Sabtu, 22 Mei 2004

saat luka tak bisa dipaksa jadi tertawa

...puisi hadiah dari sahabat di seberang sana

kau bertanya pada duka , kenapa kau tiba?
duka menjawab dengan pasti
kau yang mengajakku kemari
menemanimu dalam detik2yang penuh sedih

Kenapa kau harus bersedih?
Retoris?Tidak!!
Padahal sedih dan senang hanyalah bermuara di hati...
Andaikan saja kau tahu
Sesungguhnya setiap manusia
pernah melewati saat alpa dalam hidupnya

Kau menolak?
kau takkan bisa ...
karena itulah fitrahnya...
Kau tak percaya?
Tapi kau tetap harus menerima

Kau merasa bahwa kau sendiri?
padahal kau selalu ditemani
Kau merasa itu adalah hukuman?
padahal itu semua ujian
Kau merasa kau layak bersedih?
padahal semestinya kau bersyukur
sebab Ia tak pernah melupakanmu
dengan tarbiyahNya yang mulia,

Maka...
kembalilah padaNya,
karena Ia, Sang Pemilik fitrah

Percayalah...
saat itulah kau tak perlu tertawa...
cukup bersyukur apa adanya..

Kelak saat waktu berlalu
kau akan berdiri di situ
menapak tilas masa lalu
dan kau akan sadar
bahwa ia memang harus dilalui
sebagai bagian dari sejarah hati
dari tarbiyah ALlaah yang telah dijanjikan
bagi hamba2Nya yang beriman
yang InsyaALlaah teguh terhadap ujian
"ALlahu ma'ana"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar