Jumat, 19 April 2019

[Travelling] 5 Malam di Singapura

[5 malam di Singapura - part 1]

Ketika 2 pasang kaki kecil itu bersicepat antusias menyusuri sudut-sudut kampus, pikiran saya perlahan berkelana mengenang saat-saat pertama kali mendatangi kampus ini di pertengahan thn 2000. Masih tak percaya bahwa saya bisa sekolah di sini tanpa memusingkan lagi apakah awal bulan punya cukup amunisi untuk rupa2 keperluan.
.
19 tahun bukan waktu yang singkat. Namun betapa lekat dalam ingatan saat2 adaptasi yang tak selalu mudah. Ada tangis diam2 saat situasi membingungkan di perantauan, namun lebih banyak lagi ingatan atas kenangan-kenangan indah menawan bersama kawan-kawan.
.
Ketika 2 pasang kaki mungil itu riang melompat kesana kemari, bersicepat juga hati saya syahdu mengenang bahwa di kampus inilah justru saya belajar islam. Jilbab miring sana sini karena beberapa minggu sebelumnya baru dikenakan. Baju, rok, jilbab tabrak sana sini karena sebagian besarnya adalah barang pemberian.... (plus memang selera busana ala kadarnya 😅). Ada kenangan bersama kawan2 saat kami rutinkan membaca Quran sekali sebulan, yang sebagian besarnya adalah ajang silaturahmi, update kabar, canda tawa, dan curcol exam. Muslimah Indonesia NTU 😘

[5 malam di Singapura - part 2]

Iya,
Hari pertama kembali ke negeri ini memang saya khususkan untuk memperkenalkan kampus ini. Walau tak banyak yg akhirnya saya sempat ceritakan.

Misalnya bahwa saya sempat gak nyaman dengan aura kiasunya Singaporean terutama jelang ujian. Hawa exam yg begitu mencekam. Walau kemudian tanpa sadar kami rata2 melakukannya. Booking ruangan, bench, tak kenal jam. Terlepas apakah dipakai buat belajar, tidur, atau makan2 🤣. Kualat maksimal 😅. .

Atau, karena pernah 1 tahun di ITB yang olah raga wajibnya LARI, maka saya pernah rutin (ama kak dils) lari malam hari 6x lapangan sepak bola pakai celana batik 😂.
.
Daan, di atas semua itu. Ada pertemanan kereen yang jalan terus sampai sekarang. Ya bagaimana tidak, dengan merekalah masa2 muda pencarian jati diri itu bermula. Usia 18 tahun, nyaris terisolasi di kampus asri terpencil yg punya semuanya (kalau yg mager kayak saya jaraaang keluar kampus, kecuali Halal Food gak jualan). 4 tahun penuh! Banyaaak kenangan yg penuh warna. Indah, lucu, banyak cerita... 😘😘

Setengah harian menyusuri NTU tapi bahkan belum 1/10 nya. Kiddos udah menyerah pegel, beda sama bundonyo yg cengar cengir sana sini merangkai kenangan. .
Lecture theater, Prata egg kantin A, Nanyang house, Banmian, Fair Price, Roti 1 dolar raksasa, kantin B, south spine, mushola, roof top, NTUMS, lomba lari demi poin asrama, antri ke dosen nanya tutorial, taekwondo SRC, reading room, bis 179, bis 199, makan or tapau?, Bandung 50 cents, rebus telur di microwave, rayain ulang tahun, belajar bahasa arab di Darul Arqam, MRT, Boon Lay, Jurong Point, ramadhan di an Nahdah, pengajian MIN62, IMAS, setoran hafalan, ah gak abis abis..

Thanks NTU, Thanks Singapore Ministry of Foreign Affairs atas program Singapore Scholarshipnya, sehingga membolehkan kami menuntut ilmu gratis di negeri yang luar biasa ini. Walau sampai sekarang saya masih menduga do'a Ibu berperan sangat besar dalam menghantarkan diri ini sampai ke tempat ini, sebab jika difikir2 kemampuan diri saja sungguh begitu terseok-seok meniti semuanya...

Alhamdulillah 'ala kulli haal..
Dan akan halnya duo H, semoga kelak senantiasa mengambil hikmah atas semua cerita...