//ini hasil migrasi blog, 7 Juli 2015. Pindahan dari unisa81.net//
Saya
turut berduka cita atas musibah di area
pembagian zakat yang terjadi di daerah Pasuruan, yang menewaskan 21 orang
warga. Saya tak hendak bersuudzhon kepada si pemberi Zakat dengan menuduh
beliau/mereka mencari sensasi, pamer, riya dst dst (seperti yang say abaca di
beberapa milis). Tidak. Biarlah Allah saja yang tahu dan berhak mengukur kadar
keikhlasan seseorang.
Saya
menyayangkan proses ‘pembagian zakat’ tersebut. Bukankah di tahun-tahun
sebelumnya telah banyak peristiwa ‘pembagian’ ini yang menelan korban pingsan
sampai meninggal dunia. Mulai dari pembagian zakat, Bantuan Langsung Tunai
(BLT), pembagian sembako, bahkan mungkin antrian minyak tanah (siapa tahu..)
Mengapa tak bisa dijadikan pelajaran bahwa dengan
segala keterbatasan yang mereka miliki kadang-kadang ‘rakyat kecil’ memang
terkesan nekat (bergabung dengan antrian ribuan orang), tidak teratur
(berdesak-desakan, tidak bisa antri dst dst) demi 4 lembar sepuluh ribuan.
Lembaran-lembaran yang bagi segelintir orang mungkin tidak berarti namun bagi
mereka mungkin butuh beberapa hari memeras keringat membanting tulang untuk
mendapatkan sejumlah tersebut.
Untuk
yang telah meninggal dunia, mari kita doakan semoga Allah memberikan tempat
terbaik di sisinya, dan kepada keluarga yang ditinggalkan semoga diberikan
ketabahan,kesabaran dan kelapangan hati.
Dan tentunya yang sangat tidak kalah pentingnya adalah diberikan kemudahan
rejeki untuk melanjutkan hidup karena entah kenapa saya cukup yakin para korban
yang meninggal dunia adalah para tulang punggung yang sangat berarti dalam
perekonomian keluarga
Mari
kita hulurkan bantuan lewat lembaga-lembaga yang berperan, karena selain do’a
tentunya keluarga yang ditinggalkan juga memerlukan bantuan kebendaan…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar