Rabu, 23 Juli 2003

Chatting

//ini hasil migrasi blog, 7 Juli 2015. Pindahan dari unisa81.net//


Ya Rasullullah.. ingin rasanya saya chatting atau SMS denganmu. Sayang tidak bisa. Atau bagaimana kalau malam nanti Engkau mendatangiku dalam mimpi? Sungguh, saya ingin konsultasi langsung, penting! tentang... tentang...

dikutip dari "diorama sepasang Al Banna" nya Ari Nur, halaman 193... walaupun cuma 3 baris, tapi kalimat di atas rasanya begitu.. hmm.. begitu apa ya... mungkin setiap muslim pernah mengangankannya... walau, berabad jarak . Tapi , bukan cuma kita yang merindukan Rasulullah, beliau juga merindukan umatnya yang tidak pernah dijumpainya, begitu riwayat salah satu hadist.

"Bilakah aku bertemu Ikhwan-ikhwan ku ? " Para sahabat berkata : " Bukankah kami Ikhwan- Ikhwan mu ? " Nabi Saw menjawab : "Kalian adalah sahabat-sahabat ku, sedangkan ikhwan- ikhwanku adalah orang-orang yang beriman kepadaku tetapi tidak pernah melihatku dan aku rindu kepada mereka". (HR Abu Syaikh)

"Aku rindu bertemu ikhwan-ikhwanku, yaitu orang-orang yang beriman kepadaku namun tidak pernah melihatku". (HR Ahmad)

Jumat, 18 Juli 2003

Jika Kau Menjadi Istriku Nanti

//ini hasil migrasi blog, 7 Juli 2015. Pindahan dari unisa81.net//

Jika kau menjadi istriku nanti
Author: Abu Aufa

Jika seorang lelaki ingin menarik hati seorang wanita, biasanya yang ditebarkan adalah berjuta-juta kata puitis bin manis, penuh janji-janji untuk memikat hati, "Jika kau menjadi istriku nanti, percayalah aku satu-satunya yang bisa membahagiakanmu," atau "Jika kau menjadi istriku nanti, hanya dirimu di hatiku" dan "bla...bla...bla..." Sang wanita pun tersipu malu, hidungnya kembang kempis, sambil menundukkan kepala, "Aih...aih..., abang bisa aja." Onde mande, rancak bana !!!

Lidah yang biasanya kelu untuk berbicara saat bertemu gebetan, tiba-tiba jadi luwes, kadang dibumbui 'ancaman' hanya karena keinginan untuk mendapatkan doi seorang. Kalo ada yang coba-coba main mata ama si doi, "Jangan macem-macem lu, gue punya nih!" Amboi... belum dinikahi kok udah ngaku-ngaku miliknya dia ya? Lha, yang udah nikah aja ngerti kalo pasangannya itu sebenarnya milik Allah SWT.

Emang iya sih, wanita biasanya lebih terpikat dengan lelaki yang bisa menyakinkan dirinya apabila ntar udah menikah bakal selalu sayang hingga ujung waktu, serta bisa membimbingnya kelak kepada keridhoan Allah SWT. Bukan lelaki yang janji-janji mulu, tanpa berbuat yang nyata, atau lelaki yang gak berani mengajaknya menikah dengan 1001 alasan yang di buat-buat.

Kalo lelaki yang datang serta mengucapkan janjinya itu adalah seseorang yang emang kita kenal taat ibadah, akhlak serta budi pekertinya laksana Rasulullah SAW atau Ali bin Abi Thalib r.a., ini sih gak perlu ditunda jawabannya, cepet-cepet kepala dianggukkan, daripada diambil orang lain, iya gak? Namun realita yang terjadi, terkadang yang datang itu justru tipe seperti Ramli, Si Raja Chatting, atau malah Arjuna, Si Pencari Cinta, yang hanya mengumbar janji-janji palsu, lalu bagaimana sang wanita bisa percaya dan yakin dengan janjinya?

Nah... Berarti masalahnya adalah bagaimana cara kita menjelaskan calon pasangan untuk percaya dengan kita? Pusying... pusying... gimana caranya ya? Ih nyantai aja, semua itu telah diatur dalam syariat Islam kok, karena caranya bisa dengan proses ta'aruf. Apa sih yang harus dilakukan dalam ta'aruf? Apa iya, seperti ucapan janji-janji seperti diatas?

Ta'aruf sering diartikan 'perkenalan', kalau dihubungkan dengan pernikahan maka ta'aruf adalah proses saling mengenal antara calon laki-laki dan perempuan sebelum proses khitbah dan pernikahan. Karena itu perbincangan dalam ta'aruf menjadi sesuatu yang penting sebelum melangkah ke proses berikutnya. Pada tahapan ini setiap calon pasangan dapat saling mengukur diri, cocok gak ya dengan dirinya. Lalu, apa aja sih yang mesti diungkapkan kepada sang calon saat ta'aruf?

1. Keadaan Keluarga
Jelasin ke calon pasangan tentang anggota keluarga masing-masing, berapa jumlah sodara, anak keberapa, gimana tingkat pendidikan, pekerjaan, dll. Bukan apa-apa, siapa tahu dapat calon suami yang anak tunggal, bokap ama nyokap kaya 7 turunan, sholat dan ibadahnya bagus banget, guanteng abis, lagi kuliah di Jepang (ehm), pokoknya selangit deh! Kalo ketemu tipe begini, sebelum dia atau mediatornya selesai ngomong langsung kasih kode, panggil ortu ke dalam bentar, lalu bilang "Abi, boljug tuh kaya' ginian jangan dianggurin nih. Moga-moga gak lama lagi langsung dikhitbah ya Bi, kan bisa diajak ke Jepang!" Lho? :D

2. Harapan dan Prinsip Hidup
Warna kehidupan kelak ditentukan dengan visi misi suatu keluarga lho, terutama sang suami karena ia adalah qowwan dalam suatu keluarga. Sebagai pemimpin ia laksana nahkoda sebuah bahtera, mau jalannya lempeng atau sradak-sruduk, itu adalah kemahirannya dalam memegang kemudi. Karena itu setiap calon pasangan kudu tau harapan dan prinsip hidup masing-masing. Misalnya nih, "Jika kau menjadi istriku nanti, harapanku semoga kita semakin dekat kepada Allah" atau "Jika kau menjadi istriku nanti, mari bersama mewujudkan keluarga sakinah, rahmah, mawaddah." Kalo harapan dan janjinya seperti ini, kudu' diterima tuh, insya Allah janjinya disaksikan Allah SWT dan para malaikat. Jadi kalo suatu saat dia gak nepatin janji, tinggal didoakan, "Ya Allah... suamiku omdo (OmOng-Doank_uN) nih, janjinya gak ditepatin, coba deh sekali-kali dianya...," hush...! Gak boleh doakan suami yang gak baik lho, siapa tahu ia-nya khilaf kan?

3. Kesukaan dan Yang Tidak Disukai
Dari awal sebaiknya dijelasin apa yang disukai, atau apa yang kurang disukai, jadinya nanti pada saat telah menjalani kehidupan rumah tangga bisa saling memahami, karena toh udah dijelaskan dari awalnya. Dalam pelayaran bahtera rumah tangga butuh saling pengertian, contoh sederhananya, istri yang suka masakan pedas sekali-kali masaknya jangan terlalu pedas, karena suaminya kurang suka. Suami yang emang hobinya berantakin rumah (karena lama jadi bujangan), setelah menikah mungkin bisa belajar lebih rapi, dll. Semua ini menjadi lebih mudah dilakukan karena telah dijelaskan saat ta'aruf. Namun harus diingat, menikah itu bukan untuk merubah pasangan lho, namun juga lantas bukan bersikap seolah-olah belum menikah. Perubahan sikap dan kepribadian dalam tingkat tertentu wajar aja-kan? Dan juga hendaknya perubahan yang terjadi adalah natural, tidak saling memaksa.

4. Ketakwaan Calon Pasangan
Apa yang terpenting pada saat ta'aruf? Yang mestinya menduduki prioritas tertinggi adalah bagaimana nilai ketakwaan lelaki tersebut. Ketakwaan disini adalah ketaatan kepada Allah SWT lho, bukan nilai 'KETAKutan WAlimahAN' :D Karena apabila seorang lelaki senang, ia akan menghormati istrinya, dan jika ia tidak menyenanginya, ia tidak suka berbuat zalim kepadanya. Gimana dong caranya untuk melihat lelaki itu bertakwa atau tidak? Tanyakan kepada orang-orang yang dekat dengan dirinya, misalnya kerabat dekat, tetangga dekat, atau sahabatnya tentang ketaatannya menjalankan ketentuan pokok yang menjadi rukun Iman dan Islam dengan benar. Misalnya tentang sholat 5 waktu, puasa Ramadhan, atau pula gimana sikapnya kepada tetangga atau orang yang lebih tua, dan lain-lain. Apalagi bila lelaki itu juga rajin melakukan ibadah sunnah, wah... yang begini ini nih, 'calon suami kesayangan Allah dan mertua.'

Inget lho, ta'aruf hanyalah proses mengenal, belum ada ikatan untuk kelak pasti akan menikah, kecuali kalau sudah masuk proses yang namanya khitbah. Nah kadang jadi 'penyakit' nih, karena alasan "Kan masih mau ta'aruf dulu..." lalu ta'rufnya buanyak buanget, sana-sini dita'arufin. Abis itu jadi bingung sendiri, "Yang mana ya yang mau diajak nikah, kok sana-sini ada kurangnya?"

Wah..., kalo nyari yang mulia seperti Khadijah, setaqwa Aisyah atau setabah Fatimah Az-Zahra, pertanyaannya apakah diri ini pun sesempurna Rasulullah SAW atau sesholeh Ali bin Abi Thalib r.a.? Nah lho...!!!

Apabila hukum pernikahan seorang laki-laki telah masuk kategori wajib, dan segalanya pun telah terencana dengan matang dan baik, maka ingatlah kata-kata bijak, 'jika berani menyelam ke dasar laut mengapa terus bermain di kubangan, kalau siap berperang mengapa cuma bermimpi menjadi pahlawan?'

Ya akhi wa ukhti fillah, Semoga antum segera dipertemukan dengan pasangan hidup, dikumpulkan dalam kebaikan, kebahagiaan, kemesraan, canda tawa yang tak putus-putusnya mengisi rongga kehidupan rumah tangga. Kalaupun nanti ada air mata yang menetes, semoga itu adalah air mata kebahagiaan, tanda kesyukuran kepada Allah SWT karena Ia telah memberikan pasangan hidup yang selalu bersama mengharap keridhoan-Nya, aamiin allahumma aamiin.

Barakallahulaka barakallahu'alaika wajama'a bainakuma fii khairin.

Wallahu a'lam bishowab, *IKATLAH ILMU DENGAN MENULISKANNYA*
Al-Hubb Fillah wa Lillah,

Abu Aufa
________________________________________

Senin, 07 Juli 2003

Are You Prepared

//ini hasil migrasi blog, 7 Juli 2015. Pindahan dari unisa81.net//

ARE YOU PREPARED
sumber: rebutia2000 milist

When we are leaving this world for the next one, it shall be like a trip to another country.
Where details of that country won't be found in glamorous travel Brochures
Where our plane won't be British Airways, Gulf Air or American Airlines but Air Janazah.
Where our luggage won't be the allowed 23 kgs but our deeds no matter how heavy they weigh. You don't pay for excess luggage. They are carried free of charge. With your Creator's compliment.

Where our dress won't be a Pierre Cardin suit or the like but the white cotton shroud
Where our perfume won't be Chanel, Paco Rabane, but the camphor and attar.
Where our passports won't be British, French or American but Al Islam
Where our visa won't be the 6 months leave to stay or else but the "La Illaha Illallah.."

Where the airhostess won't be gorgeous females but Isra'iil and its like.
Where the in-flight services won't be 1st class or economy but a piece of beautifully scented or foul smelling cloth.
Where our place of destination won't be Heathrow Terminal 1 or Jeddah International  Terminal but the Graveyard.
Where our waiting lounge won't be nice carpeted and air-conditioned rooms but the 6 feet deep gloomy Qabar.

Where the Immigration Officer won't be Her Majesty's officers but Munkar and Nakeer.
They only check out whether you deserve the place you yearn to go.
Where there is no need for Customs Officers or detectors.
Where the transit airport will be Al Barzakh.
Where our final place of destination will be either the Garden under which rivers flow or the Hellfire.

This trip does not come with a price tag. It is free of charge. So your savings would not come handy.
This flight can never be hijacked so do not worry about terrorists.
Food won't be served on this flight so do not worry about your allergies or whether the food is Halal.
Do not worry about legroom; you won't need it, as your legs will become things of the past.
Do not worry about delays. This flight is always punctual. It arrives and leaves on time.
Do not worry about the in-flight entertainment programme because you would have lost all your sense of joy
Do not worry about booking this trip, it has already been booked the day you became a foetus in your mother's womb.

Ah! At last good news!

Do not worry about who will be sitting next to you.
You will have the luxury of being the only passenger.
So enjoy it while you can. If only you can!

One small snag though, this trip comes with "no warning".
ARE YOU PREPARED?

Kamis, 03 Juli 2003

Siawashe

 //ini hasil migrasi blog, 7 Juli 2015. Pindahan dari unisa81.net//

episode 1:
"So.. you are a muslim..??"
Uff.. nyaris tersedak... eh salah, nyaris kecipratan air (orang lagi cuci muka kok tersedak :P) mendengar pertanyaannya. Untung dia lagi di kamar mandi, jadi ga bisa liat keningku jadi berlipat juga. "err.. of course, you see my 'tudung' hmm", jawabku dikalem kalemkan. " dunno lah, I thought 'tudung' is only a culture", pintu kamar mandi terbuka, dia menatapku lekat2. " And you..?" sahutku tetap (pura pura) kalem.
"free thinker lah, no time to study about religion.. so busy what..".

Upss. sudah sering dengar, kurang ilmiah euy jawabannya. "Kenapa ga pilih aja salah satu, setidaknya hidup jadi lebih terarah dan jelas tujuannya..". sambutku. *No need what.. setiap agama sama aja, mengajarkan yg baik2.. ya sudah jadi orang baik aja. Tanpa agama pun aku cukup punya tujuan hidup yg jelas.. hmm* kilahnya diakhiri senyum manis .. "tapi. hmm percaya tuhan?.." sahutku (udah ga gitu kalem hehe)... *I think so.." jawabnya ringan, ngambil tisu, trus melewatiku.

Hening... Tiba2 pengen cerita ......bahwa ....sesungguhnya ada kekuatan begitu besar yg mengatur seluruh jagad raya ini. Bahwa ada hal2 yg tdk/blm mampu dijangkau oleh akal manusia yg sangat2 terbatas. Bahwa peraturan2 yg dibuat manusia tidaklah sesempurna peraturan2 yg dibuat oleh sang pemilik kekuatan terbesar tsb. Bahwa agama itu... eh wait.. tapi bahasa inggrisnya apa ya? hehe.. Yaaaahh.. bel masuknya keburu berbunyi.. kapan2 aja ah..

episode 2:
"Do you have any boy friend.?" Uff.. yang ini tersedak beneran seharusnya, soalnya lagi makan siang *tapi kok ga tersedak ya, hihi*. " hmmm... bla. bla.. bla... --message censored--.." jawabku. "waah :D, aku pernah dengar yg seperti itu sih, lucu juga.."jawabnya, "tapi mengapa harus begitu..?"

"To protect woman, itu intinya" jawabku ga kalem (soalnya lagi panas2 ga bisa pura2 kalem hehe). "Please tell me more about that" sahutnya antusias. Horeee, hatiku bersorak sambil kebingungan, soalnya dideketku lagi ga ada kamus inggris indonesia hehe. "di dalam islam...bla.. bla. bla.. " sahutku dengan inggris yang lumayan hancur hancur pisang tapi pede ^_^. "Ooo.. that's why muslim woman wear tudung, betul gak?" tanyanya. "Yup, benar" ^_^. "Tapi kan itu sangat mengungkung kebebasan wanita" katanya lagi. Nah ini pertanyaan yang ditunggu2. Akhirnya buku "20 most common question about islam" ini berguna juga. Dan dia mangut2 baca halaman 8 walau kadang2 keningnya berkerut :P. Paham gak ya dia...walau keningnya berkerut, dia tetep lucu. Jadi pgn bersenandung..

Aru hiro wa sono koto o/ shinyoo dekinainoka
Anata no kangaewa do/ watashi wa hontoni shinjuru
Qur'an o mainichi/yonde kudasai
Muslim, muslim watashi wa.....

bwt adiak sayang: met ultah ke 19 ^_*

________________________________________