Kamis, 20 Agustus 2015

[Traveling] Paris, 2 Mei 2015 dan 3 Agustus 2015


Selain Belgia dan Jerman, negeri terdekat dari Belanda yang bisa dikunjungi tanpa harus  naik pesawat adalah Perancis. Saya berkesempatan 2x ke Paris. Kunjungan pertama memanaatkan sela-sela week end saat ada liburan nasional Belanda di bulan Mei. Tanggal 5 Mei adalah hari libur nasional di Belanda dan disebut sebagai Bevrijdingsdag untuk memperingati Belanda yang dibebaskan oleh sekutu dari pendudukan Jerman pada masa perang dunia kedua. Kunjungan ke-2 adalah trip dadakan saat anak-anak sudah di Belanda di bulan Agustus 2015, summer holiday.

Pada tulisan ini saya akan menceritakan rangkuman kedua perjalanan tersebut.

Seperti biasa, di bawah ini adalah bendera negara Perancis serta peta yang memuat informasi perbatasan dengan negara lain.




Untuk mencapai kota Paris bisa dengan pesawat, kereta, maupun bis. Untuk perjalanan di bulan Mei kita dapat tiket cukup murah karena sudah dipesan oleh neng Lusi jauh-jauh hari sebelumnya (kalau gak salah nyaris 1 bulan sebelumnya). Tiket pulang pergi naik bus sekitar 50 Euro. Sedangkan saat ke Paris bulan Agustus tiketnya dibeli di hari itu juga (H-0), jadinya  dapet harga mahaaaaaal, bahkan lebih mahal dari naik kereta Thalys ~_~.

Kami naik bis dari Den Haag Centraal bus stasiun, yang lokasinya sama dengan stasiun kereta Den Haag Centraal, karena inilah yang terdekat dari Delft. Lama perjalanan sekitar 7 jam, berangkat jam 11 malam nyampe di Paris sekitar jam 6 pagi. Ada plus minusnya sih. Plusnya : menghemat biaya penginapan karena tidur di bis. Minusnya, ya capek aja sih, walau jalanan yang dilalui lancar dan mulus. Bus juga berhenti setiap 2 jam, kabarnya memang begitulah peraturannya



Arc de Triomphe

Setelah pulang dari Paris untuk pertama kalinya barulah saya ngeh bahwa Arc de Triomphe itu ada 2. Selama ini cuma tahu di kota Paris ada monumen bernama tersebut, dan bentuknya semacam gerbang gitu. Itu ajah pengetahuannya. Namun rupanya  Arc de Triomphe ada 2, yaitu :
  • The Arc de Triomphe de l'Étoile, yang terletak di dekat jalan Champs-Élysées
  • Arc de Triomphe du Carrousel, yang terletak di dekat Musée the Louvre
Apa bedanya? ternyata setelah diperhatikan, yang ke-2 ada patung kuda di atasnya, sedangkan yang pertama enggak ada.

The Arc de Triomphe de l'Étoile
Maapkan ada gambar kening aku, soalnya ini aslinya kan foto selfie ~_~

The Arc de Triomphe de l'Étoile
Tampak di kejauhan
Arc de Triomphe du Carrousel
Ada patung berkuda di atasnya
Sudut pengambilan foto dari depan du Louvre

Arc de Triomphe du Carrousel
Sudut pengambilan foto dari arah sebaliknya, nampak Musee du Louvre di belakangnya


Champs-Élysées

Ini semacam orchard road nya Paris kali ya?. Sepanjang jalan adalah pertokoan. Yang paling saya suka adalah trotoarnya yang lebar banget. Ini adalah tempat pertama yang kita kunjungi (di perjalanan May 2015), tentunya setelah sarapan dulu di taman, mengingat kita nyampe Paris jam 6 pagi hari dan baru bisa masuk ke airbnb hostel jam 12 siang. 

The Arc de Triomphe de l'Étoile berdiri megah di sudut jalan ini. Untuk mencapainya kita harus menyeberang jalan, dan itu gak boleh dilakukan (maksudnya : pejalan kaki gak boleh nyebrang ke sana). Akhirnya kita berasumsi ada jalan di bawah tanah. Kita pengen banget bisa masuk ke gerbangnya itu, tapi udah muter2in jalan, tetap gak nemu gimana caranya. Akhirnya nyerah deh, cukup liat dari seberang  jalan aja. Berbeda dengan Arc de Triomphe du Carrousel di depan Musée du Louvre yang tinggal langsung nyebrang ajah.

Di jalan ini juga kita ketemu gedung Louis Vuitton. Asumsiku ini adalah semacam kantor pusatnya gitu deh.. hehe

The Avenue des Champs-Élysées
Kantor pusat Louis Vuitton kali ya?

The Arc de Triomphe de l'Étoile dilihat dari sebuah sudut Champs-Élysées

Musée du Louvre 

Semacam ada perasaan merinding disko saat aku benar-benar melihat museum legendaris ini untuk pertama kalinya. Museum yang gak hanya terkenal karena lukisan Monalisa, tetapi juga berkat novel Da Vinci Code. Sebagaimana yang udah diceritain di atas, persis di depan museum ini berdiri gagah Arc de Triomphe du Carrousel, lengkap dengan patung pasukan berkuda di atasnya.

Agak lupa berapa biaya masuknya, kalau gak salah sekitar belasan euro. Sebagaimana nasehat orang2 yang pernah ke sana sebelumnya, pagi-pagi kita dah antri di bagian bawah museum yang terhubung ke stasiun metro. Dari antrian sampai benar-benar masuk ke dalam mungkin sekitar 1 jam. 

Walau awalnya senang banget akhirnya bisa masuk ke tempat yang diimpikan, namun lama-lama berada di dalamnya kok bosen. Beda banget dengan perasaanku waktu berada di The British Museum, London yang juga besaaaaaaaar banget. Setelah dipikir2 mungkin karena hampir semua (atau semua?) koleksi yang dipajang dijelaskan dalam bahasa Perancis. Jadinya susah untuk mencoba memahami sebuah karya seni.

Ruangan yang paling tersohor tentunya tempat Monalisa bersemayam. Ruameee banget. Namun dengan semangat darah muda teteup aja diriku berhasil selfie beberapa kali ~_~


Inner Piramida

Galerie Napoleon

Salah 1 ruangan tercantik di du Louvre

Monalisa! Nun jauh di ujung sana. Crowded!

Banyak seniman sedang melukis di dalam museum

Suasana di salah 1 sudut museum
Luxor Obelisk

Luxor Obelisk adalah salah 1 monumen penting di Paris, yang kata wikipedia berasal dari Luxor temple di Yunani (wow, gimana cara mbawanya?). Dipindahkan ke Paris tahun 1883 dan sudah berumur 3000 tahun. Duh, ini bangunan sudah menjadi saksi kehidupan peradaban yang silih berganti donk ya. Jadi sulit membayangkan gimana perasaannya (eh...).

Sayangnya kami mencapai tempat ini sudah malam, ditambah langit mendung dan gelap banget. Eh hujan juga denk. Bahkan untuk sekedar motoin Obelisk-nya aja kamera HP ku dah menyerah. Padahal dari sini kita bisa melihat cantiknya Arc de Triomphe dari kejauhan. Garis lurus.

Taman menuju Obelisk. Nun Eiffel Tower di kejauhan

Luxor Obelisk dan Arc de Triomphe nun di kejauhan

Garis lurus  seperti di 99 Cahaya di langit Eropa

Pada novel "99 Cahaya di Langit Eropa" katanya (au belum baca sih, tapi dah nonton film-nya bagian 1) diceritakan bahwa Arc de Triomphe de l'Étoile, Champs-Élysées, Obelisk, dan Arc de Triomphe du Carrousel, yang terletak di dekat Musée the Louvre membentuk garis lurus.

Foto di atas membuktikan garis lurus dari Obelisk ke Arc de Triomphe, sayangnya saat di Arc de Triomphe du Carrousel saya ga kepikiran motret yang membuktikan garis lurus tersebut. Tapi kita punya google maps, bukan? Dan inilah penampakan dari google map.



Bir Hakeim dan Eiffel Tower

Bir Hakeim adalah nama stasiun metro untuk mencapai Eiffel Tower. Namun tempat ini juag jadi terkenal karena merupakan salah 1 lokasi shooting film Inception, yaitu saat Cobbs dan Adriane membangun kota khayalan di dalam mimpi. 

Eiffel Tower adalah menara sejuta ummat. Menara ini hasil disain Alexandre Gustave Eiffel, tinggi 301 meter, dibangun tahun 1887. Menurutku biasa aja sih, sebuah tiang besi raksasa. Gak ngerti dimana bagusnya hehe. Hal menarik di sana adalah banyaknya imigran kulit hitam (berasal dari Senegal, pernah nanya sama salah 1 dari mereka) yang jualan souvenir Eiffel dengan harga sangat sangat sangaaaat miring. Awalnya aku kira kualitasnya jelek, tapi ternyata sama aja dengan yang dijual di toko-toko. Untuk gantungan kunci Eiffel gak usah ditawar deh, udah muraaaah banget. Tapi kalau pajangan Eiffel, tawar aja separuhnya, masih dapat kok, malah dikasih bonus gantungan kunci lagi :).

Bir Hakeim. Di atasnya adalah jalur Metro. Di kanannya adalah jalan menuju Eiffel


Notre Dame 

Hal yang menarik dari Paris adalah, lokasi landmarks-nya berdekatan. Tidak hanya tentang Arc de Triomphe, Arc de Carrousel, Obelisk dan du Louvre yang membentuk garis lurus (dan jalan kaki - able, sepanjang kakinya kuat tentunya). Tetapi juga Notredame dan Pont des Arts (jembatan cinta) yang berdekatan lokasinya. Dan di seberang Jembatan Cinta kita sudah ditunggu oleh Museum du Louvre. Jadi kalau cuacanya cetah, semua landmark penting itu bisa dikunjungi dalam 1 hari aja. Kecuali jika ingin masuk museum sih...

Sayangnya saat kunjungan di awal Agustus 2015 cuacanya panaaaaas banget. 33 derajat celcius. Tujuan pertama kami adalah Eiffel tower, dan mulai kewalahan karena panas yang menyengat. Sehabis itu kami langsung ke museum du Louvre. Tadinya ingin masuk lagi, tapi selain anak-anak udah kepanasan bangeeed, rasanya ingin cepat-cepat pulanga ja. Real feel saat itu malah 35 derajat celcius. Udah gitu dimana-mana ruameeeeee. Mungkin karena summer holiday. Berbeda dengan kunjungan di awal May 2015, cuacanya masih sejuk dan juga gak terlalu ramai

Balik ke Notre Dame, saya (dan mungkin kebanyakan orang) tahu tempat ini karena kisah Hunchback of Notre Dame yang terkenal itu. Di luar iru gak terlalu paham. Tapi yang jelas bangunannya cantik, di pinggirnya ada sungai yang indah, dilengkapi dengan taman yang cukup luas di depannya. Ada akses untuk turun ke arah sungai dan menyusuri pinggiran sungai. Romantis.

Notre Dame di bulan May 2015

Menjauh dari Notre Dame, menuju Pont Des Arts

Semacam bajaj ala Paris, dilengkapi tarif perjalanan
Pont des Arts - Jembatan Cinta

Sepanjang jalan dari Notre Dame menuju Pont Des Arts dipenuhi oleh kios-kios pelukis jalanan dan karya seni lainnya. Kebanyakan seperti buku-buku atau naskah yang sudah berumur. Kami berjalan menyusuri sepanjang sungai yang cantik. Di seberang sungai banyak orang-orang yang sedang bersantai, karena suasananya memang pewe banget.

Kalau hakikat jembatan cinta sendiri bisa ditebak lah ya. Dinding jembatan dipenuhi oleh gembok-gembok yang tentunya dipasang oleh pihak-pihak yang percaya bahwa itu adalah hal yang penting untuk dilakukan ;-)








Le château de Versailles

Istana in terletak di luar kota Paris, yaitu sekitar 25-30 km di luar Paris, dan untuk mencapainya kita harus naik kereta yang namanya RER (Réseau Express Régional, the commuter rail service serving Paris and its suburbs). Sama seperti halnya kalau mau ke Disneyland, naik RER juga.

Nyampe sana cuaca lagi gak bagus, gerimis yang akhirnya berubah menjadi hujan. Namun kondisi antrian masuknya tetap mencengangkan. Ruameee bangeeeeeeed.

Tiket masuk lumayan mahal, kalau gak salah 27 euro untuk yang di atas 26 tahun. Buat usia di bawah 26 tahun kalau gak salah hanya belasan euro. Hampir 2x lipatnya he he.

Istana ini cantik dengan halaman yang luaaaaas banget. Halamannya saking luasnya kayaknya bisa nyasar deh sendirian ke sana. Jadi inget istana Schonbrunn di Vienna yang kabarnya dibangun untuk menyaingi keindahan Versailles. Halamannya luas dan cantik. Setuju deh. Tapi aku agak kecewa dengan bagian dalam istana-nya. Memang sih ada beberapa ruangan yang mewahnya gak kira-kira, tapi selebihnya biasa aja.  Maksudnya, gak semewah yang aku bayangkan. Bukankah ini istana super hedon di jamannya? Dugaanku adalah karena banyak ruangan yang ditutup.

Kita juga ketemu istana mungil nya Marie Antoinnete. 





,,







Disneyland 

Kunjungan ke Disneyland adalah saat anak-anak udah datang ke Belanda, yaitu awal Agustus 2015. Dari Paris naik kereta RER menuju Disneyland, sekitar 30 menitan. Saya lupa nama stasiunnya apa. Yang jelas kita sempat salah naik kereta. Kecurigaan kita adalah saat naik kereta kenapa rombongan yang udah sibuk pake kostum mickey mouse pada gak ikutan naik. Akhirnya nanya ke penumpang lain, dan kita turun di stasiun berikutnya untuk  menunggu lagi kereta yang benar. 

Tiket masuk ke Disneyland ada 3 jenis. Tadinya mau tiket yang paling murah aja, tapi ternyata hanya untuk hari-hari tertentu. Dan secara kita beli tiketnya H-1, gak bisa lagi milih. Ini perjalanan yang gak direncanakan, diputuskan akan ke Disneyland di hari pertama di Paris. Sebab kupikir udah kepalang basah, udah terlanjur bayar mahal buat tiket bis dan penginapan, dan belum tentu nanti bisa ke sini lagi.

Tiket yang kami beli namanya 2-park Disney, dan memang ga ada pilihan lain. Ternyata tiket itu bisa dipakai untuk masuk ke Disney Park  dan Disney Studio. Tapi kita gak ngeh, jadi kita cuma menghabiskan waktu di Disney Park, yang ternyata luas banget luar biasa. Kayak gak abis-abis.

Seperti halnya Dufan di Ancol, setiap wahana juga antriannya bisa berjam-jam. Idealnya memang untuk 2-park ticket hanya masuk akal jika 2 hari di sana. Aku gak paham gimana caranya dalam 1 hari bisa cukup waktunya buat 2 tempat yang berbeda dan sama-sama luas banget.

Setelah melewati gerbang Disney Park, kami disambut live music yang memaikan lagu-lagu kebangsaan Disney. Kehebohan memuncak saat lagu frozen dimainkan. Yah, ketebaklah ya. Kemudian kami menyusuri jalan utama yang di kiri kanannya penuh gedung-gedung cantik dengan berbagai tema. Di ujung jalan kami disambut oleh kastil Aurora si putri tidur. Terbilang gede untuk ukuran kastil mainan. Di bawahnya dilengkapi dengan sungai buatan beserta 'naga' yang bisa bergerak dan menyemburkan api. Anak-anak manapun pasti bahagia karena khayal kanak-kanaknya terpuaskan. 

Kalau sekedar masuk castle sleeping beauty sih gak ada antriannya. Sehabis itu kami bingung mau kemana, karena semua wahana dan bangunan penuh sesak. Akhirnya kami masuk ke labirin Alice in Wonderland. Antriannya saat itu gak panjang, paling hanya 10 menit. Namun labirinnya ternyata luas juga. Di sepanjang jalan kita dikejutkan oleh "prajurit2nya" Queen of Heart yang kadang-kadang nyembul dari balik semak sambil marah-maraj. Tentunya ada si kucing lucu muncul dimana-mana sambil cengengesan. Saat mencapai istana ratu hati kami udah kecapean banget. Lumayan lama waktu yang dihabiskan di sini, karena untuk turun pun perlu waktu lagi.

Setelah itu kami memutuskan masuk ke Rumah Mickey. Namun saat di dalam suasananya penuh sesak. Lemes ngeliatnya. Untungnya anak-anak mau dibujuk untuk keluar lagi. Dalam pikiranku yang konyol, apa serunya poto sama seseorang berkostum Mickey, paling di taman mini juga ada hehe. Mending waktunya untuk yang lain. Setelah itu sempat ketemu mad hatter dan Alice. Kami berkesempatan foto sama Alice setelah antri sekitar 15 menit.

Sudah cukup siang kala itu, akhirnya bundo dan anak-anak makan dulu di satu2nya restoran yang kelihatan. Harganya lumayan juga. Tapi gak ada pilihan lain sih hehe. Tadinya kita mau masuk rumah Peterpan dulu sebelum makan. Tapi setelah tahu perkiraan waktu antrinya 55 menit, kami makan dulu deh. Selesai makan cukup tenaga untuk antri 55 menit. Aku cukup penasaran, ada apa sih di dalam. Dan ternyata wahana-nya memang sangat menyenangkan walau cukup singkat (hanya 8 menit). Kami naik perahu terbang, ceritanya lagi terbang bareng Peterpan. Perahu kami memasuki ruangan yang gelap, dan seolah-olah melayang2 di angkasa. Di bawah kami nuuun jauh di sana daratan terlihat sangat kecil. Cantik banget bikin disainnya. Sangat meyakinkan. Kami 'terbang' di atas rumah-rumah, bahkan sempat menyusuri angkasa penuh bintang. Kapal kami juga singgah di rumah wendy, sempat melewati kapal bajak laut. Yang jelas anak-anak sangat bahagia dan ingin naik lagi. Sayangnya gak cukup waktu.

Sehabis itu kami bingung lagi mau kemana. Kaki melangkah ke lokasi terdekat, yaitu Pirates of Carribean. Antriannya juag sekitar 1 jam. Awalnya aku agak kecewa, kok cuma buat masuk ke gua2 yang diisi dengan tengkorak2 dan bajak laut gini aja harus antri berdesak2an. Eh ternyata itu cuma lorong2 untuk membantu antrian yang super panjang. Pada akhirnya kami naik perahu karet. 1 perahu bisa menampung 15 orang. Kami berpetualang menyusuri lautan karibia. Canggih banget dan serius. Langit di atas kami sangat gelap dan penuh bintang (padahal kala itu pukul 3 siang). Sungai juga kadang tenang, kadang deras. Sekali waktu perahu kami menukik ke atas, dan 2 kali meluncur ke bawah air terjun yang curam. Perut rasanya mulas. Pernah juga kami melewati kawanan bajak laut yang sedang bertarung. Bahkan ada diorama yang mirip banget dengan manusia beneran. Menceritakan kehidupan bajak laut, pertempuran, perkelahian, orang2 di jembatan, bahkan suasana kebakaran. Hidup banget karena semuanya bergerak, dilengkapi suara-suara yang mirip aslinya. Abang dan adik berkali2 menanyakan apakah semua itu orang beneran.

Keluar dari 2 tempat itu terus terang kami gak berminat lagi masuk kemanapun. Bukan karena gak puas, tapi gak kuat antrinya. Saranku, kalau mau ke Disneyland jangan saat libur musim panas kali ya. Tapi gak jamin juga di luar itu suasananya gak ramai. Nyampe di Belanda kami liat2 lagi di youtube untuk melihat wahana-wahana yang gak sempat kami nikmati, misalnya Pinokio, snow white, mickey. Dan so far kami cukup puas dengan pilihan yang udah dibuat. Rasanya itu memang wahana2 terbaik ^_^.

Sempat pengen nyoba area hiburan, tapi cuacanya terlalu panas dan juga antriannya masih panjang, padahal kami jam 6 sore harus udah balik ke penginapan, untuk kemudian balik ke stasiun bus Gallieni and back to Den Haag.

Kami menutup hari dengan ikut-ikutan berdiri di pinggir jalan utama menunggu konvoi parade Disneyland. Rupanya setiap hari pukup 5.30 pm parade dimulai. Pantas saja dari jam 5 sore sudah banyak yang duduk-duduk di pinggir jalan. Awalnya gak ngeh. Dan saat paradenya lewat kemeriahan sungguh luar biasa. Parade terdiri dari kereta-kereta yang membawa hampir semua tokoh Disney diiringi lagu kebangsaan Disney. Puncak kemeriahan adalah saat kereta frozen (Elsa dan Anna) lewat. Heboh. Dan ditutup dengan kereta keluarga Mickey.

Akhir parade juga diikuti oleh pengunjung yang  berangsur pulang meninggalkan Disneyland. Kembali ke dunia nyata hehe.

Demikian sekilas cerita tentang Paris ^_^. Tepatnya, Paris plus Versailles dan Disneyland.











Tidak ada komentar:

Posting Komentar