Jumat, 23 Maret 2018

[Tekos] tentang doa

 Kadang tanpa saya sadari, saya terbawa suasana juga.

Berkisah tentang harapan, cita-cita, dan impian...
....yang kemudian saya sadari mestinya cukup rumit untuk pendengar seperti abang H.

Saya memang suka terlupa umurnya yang sebenarnya.
Mendapati betapa dia istiqomah dalam semangat puasa sunnah...
Mendapati bahwa dia tak ragu-ragu mendirikan sholat malam sendirian, lalu diam-diam menghafalkan doa-doa dan dzikir tertentu, khusyuk, karena kuatnya keyakinannya pada Allah... Di balik segala kesehariannya yg kadang heboh tak bisa ditebak, saat mengamatinya dari jauh saya suka menyangka bahwa dia udah di usia dewasa.
Katanya "Hafidz ingin doa-doa ini dikabulkan, makanya usaha harus serius"
Sebuah tekad yang membuat diri saya seringkali malu.

Jangan-jangan saya malas shalat tahajud karena cita-cita yang saya bangun gak sekuat yang saya pikir. Kalah kuat sama tekad nak Hafidz...
......atau, kerinduan saya curhat kepada Allah di keheningan malam selalu dikalahkan oleh nyamannya bantal.
Padahal, saya puluhan tahun lebih dulu mengetahui bahwa do'a di sepertiga malam tak ada hijab dengan Allah. Tak ada penghalang. Bagaikan anak panah yang melesat tepat ke sasaran.

Lalu mengapa saya tak istiqomah menghayatinya, sedang sosok kecil itu menjadikannya visi dan misi yang kuat entah sejak kapan. .
.
----------
Kadang tanpa saya sadari, saya terbawa suasana juga.
Berkisah tentang harapan, cita-cita, dan impian...
....yang kemudian saya sadari mestinya cukup rumit untuk pendengar seperti abang H.

Seperti malam ini.

Lalu sesaat setelah saya tersadar, saya bergumam "maaf Nak, kirain tadi bunda lagi ngobrol ama tante Isti, abis kadang suka bingung sendiri"

Dengan entengnya dia menjawab "Aaah bunda, tenang aja. Bunda lupa ya, apapun yang terjadi ada 2 anak bunda yang akan selaluuuuuu memeluk dan sayang ama bunda. Bahagia bahagia ajalah. Pikirin yang seru-seru"

Lalu dia menghambur memeluk saya sambil tertawa-tawa. Berlari keluar. Mungkin heboh lagi menggangu adiknya ~_~. Khas dunia anak-anak.

Malu rasanya.
Ini siapa sebenarnya yang menjaga siapa... Semoga selalu sabar ya, Nak...