Rabu, 19 Agustus 2015

[Traveling] Prague, 4 Feb 2015


Tulisan in adalah bagian ke-3 dari rangkaian perjalanan di 3 kota : Budapest, Vienna, dan Prague.
Tulisan 1 dapat di klik di sini,
Tulisan 2 dapat di klik di sini.

Dari Vienna ke Prague, kami naik kereta sekitar 4 jam perjalanan



Dibanding 2 kota sebelumnya (Budapest dan Vienna), saya lebih sering denger cerita orang2 tentang keindahan kota Prague. Dan memang benar adanya. Cantik banget! Seolah setiap sudutnya diukir (okay, ini agak lebay memang). Tapi yang jelas selama di Prague hari ke-2 (hari pertama kita nyampe udah malam, langsung istirahat), kita jalan kaki menyusuri seantero kota. Dari jam 9 pagi sampai jam 6 malam. Baru terasa capeknya ketika dah nyampe kamar.

Czech Republic

Terus terang nama Czech Republic sangat asing di telinga saya. Kalau Cekoslovakia sih sering dengar. Kebetulan saya bukan pemerhati dunia politik, jadi gak ngeh gimana ceritanya Cekoslovakia berubah menjadi Czech Republic dan Slovakia. Mari kita intip Google.

Nah inilah dia hasil pencarian di Google tentang Czech.

Cekoslovakia adalah sebuah negara di Eropa Tengah yang berdiri dari 1918 hingga 1992 (kecuali pada masa Perang Dunia II). Republik Ceko adalah bekas negara Uni Soviet.  Pada 1 Januari 1993, negara ini pecah secara damai, melalui Velvet Revolution,  menjadi Ceko dan Slowakia. Cekoslovakia mengalami “Disolution” atau pemisahan menjadi dua negara yaitu, Republik Ceko dan Slovakia. Kalau baca2 dari berbagai sumber nampaknya awalnya hanya Ceko, lalu bergabung dengan Slovakia, lalu bubar lagi, dst. Ceko tidak memiliki batas laut karena dibatasi oleh Polandia, Jerman, Austria, dan Slowakia.

Mata uang - Koruna

Setelah 2 hari di Vienna memakai mata uang euro, di Prague kami harus nyari-nyari ATM lagi buat konversi, karena mata uangnya adalah koruna. Saat kami di sana 1 eeuro sekitar 25-28 Koruna. Sesuai teori kami, harga makanan di negara non euro selalunya lebih murah. Misal harga roti kebab turki hanya sekitar 50 koruna (2 euro), yang mana di Belanda mencapai 3,5 euro.

Prague

Saat dikasih tahu mau ke Praha, seorang teman wanti2 banget supaya berkunjung ke old town, Charles Bridge dan Astronomical clock. Tapi semua area yang kita lewatin dengan berjalan kaki juga rasanya bagus semua. Dibanding Budapest yang malam-genic, Vienna yang cantik dengan perpaduan manis antik dan modern, maka Praha lebih kepada 100% kuno.

Jadi untuk yang benar-benar ingin merasa kembali ke masa lalu, Eropa kuno, mungkin Praha salah 1 kota yang wajib banget dikunjungin. Castle, gereja, sinagog di sepanjang jalan, dan kondisi jalanan yang berbukit-bukit (pegeeeel), lengkap lah menambah uniknya suasana.

Berikut beberapa foto. Terus terang banyak bangunan-bangunan khas yang aku mungkin gak notice, sebab memang gak terlalu well prepared tentang apa yang mau dikunjungin. Misi utama kita hanya mendatangi objek2 yang paling tersohor aja. Selebihnya, kami sangat menikmati suasana kota yang cantik.

Charles Bridge  di Vlata River - Supeeer romantis abiiezzzzz

Kayaknya ini jembatan terindah yang pernah aku jumpai. Walau Budapest tersohor atas keindahan jembatan2nya, tapi paling jatuh hati dengan Charles Bridge in Prague ini. Jembatan-jembatan di Budapest memang indah, namun rata2 dilalui kendaraan, jadi cuma bisa dipandang dari pinggir sungai. Charles Bridge ini memang untuk ditelusuri. Mirip lah sama jembatan cinta di Paris yang langsung berujung di Muse du Louvre.

Charles Bridge bisa kita temukan setelah menelusuri Old Town dan setelah ketemu Astronomical Clock. Sayangnya nyampe sana udah agak sore dan langit gak terlalu cerah. Ini jembatan romantiiiizzz banget. Mulai dari gerbangnya dari arah old town, suasana di atas jembatan, pemandangan sungai Vlatava River yang airnya jernih dan dikelilingi bangunan-bangunan super kiyut, pemandangan perbukitan yang dipenuhi bangunan-bangunan super cantik, aroma Trdelnik (roti khas Praha) yang harum. Duh, pasangan bulan madu wajib deh ke sini.

Sayangnya aku gak bisa dapetin gambar suasana rame di atas jembatan, karena sudah sore banget dan langit udah gelap. Kamera HP saya nyaris gak bisa diharapkan tanpa bantuan cahaya dari langit.

Tolooong, bawalah aku kembali ke tempat ini. Phliiiizzzzz............

O iya, salah satu kenangan di sini adalah kita sholat di bangku-bangku di pinggir sungai.


Pemandangan dari Charles Bridge

Suasana di atas jembatan




Astronomical Clock
Wikipedia : Astronomical clock in Prague is a medieval astronomical clock located in Prague, the capital of the Czech Republic. The clock was first installed in 1410, making it the third-oldest astronomical clock in the world and the oldest one still working.




Wenceslas Square 

Tempat ini aslinya bagus. Betah deh duduk di sini berlama-lama jika bukan cuacanya yang terlalu dingin. Sayangnya jarang banget ada foto di square ini tanpa diriku ~_~. Kalau mau lihat keindahannya bisa googling aja deh he... he...
Yang bikin diriku tambah betah adalah dengan adanya toko kecil yang jualan makanan turki halal di sudut square ini. Seorang teman yang pernah ke Prague juga katanya sampai bela2in 2 kali ke square ini. Mungkin karena penganten baru,  karena suasananya memang cenderung romantis ^_^








Kebab turki di Wenceslas Square 

Old Town
Wikipedia : Old Town Square is a historic square in the Old Town quarter of Prague, the capital of the Czech Republic. It is located between Wenceslas Square and the Charles Bridge.










Trdelník - Roti khas Praha

Trdelník. Ini cara bacanya gimana ya? Kebanyakan huruf mati di depan hehe.
Foto di bawah ini adalah salah 1 toko roti di pinggir sungai di Charles Bridge. Ini aku motoinnya dari atas jembatan. Tapi terus terang kita gak beli. Lupa alasannya apa. Kalau ga salah karena udah gelap dan kita ngejar waktu buat naik ke atas bukit, yang masih dipenuhi bangunan-bangunan kece. Termasuk starbuck nya yang unyu banget.
Wikipedia : Trdelník is a traditional Slovak cake and sweet pastry, originally coming from Hungarian-speaking part of Transylvania, Romania. It also is known within the culinary heritages of other European countries like Hungary, the Czech Republic and Austria



Di atas bukit

Setelah dari Charles Bridge, kita menyusuri bukit. Lumayan berkelok-kelok dan tinggi banget. Sempat ingin menyerah, namun saat papasan dengan 2 oma yang baru aja turun dari tangga super curam, kita cemungud lagi deh. Dan ternyata suasana di atas bukit memang keceh badai. 
Ini beberapa hal yang kita temukan :

  • Starbuck lucu di atas bukit

  • Istana lengkap dengan prajurit berpakaian militer
Kita gak tahu ini gedung apa, mungkin gedung pemerintahan. Yang jelas di gerbangnya dijaga oleh pengawal berpakaian lucu. Mungkinkah itu seragam militernya? Topi bulu dan kerah berbulu seolah ada pengaruh kuat budaya soviet bukan?. Mungkin kapan-kapan kita perlu membaca lagi sejarahnya.

Pengalaman ini terasa unik karena biasanya gedung berpengawal yang sering kita lihat di TV adalah istana-istana di Inggris, dengan topi bulunya yang tinggi. Kami juga beruntung berkesempatan menyaksikan adegan pergantian prajurit.








  • St.Vitus Katedral
Di balik gedung berprajurit itu kami menemukan katedral yang indah banget. Tapi posisi jalanan yang mengapitnya sangat sempit, jadi susah untuk mendapatkan foto keseluruhan. Namanya St. Vitus Cathedral. Atau dalam bahasa Praha : Katedrala St.Vita. Kalau ita intip di websitenya, ini adalah the first temple in the country.



Vyšehrad (Czech for "upper castle") 

Hari ke-2, sebelum bertolak menuju bandara, kami mengunjungi Vyšehrad. Untuk menuju ke sana kami naik kereta ke... (oouw, lupa nama stasiunnya). Kalau liat2 di koleksi foto, ada foto di stasiun Hlavni Nadrazi, sebelum foto suasana di Vyšehrad, mungkin itulah nama stasiunnya.

Sebagaimana namanya (upper castle), untuk mencapainya memang harus melewati jalanan mendaki. But worth it. Di beberapa sisi kita bisa melihat pemandangan kota Praha, lengkap dengan bangunan-bangunan yang khas. Di sisi lain kita bisa jumpai kastil-kastil yang misterius, bahkan kuburan kuno. Dan di sisi lainnya kita malah bisa lihat  pemandangan sungai yang besar dan jernih. Paket lengkap.









Di depan sebuah kastil di Vyšehrad 

Di belakang kastil ini ada kuburan kuno


Suasana Kota

Di bawah ini adalah foto beberapa suasana kota. Termasuk Dancing House.
Informasi tentang Dancing House dari Wikipedia cukup menarik.

The Dancing House (Czech: Tančící dům), or Fred and Ginger, is the nickname given to the Nationale-Nederlanden building on the Rašínovo nábřeží (Rašín Embankment) in Prague, Czech Republic. It was designed by the Croatian-Czech architect Vlado Milunić in cooperation with Canadian-American architect Frank Gehry on a vacant riverfront plot. The very non-traditional design was controversial at the time because the house stands out among the Baroque, Gothic and Art Nouveau buildings for which Prague is famous, and in the opinion of some it does not accord well with these architectural styles.

The Dancing House

















Tidak ada komentar:

Posting Komentar