingsan*
//Dialog yang menyebalkan memang. Hanya bisa dipahami oleh yang baru ujian Decision Making he he he
Persembahan khusus buat teman-teman yang baru kelar ujian Decision Making. Dan buat diriku yang langsung daftar resit beberapa jam setelah ujian. ~_~