//ini hasil migrasi blog, 7 Juli 2015. Pindahan dari unisa81.net//
Temans,
Apakah arti sahabat bagimu? Seberapa pentingkah mereka bagi hidup kita? Dan bagaimanakah cara kita menjaga persahabatan?
Suatu hari pernah ada yang bercerita pada saya tentang sebuah kisah pada jaman rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam . Saya lupa redaksinya dan lupa fokus cerita pada rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam atau pada salah seorang sahabat (mohon kalau ada yang lebih tahu memberitahukan). Diceritakan bahwa beliau tersebut sangat memuliakan sahabat-sahabatnya dan memperlakukan mereka dengan sedemikian rupa sehingga seolah-olah bagi setiap sahabatnya mereka masing-masing lah yang paling istimewa. Keren ya ^_^
Apakah arti sahabat bagimu? Seberapa pentingkah mereka bagi hidup kita? Dan bagaimanakah cara kita menjaga persahabatan?
Suatu hari pernah ada yang bercerita pada saya tentang sebuah kisah pada jaman rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam . Saya lupa redaksinya dan lupa fokus cerita pada rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam atau pada salah seorang sahabat (mohon kalau ada yang lebih tahu memberitahukan). Diceritakan bahwa beliau tersebut sangat memuliakan sahabat-sahabatnya dan memperlakukan mereka dengan sedemikian rupa sehingga seolah-olah bagi setiap sahabatnya mereka masing-masing lah yang paling istimewa. Keren ya ^_^
Empat tahun yang lalu, beberapa
bulan setelah wisuda-di bulan September, salah
seorang sahabat pernah mengirimi saya kartu
menasehati saya "Jangan pernah melupakan sahabatmu, karena di suatu saat
dia bisa jadi salah namun di saat lain dia juga pernah berbuat baik"
(thx ya bu, dikau mungkin sudah lupa, tapi kartunya selalu kusimpan, apalagi
nasehatmu itu ^_^)
Pun di waktu lain aku mengintip
blog seorang teman, katanya ada beberapa sms yang tidak pernah dihapusnya.
Salah satunya adalah sms berbunyi : "Apa Kabar Iman ? Semoga selalu
melangkah maju. Apa Kabar Hati ? semoga selalu bersih dari kelabu. Apa kabar
Cinta? semoga selalu berpeluh rinduNya". Sms itu juga tidak pernah
kuhapus, karena saling menasehati memang keren :)
Persahabatan,
Suatu saat saya pernah bersepakat bahwa persahabatan juga akan melewati ujian. Sayapun pernah mengalaminya. Dan saya rasa hampir semua orang pernah mengalaminya. Ketika masalah tersebut lewat, kadang saya merasa sedih mungkin ketika hal itu terjadi saya pernah sangat menyakiti sahabat saya, baik itu lewat ucapan, perbuatan, disengaja maupun (merasa) tidak disengaja. Banyak hati yang selembut sutera...
Suatu saat saya pernah bersepakat bahwa persahabatan juga akan melewati ujian. Sayapun pernah mengalaminya. Dan saya rasa hampir semua orang pernah mengalaminya. Ketika masalah tersebut lewat, kadang saya merasa sedih mungkin ketika hal itu terjadi saya pernah sangat menyakiti sahabat saya, baik itu lewat ucapan, perbuatan, disengaja maupun (merasa) tidak disengaja. Banyak hati yang selembut sutera...
Tapi percayalah, dibalik segala
kesalahan, sahabat sejati tak pernah bersungguh-sungguh ingin menyakiti
sahabatnya.
Kenapa saya tiba-tiba menuliskan
ini? Karena baru-baru ini saya menjumpai kasus 2 orang yang telah bersahabat
lama, bertahun-tahun, tiba-tiba bertengkar karena (sedikit) salah paham
yang menurut saya sangat besar potensi untuk kembali berbaikan. Namun kemudian
ternyata salah satu pihak merasa 'tidak ingin lagi seperti dulu' karena di
matanya 'kejadian itu' sangat terlalu menyakitkan. Sang teman menyakiti hati
secara verbal dan bahasa tubuh. Dan kemudian silaturahmi keduanya memburuk
walau masih bertegur sapa. Awalnya saya bingung, bagaimana bisa pertemanan yang
telah terjalin begitu lama sampai ke taraf 'tak bisa baikan lagi' hanya karena
peristiwa sesaat?. Namun kemudian saya sadar, sebagai 'pihak luar' saya
tidak bisa men-judge apapun, karena bagaimanapun saya tidak pernah benar-benar
berada di situasi tersebut.
Peristiwa ini kemudian membuat saya berfikir lama. Menjaga sesuatu memang jauh lebih susah dibanding ketika memulainya.
Peristiwa ini kemudian membuat saya berfikir lama. Menjaga sesuatu memang jauh lebih susah dibanding ketika memulainya.
Tiba-tiba saya teringat
sahabat-sahabat saya. Orang-orang yang bagi saya sungguh spesial. Saya yakin,
dengan segala ketidak sempurnaan saya, pastilah ada saat-saat dimana saya
pernah tersalah, sengaja maupun tidak. Pasti ada.
Tiba-tiba saya teringat
sahabat-sahabat saya, yang bagi saya rata-rata memiliki jiwa besar, kelembutan
hati, penyayang, penuh empaty, good listener dan merupakan sosok-sosok yang
selalu saya cari ketika ingin bertukar fikiran. Walaupun untuk topik-topik yang
berbeda-beda. Saya merasa sangaaat bersyukur telah diberi hadiah
sahabat-sahabat yang begitu indah.
Ya... bagi saya, sahabat adalah
hadiah;
Karena, dibalik segala kekurangan saya mereka masih tetap mau saling bertukar kabar, baik dengan sms-sms, telpon, chatting singkat, saling bertukar kabar, saling menasehati, menyemangati, saling berkirim email-email singkat, bahkan email-email panjang yang kadang butuh waktu berhari-hari membalasnya.
Karena, dibalik segala kekurangan saya mereka masih tetap mau saling bertukar kabar, baik dengan sms-sms, telpon, chatting singkat, saling bertukar kabar, saling menasehati, menyemangati, saling berkirim email-email singkat, bahkan email-email panjang yang kadang butuh waktu berhari-hari membalasnya.
Ya... bagi saya, sahabat adalah
anugerah;
Karena mereka tak hanya menasehati saya namun saya berharap juga memaafkan saya (semoga). Karena alhamdulillah kami sampai saat ini masih saling bertukar kabar.
Karena mereka tak hanya menasehati saya namun saya berharap juga memaafkan saya (semoga). Karena alhamdulillah kami sampai saat ini masih saling bertukar kabar.
Ya... bagi saya, sahabat adalah amanah;
Karena ternyata butuh penjagaaan yang serius agar tetap indah selamanya.
Kembali kepada peristiwa di atas, saat berbincang dengan salah satu dari pihak yang berkonflik tersebut, kemudian banyak sekali hikmah yang kemudian dapat saya peroleh. Hal-hal ini sekaligus menjadi renungan terhadap hal-hal yang mungkin juga pernah saya langgar ketika berinteraksi dengan sahabat-sahabat saya;
Ketika sahabatmu merasa tersakiti,
lekaslah introspeksi diri, mungkin bagimu engkau benar namun baginya hati telah
tersakiti. Tidak ada salahnya memulai meminta maaf; Menjadi seorang sahabat
butuh empati, pemahaman terhadap perasaan orang lain; Menjadi seorang sahabat
harus siap menjadi ’a good listener’, tidak hanya sibuk membicarakan diri
sendiri.
Ternyata memang ada seninya...
Demikianlah dulu, semoga tulisan
ini tidak dikategorikan sebagai ghibah. Hatur nuhun untuk teman-teman yang
selalu memaafkan kesalahan-kesalahan saya, sehingga sampai detik ini masih
senantiasa saling bercerita, saling bertukar kabar, dan saling bertukar
email... Engkau sungguh berharga J
Dan aku selalu percaya bahwa
sahabat sejati tidak pernah benar-benar bermaksud menyakiti hati sahabatnya
Setiabudi, 4 juli 2008
*jzkl aa atas masukan2nya...
*jzkl aa atas masukan2nya...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar