Minggu, 16 Agustus 2015

[Traveling] Brussels & Bruges, 8-9 Nov 2014 (1)

Perjalanan ke Brussel dan Bruges ini merupakan Eurotrip pertama saya semenjak sekolah di Belanda per September 2014. 

Bendera Belgium dan batas wilayah


Waktu yang dipilih adalah 11 November 2014, yaitu memanfaatkan week end setelah ujian Quarter 1.  Sebagai gambaran, sistem kuliah di TU Delft (sebagaimana kebanyakan universitas di Belanda) memakai sistem quarter, yang artinya dalam 1 tahun terdapat 4x masa perkuliahan dan ujian, yaitu Quarter 1, 2, 3, dan 4. Masalahnya adalah setelah ujian quarter kita langsung memasuki quarter berikutnya (tanpa liburan, seperti layaknya libur semester), sehingga hanya waktu week end yang dapat kita manfaatkan. Atau misalnya ujian telah selesai sebelum week end, maka waktu lowong tersebut juga bisa dimanfaatkan. Biasanya sela-sela waktu yang berharga itu langsung dimanfaatkan untuk melakukan perjalanan. Refreshing! Re-charging!



Aplikasi 9292

Sebelumnya saya perkenalkan dulu salah 1 aplikasi penting untuk kehidupan di Belanda, namanya 9292, dapat diakses di website (9292.nl) atau via aplikasi di HP. Aplikasi ini memberikan informasi mengenai jadwal transportasi public di seantero Belanda (Train, Tram, Bus, Metro). Menurut opini pribadi saya, tingkat keakuratannya mencapai 99%, mengingat selama 1 tahun terakhir saya belum pernah dikecewakan oleh informasi dari aplikasi ini. Bahkan jika ada kereta yang telat, jadwalnya langsung diupdate secara real time. Jadi, jika pembaca ingin jalan-jalan singkat di Belanda, jangan lupa ya download aplikasi ini ya. Keren banget!

Saat melakukan perjalanan ini, saya masih tinggal di Den Haag (padahal rata2 mahasiswa Delft ya tinggal di Delft). Tentang hal ini penjelasannya cukup panjang, mungkin lain kali deh diceritakan. Yang jelas dari September 2014 - Januari 2015 saya stay di Den Haag dan bolak balik naik kereta stasiun Den Haag HS - stasiun Delft, lalu dilanjutkan dengan sepeda (yang diparkir di stasiun Delft) untuk kuliah. Lumayan siiih biaya transportasi, mengingat transportasi di Belanda bisa dibilang yang termahal di daerah Eropa (minimal hasil perbandingan dengan beberapa negara lain yang saya datangi kemudian).

Saya janjian dengan teman-teman sesama mahasiswa di Stasiun Delft dini hari. Saat itu adalah awal winter, cuaca lumayan menggigit. Dari Den Haag ke Delft naik train hanya sekitar 8 menit. O iya, ada 2 jenis train di Belanda :
  1. Intercity : berhenti hanya di kota-kota tertentu (misal : Amsterdam, Leiden, Rotterdam, dll). Sepertinya kota-kota yang dianggap cukup penting. Karena kalau dibilang kota-kota besar ya nggak juga. Delft misalnya, kota kecil namun kereta Intercity berhenti di stasiun Delft, mungkin karena ada kampus di sana.
  2. Sprinter : berhenti di semua stasiun yang dilalui kereta tersebut. Misalnya antara Den Haag dan Delft, jika menggunakan kereta Intercity hanya perlu waktu 8 menit (karena tidak berhenti lagi di antara 2 stasiun tersebut), sedangkan jika naik Sprinter memerlukan waktu 11 menit karena harus berhenti di stasiun Rijswijk dan stasiun Den Haag Moerwijk.
Informasi ini cukup penting, karena semakin jauh perjalanan antar kota di Belanda, waktu yang dihemat akan semakin significant jika memakai Intercity dibanding naik Sprinter. 

Berikut adalah screen capture gambaran perjalanan yang saya tempuh dari Den Haag ke Delft, kemudian bersama teman-teman sesama mahasiswa Delft melanjutkan perjalanan ke stasiun Rotterdam Central. Dari sana kami menunggu kereta yang akan membawa kami ke Belgia. 



Brussels di Belgia (daratan yang rendah)

Perjalanan dari stasiun Rotterdam Central ke Brussel memakan waktu sekitar 3 jam. Nah, pada saat itu (bahkan sampai Agustus 2015) saya belum terlalu paham bagaimana cara pembelian tiket kereta untuk perjalanan Eurotrip ini. Kebiasaan buruk sih, kalau travelling suka jadi free rider, alias ngikut ajah ~_~. Pertama kali memesan tiket kereta sendiri adalah perjalanan ke Paris di bulan Agustus 2015, saat anak-anak udah datang ke Belanda. Dan ternyata gak susah. Memang dasar selama ini kebiasaan bergaul ama teman-teman yang super cekatam, jadi tahu-tahu segala itinerary udah beres ajah. Thx banget buat Lusi, Lusi, dan Fitri (untuk perjalanan ke Belgia, Budapest, Vienna, Prague dan Paris) serta Rosa (untuk trip Andalusia), yang selama ini cekatan banget bikin itinerary sampai pemesanan pesawat, kereta dan penginapan.*duh*

O iya, ada info penting lagi. Di Eropa ini, usia 26 tahun adalah issue yang penting. Biaya perjalanan untuk yang berusia sebelum 26 tahun cukup berbeda dibanding yang berusia di atas 26 tahun. Mengingat teman-teman kuliahku rata-rata usianya di bawah 26 tahun (hehe emang S2-nya super telaaaat sih ya), jadi biasanya tiketku lebih  mahal dari mereka. Jadi kalau mau trip hemat di Europe, berangkatlah sebelum ulang tahun ke-26. So far, perbedaan biaya yang cukup mahal adalah saat masuk ke istana Versailles di Paris, atau masuk de Louvre. Tentang ini lain kali kita bahas.

Okay, back to Brussel (duh kalau nulis suka kemana-mana deh). Kebiasaan buruk ~_~.
Brussels adalah ibukota negara Belgia dan merupakan kota terbesar di Belgia. Perjalanan kami kali ini juga ditemanin oleh 3 rekan mahasiswa Indonesia yang sekolah di Belgia, dan diantaranya ada yang senang membahas tentang hal-hal unik negara ini. Misalnya, soal bahasa. Brussels (atau mungkin Belgia?) menggunakan 3 bahasa : Bahasa Belanda, Perancis dan Jerman. Namun yang biasa digunakan secara formal adalah bahasa Perancis dan Belanda. Ada daerah-daerah yang dominan dan cenderung terhadap bahasa tertentu dibanding bahasa lainnya. Beliau juga menceritakan arti kata Belgium yang ternyata gak jauh beda dengan Netherland, yaitu negeri/daratan yang rendah. Jika mengintip di wikipedia, Benelux (Belgia, Netherland, Luxemburg) rupanya memang dikenal sebagai low countries. Cenderung di bawah permukaan laut.

Tujuan pertama kita adalah Mini Europe of Brussel. Mini Europe semacam Madurodamnya Belanda, yaitu miniatur kota-kota besar di seantero Eropa (tentunya termasuk UK). Lokasinya di area Atomium-nya Brussels. Mayan terharu saat pertama kali liat Atomium, icon-nya Belgia. Dengan ini Atomium adalah gerbang awal perjalanan Eurotrip saya, mengingat Belgia adalah negara pertama yang saya kunjungin. Gak akan lupa...

3 jam berada di area Mini Europe rasanya gak cukup deh. Rasanya sudut-sudut yang unyu buat difoto (dan buat selfie!) gak ada abis-abisnya. Bayangkan aja, seluruh landmark kota-kota penting di seantero Eropa ada di sana. Tidak hanya gedung, pun juga beberapa pemandangan alam mini. Bahkan juga ada live action models, seperti kereta yang lagi mondar mandir di rel-rel mininya, cable car, kondisi bandara-bandara besar di Eropa dengan pesawat-pesawat mini yang lalu lalang bersiap lepas landas atau baru saja mendarat mungkin, bahkan simulasi gunung Vesuvius. The spirit of Europe-nya jadi dapet banget! Seru!

Ngintip di wikipedia, rupanya ada sekitar 350 miniatur gedung di dalamnya, berasal dari sekitar 80 kota di Eropa. Bahkan terus terang ada negara-negara dan kota-kota di Eropa yang aku baru dengar untuk pertama kalinya. Terdapat tugu mungil di setiap perbatasan "negara" yang menjelaskan secara umum informasi tentang negara itu (Nama, jumlah penduduk, mata uang, dan tahun kemerdekaan). Kota yang ditampilkan gak hanya ibukota negara, tapi juga kota-kota yang dianggap unik. Skala bangunan menurut wikipedia 1:25 (kira-kira). Seru aja rasanya menjadi "raksasa" di Eropa. Senang banget lah pokoknya. Alhamdulillah.


















Setelah makan siang, kami melanjutkan perjalanan menyusuri kota Brussels. Terus terang saya udah gak  ingat nama-nama tempat itu, saking banyaknya yang menarik. Gedung a, gedung b atau gedung c, rasanya lewat aja di otak, karena fikiran lebih fokus mengagumi keindahan kota dan kondisi jalanan yang rapi. Bahkan kami sempat menyaksikan adegan kejar-kejaran antara mobil polisi dengan mobil lain. Mayan tegang lah sekejap ;-)

Yang jelas seharian itu kami menyusuri kota sampai malam menjelang. Berikut beberapa tempat yang cukup saya ingat (dan dibantu wikipedia tentunya).

Mesjid

Kita sempat sholat di sebuah Mesjid di kota Belgia, bahkan rasanya sempat foto-foto di dalam area sholat. Sayangnya gak nemu dokumentasinya. Hiks. Ada di mana ya ~_~

Lukisan Tintin di dinding


Manneken Pis
Ini patung anak kecil pipis yang merupakan icon-nya Belgia. Dahulu kala saya baca di buku Edensor (tetralogi Laskar Pelangi) diceritain kalau Manneken Pis itu cuma patung anak kecil pipis yang kecil banget. Jadi mestinya udah tahu ukurannya kecil dan gak usah kaget lagi. Namun yang bikin saya tercengang adalah :
  • Kerumunan manusia untuk melihat patung itu. Luar biasa! Ruameeeee. Berdesak-desakan kayak mau liat ratu sejagad ~_~ (keuleeus...)
  • Ukuran patungnya yang ternyata memang kecil banget. Kata wikipedia hanya 61 cm. Gubraaaaks, bener-bener seukuran anak kecil.
Saya pikir, ini tentu soal kemampuan marketing! Bagaimana ya cara Belgia "memasarkan"negaranya sehingga patung sekecil ini aja bisa menyedot kedatangan banyak turis (termasuk kami ~_~). 

Posisi patung adalah di dalam ceruk kecil di bagian atas dinding sebuah bangunan. Sayangnya saya gak sempat motoin suasana keramaiannya. Antara lain karena memang kita jadi cenderung males dan lebih sibuk antri buat beli waffle Belgia yang super terkenal. Tapi akhirnya dapat juga sih ngeliat anak kecil ini. Aslinya gak pake baju, namun katanya suka pake baju sesuai tema-tema tertentu. Aku kurang paham ini baju temanya apa. Kayaknya kita juga sempat selfie deh (sehabis makan waffle). kayaknya ada di kamera neng Fitri. Soalnya hanya kita berdua yang akhirnya pengen liat, temen2 yang lain kalau gak salah masih di tempat waffle.


Waffle di area Manneken Pis

Aku mengakui bahwa waffle Belgia itu uenaaaaaaaaaaaaaaaaaaaak bangeeeed. Lembut, manisnya pas, gurih. Makannya sampai terharu dan pengen bungkus. Segala waffle yang pernah dimakan di resto-resto pancake di Jakarta jadi kebanting. Bahkan waffle Belanda kalah enak dibanding waffle Belgia. Yah, namanya juga negeri asalnya.




Townhall dengan bangunan-bangunan gothicnya










Hard Rock Cafe
Hampir di setiap Eurotrip, kita mampir di Hard Rock Cafe di kota itu, karena ada diantara rekans serombongan yang koleksi pernak perniknya. Saya pertama kali ikutan beli kayaknya saat perjalanan ke Prague, Czech Republic.



Taman di The Royal Palace of Brussels

Ini taman bagus bangeeeet. MasyaAllah. Sayangnya kita nyampe sana udah gelap. Maklum udah di awal musim dingin, matahari cepat banget tenggelamnya. Saat menuju taman ini aku sempat bingung, kenapa banyak banget lampu sorot dari atas. Ketika kita nyampe di bagian atas, baru deh bengong liat pemandangan. Ini foto pake kamera HP ku, tanpa edit-an apapun. Asli 100%.




Cinquantenaire Triumphal Arch

Aku gak begitu yakin apa beneran itu nama gerbang ini. Gak inget sama sekali. Ini hasil nebak-nebak bandingin foto di kamera dan google. Gerbang ini baru kita temukan setelah menyusuri hutan yang gelap banget. Awalnya semua peserta gak yakin ini kaki mau kemana, namun salah seorang teman yakin banget eksistensi sebuah bangunan di balik hutan gelap ini. Dan memang gak sia-sia jalan ke sana Sayangnya kemampuan fotografi-ku tidak cukup canggih untuk bisa mengabadikan suasana indah malam itu. Yang sekaligus menutup perjalanan kita di Brussels, untuk esok harinya melanjutkan perjalanan ke Bruges.







Tidak ada komentar:

Posting Komentar