Kamis, 14 Februari 2019

[Goresan] Malu dan Iman

 Benar dugaan saya, bahwa hakikat perasaan tidak selalu bisa dijelaskan.

Sepanjang masih bisa dijelaskan, dirasionalkan, maka sejatinya itu adalah karya ilmiah. Atau skripsi, thesis, disertasi?

Maka kemudian saya akui bahwa segala cengiran reflek, segala was-was, segala grogi tanpa sebab, bahkan kehangatan yang kadang jahil memenuhi rongga-rongga hati hanya karena sebuah kilasan sepele... sungguh tidak pada tempatnya. Dan susah sekali me-rasionalisasi-kan nya...
.
Saya malu, pada Tuhan saya.. .
Lalu kemudian saya berkata kepada angin
"Biarkan saya sembunyi, meredakan getar hati. Dan semoga ini tidak mengganggu siapapun"

Saya malu, pada Tuhan saya.. .
Lalu kemudian saya katakan pada titik-titik air hujan yang jatuh "Semoga butir2mu bisa menjelma sesejuk air wudhu, yang mengingatkan kembali diri ini pada kesejatian fitrah"

Saya malu, pada Tuhan saya... .
Semoga sang waktu mengembalikan kembali segala sesuatunya pada tempat yang seharusnya.
Sementara itu, maafkan saya... .
.
Gambar nyomot dari IG ngajak_ikhtiar