//ini hasil migrasi blog, 7 Juli 2015. Pindahan dari unisa81.net//
Warning: ini bukan
tulisanku, tapi salah satu tulisan di buku pelangi nurani
Wati namanya,asal SMU 1 binjai.Dara berjilbab yang sangat cantik,supel, berbudi
dan senang menolong orang lain dan selalu menjadi juara kelas. Maka seperti
mendengar petir disiang hari saat kudengar ia yg udah sekian lama tak masuk
sekolah ternyata mengidap kanker rahim, bahkan stadium ke empat!
Sekolah kami berduka, para aktivis rohis amat sedih. wati adalah motor segala
kegiatan dakwah, ide2nya segar, ia selalu punya terobosan baru. Ia bisa
mendekati dan disukai siapapun. Sungguh, kami tak memiliki wati yang lain.Maka
betapa pedih menatapnya hari itu, ia tergolek lemah di ranjang. Badannya
menjadi amat kurus. wajahnya pasi, setelah sakit berbulan2 hari ini ia tak
mampu lagi mengenali kami!
"Wati sudah sebulan ini tak bisa
bangun" kata ibunya sambil mengusap air mata. Namun kami terbelalak, baru
saja ibunya selesai bicara perlahan wati berusaha untuk bangun. Kami semua
tercengang saat ia berusaha berdiri dan berjalan melintasi kami seraya berkata
dengan suara yg nyaris tak terdengar "Aku mau berwudhu dan sholat
dhuha.."
Serentak kami semua berebutan membimbingnya k kmr mandi. Setelah itu ibunya
memakaikannya mukena dan sarung sementara ayahnya kembali membaringkannya di
tempat tidur karena ia terlalu lemah untuk sholat sambil berdiri.
Hening... tak seorangpun yg bersuara saat ia melakukan shalat Dhuha. Selesai
sholat saat ibunya akan membukakan mukena, ia melarang dengan halus. Lalu lama sekali dipandanginya wajah ibu, ayah,
adik2nya satu persatu bergantian. Dari
mulutnya terus menerus terdengar asma Allah, kami yg menyaksikan tak kuat lagi
menahan tangis.
Tiba2 kulihat wati tersenyum. Ia memandang kami, teman2nya dgn penuh
sayang.Lalu kembali memandang wajah ayah,ibu dan adik2nya bergantian. Kini
kulihat buliran bening menetes dari sudut matanya. Lalu susah payah ia
mengangkat kedua tangannya dan mendekapkannya di dada. Dengan tersenyum ia
menutup kedua matanya sambil mengucapkan dua kalimat shahadat dengan lancar...
Innalillahi wa inna ilaihi raaji'uun. Ia telah pergi untuk selamanya, bagai
melayang aku menyaksikan semua. Dadaku berdebar lututku gemetar. Subhanallah ia
telah kembali dengan sangat sempurna dalam usia yang baru 18 tahun.....Tiba
tiba antara ilusi dan kenyataan, aku mencium wewangian. Tubuhku bergidik. AKu
menangis terisak isak..
Allah, siapkah aku bila engkau ingin bertemu?
(dikutip seluruhnya dari Pelangi Nurani, A Kumpulan kisah2 kehidupan untuk
memperkaya jiwa, asma Nadia dan Helvy Tiana Rosa.based on kisah nyata) Thank's
to murobi tercinta, ummu zahra, udah dipinjemin buku sebagus ini ^_^