Senin, 04 September 2006

[Cluster-4] Catatan 2 Tahun yang lalu

//ini hasil migrasi blog, 7 Juli 2015. Pindahan dari unisa81.net//


Mengapa air mata ini keluar tanpa sebab
Mengapa hatiku berdebar dalam gelap
Perenunganku berakhir, matahari bergulir
Aku menanti-nanti, menunggu detik-detik akhir
Berapa? Berapa lagi usiaku yang Tuhanku?

Tulisan-tulisan di bawah adalah yang aku tulis dan aku terima di Singapura, saat maghrib menjelang dan usia berkurang satu, di dua tahun yang lalu, 4 September 2004…

1. Dua monitor

suatu siang
saat jarak yang membentang bukan halangan
saat Singapura Jakarta hanya terpisahkan oleh
dua layar monitor
saat ukhuwah menjadi taman taman yang indah
dan tausiyah menjadi kuntum kuntum yang merekah
walau tiada pernah saling menatap wajah
inikah hati hati yang terikat karena Allah?


mbak…
tolong ajari aku
tentang ikhlas, syukur dan sabar
kenapa kaki ini tiba2 berat melangkah


sayang,
bila ingat keikhlasan…ingatlah bunda dirumah…..
ingat kenakalan kita dan juga semua jerih payah yang telah diberikan hingga membuat kita menjadi orang yang berguna, tapi beliau tetap ikhlas…
kadang marah, kadang cinta…tapi tidak pernah meminta sesuatu sebagai balasannya…


sayang,
jika ingat keikhlasan..ingatlah bahwa seorang sahabat rela dipatuk kakinya oleh ular tapi tidak bergeming, karena takut gerakannya akan membangunkan lelap kekasih hatinya…..dia tidak berharap apapun atas cintanya…
jika ingat keikhlasan ingatlah…bahwa hidup kita hanya mengharap cinta Alloh SWT, maka semua pemberian atau balasan dari makhluk akan terasa kecil karenanya..


sayang,
jika ingat kesabaran, ingatlah nabi ayub…kehilangan atas tanah, anak dan istrinya serta terakhir diberi penyakit yang tidak pernah hilang derita..tapi yang terucap dari mulutnya hanya kalimat thayyibah…
ingat kesabaran..ingatlah baginda rasulullah dipukuli dan di lempari baru di thaif..tapi yang keluar dari mulut mulia beliau adalah doa untuk mohon keberkahan atas kaum itu
ingat kesabaran ..ingatlah para mujahid dakwah yang dipenjara atau terbunuh dalam perang, yang tidak pernah keluar keluh kesah derita walaupun berhadapan dengan tirani…
ingat kesabaran..ingatlah bahwa sabar tidak memiliki awal dan juga akhir…..karena dia adalah proses yang tiada berhujung, dengan balasan surga bgi siapapun yang bisa melaksanakannya…


sayang,
antara keikhlasan dan kesabaran akan berbuah satu yakni keimanan….yang menghasilkan surga hakiki

———-

2. puisi cinta dari sahabat

Hari-hari melangkahi usia
memburu imanku
mengejar hari esokku
Di mana kini aku berada?

berlari-lari usia mengejar massa
hingga saatnya tiba
aku perlu kado istimewa
bukan, bukan sekedar harta
mungkin hanya sebait doa
mungkin juga sebuah taushiyah
sungguh aku tak ingin waktuku tersia-tersia

Detik-detik menggiring rasa
Meninggalkanku sebuah jeda
bermuara sebuah perenungan
Akhirnya tertinggal di dada
Teriakan-teriakan kesakitan membahana
Memecah dunia dari ufuk timur dan ufuk barat
Manusia-manusia yang dibangkitkan
Dari tidurnya yang panjang nan lelap
berakhir sudah .

keluarlah sejarah lama
menyiksa, memaksa
mengantarkan keletihan pada puncak ketakutan
malaikat maut dengan sapa peringatan
“Man robbuka?” [Siapa Tuhanmu?]
“Man dimuka?” [Apa agamamu?]
“Man qiblatuka?” [Ke mana kiblatmu?]
maka gemetar ruh
“Siapa Tuhanku? Allah,Allah Tuhanku!”
“Agamaku? Islam, agamaku!”
“Kiblatku? Celakah aku? ke mana kiblatku, ya Tuhanku?”

Jawab, jawab, aku perlu jawab
Mengapa air mata ini keluar tanpa sebab
Mengapa hatiku berdebar dalam gelap
perenunganku berakhir, matahari bergulir
aku menanti-nanti, menunggu detik-detik akhir *sesuai status ym nya:P*
berapa? Berapa lagi usiaku yang Tuhanku?
Tetapkah berdiri aku di sini saja
di bibir ketakutan
sungguh ya Tuhanku
bilakah tulus pengharapanku
seandainya merangkakpun kutuju diriMu
Meski berat berlari aku padaMu
sisa-sisa tenagaku makin melemah
deraan-deraan ujian membuatku goyah
apakah kesabaranku lambat laun terkikis?
hingga sedikit demi sedikit semakin menipis?

Aku butuh pijakan
Aku butuh pegangan
Aku butuh tangan-tangan
yang mengajakku bangkit kembali
dan mengingatkanku tanpa bosan setiap hari

aku perlu orang-orang yang menuntun
Yang saling menjaga agar ruhiyah tidak turun
Hingga berjumpa do.a-do.a robithoh yang terlantun
Aku perlu sapa-sapa santun
Hingga merembes seluruh taujih dalam qolbun
Maka, kubiarkan waktuku berlalu setahun
Bersama doa pagi dan selang petang kami yang beruntun

Berkaca kami pada manusia-manusia langit
Yang menggunakan waktu sebagai selendang menuju syahid
Ketika di atasnya tertoreh darah dan tadhkiyah
Yang sengaja selalu dicipta dalam dada
demi perngharapan berjumpa dengan RabbNya

ketika napak tilas hari sebelumnya
Memeras luka dari jiwa
Merobek-robek luka lama
sayatan-sayatan pedih seolah luka abadi
sejarah hati yang tak kuasa dipendam sendiri
Meronta-ronta jiwa
Namun akhirnya terpaksa jua mengakui

Di sini
Jauh di dasar sanubari
terukir nama-nama dalam hati
mengajakku lagi, lagi dan lagi
bangkit kembali
Menyongsong esok hari
Maha suci Illah
Ahabbakalldzi ahabbatanillah
Bilakah kami bersua di pelataran ArsyNya?

//ukhty, syukran atas cintanya…