Minggu, 27 Februari 2005

...di tsurayya [2]...

tak sekedar mengaung di langit nan jauh
tak sekedar bergema indah di angkasa raya
tak sekedar berpijar mempesona di tsuraya
tak sekedar berwujud di ujung pena mujahid muda

dia akan datang
dia akan hadir
dia akan ada
....
mungkin sedang sibuk meniti jalan pelangi
biar kutunggu saja di sini 

Kamis, 24 Februari 2005

...setelah hujan reda...

tadi pagi angin berkabar
bahwa musim semi nan lama dinanti
tangkainya bermula pekan mendatang

penantian itu tak lagi berhias cemas
setelah angin segar meluluh lantakkan gunung es yg telah berumur 6 bulan
penantian yg tak selalu berhiaskan sabar

hidup ternyata semakin mempesona
setelah melewati kelas kelas cinta
dari sang perkasa pemilik jagad raya

hujan telah reda
semburat surya menembus gelas gelas kaca
membentuk simfoni seindah pelangi

perempuan,
tersenyum.

....
Alhamdulillah... 

Sabtu, 19 Februari 2005

kecewa


kekecewaan adalah...
ketika meletakkan harap selain kepadaNya...
kesedihan adalah...
ketika satu, dua, peristiwa menimbulkan duka
kemurungan adalah...
seperti awan yg menggulung rona matahari...
walau kita memang bukan barisan malaikat...
...
Wahai Rabbku, tiadalah Engkau ciptakan segala peristiwa dengan sia sia... 

Kamis, 17 Februari 2005

Tentang tunduk qalbumu

Kekecewaan seperti awan yang menggulung matahari. Kenapa hujan itu justru terjadi di mataku, sedang kamu tetap memamerkan senyum matahari. Setidaknya window yahoo messengerku mengatakan begitu. Hatimu terbuat dari apa? atau aku yang terlalu sentimentil? Melankolis? seperti katamu?. 

Istimewanya wanita dalam islam yang bercahaya. Sebelum menikah, orang tualah yang wajib menafkahinya. Setelah menikah, suamilah yang wajib menopang jiwa raganya. Bahkan hartanya adalah haknya sepenuhnya. Utuh. Tak diganggu gugat, kecuali atas relanya saja. Indah ya? Indah sekali...

Demikian juga hakikatnya tentang ketundukan dan kepatuhan. Bagi muslimah, sebelum menikah orang tualah muara segala ketundukan dan kepatuhan. Dan setelah menikah adalah kepada suami segala paspor itu beralih. Sesudah ALLAH tentunya

Namun jika seorang muslimah telah memutuskan untuk memeluk islam secara kaffah, tidak bolehkah dia tetap memiliki keinginan keinginan pribadi?. Apalagi jika itu semata akan mengokohkan keistiqomahan yg menancap erat di dalam dadanya. Jika itu tidak akan pernah insyaALLAH mengaburkan bentuk bentuk baktinya pada kedua orang tuanya. Pengukir jiwa raganya.

Jangan tanyakan padaku, karena jawabku sepasti matahari sore yang menyemburatkan butir butir jingga di dedaunan. Kepasrahanmulah yang tak akan pernah bisa kumengerti. Mungkin karena tempaan tempaan yang mengukir masing2 relung2 kedewasaan dalam jiwa kita juga berbeda hakikatnya

Jangan pernah merasa sendiri! Karena akan selalu ada yang membersamai setiap denyut azzam yang mungkin tak selalu terucapkan. Ke istiqomahan itu harus dibangun bersama sama. Dan aku merasa akan sempurna indahnya jika islam telah menjadi takaran utama.

*bahkan jikapun kabarmu itu tidak seperti yg kuharap, akan tetap berbagi senyum. Kamu menamainya metoda pengabdian. Aku menyebutnya kelemahan. Maafkan. Maafkan jika kali ini kita berbeda. Seperti cabang cabang sungai yang bermuara di laut. Semoga RidhoNya saja tempat kita bermuara. Sabar ya bu' :). I'll be right here always.. Listening and writing =) 

//btw work permit ku udah jadi tgl 14 kemaren, tapi entah kenapa belum nyampe ke kantor. makanya sampe sekarang belum bisa ngantor :D:D 

Selasa, 15 Februari 2005

Lukisan Jendela


Langit gelap saja.
Tak nampak bintangnya.
eh bentar,
ada bulan sabit satu.
bersinar malu malu.

warnanya ungu.
lucu ^_^ 

Kamis, 10 Februari 2005

...Episode Kangen...

Sahabat,
seperti pelangi yang datang bersama hujan
bukan dengan mentari sore yang hadir bersama awan abu abu retak
demi Allah, aku kangen masa masa indah itu!!!
kangen big gulp seven eleven rasa lemon tea :D
kamu? samakah? 

Rabu, 09 Februari 2005

...di tsurayya [1]...

Perempuan itu kembali terpekur merenungi lembaran2 sederhana dihadapannya. Lembaran yang seharusnya memerlukan jawaban, baik bagi dirinya maupun bagi yg menulisnya. Namun kenapa begitu sulit merangkaikan untaian kalimat, bahkan sebuah katapun menjadi begitu luar biasa sulit untuk ditulis.

oh, mungkin karena dia tak paham, apakah itu masih diperlukan oleh penulisnya.
andai saja bertanya bukan dosa... 

Senin, 07 Februari 2005

...Alauddin Fakhuri...


Setiap kali Fakhuri berkata kepadanya, "Wahai Abi, bila engkau bangun untuk sholat malam, bangunkanlah aku". Menurut Abul Abd, permintaan diungkapkan putranya tidak hanya sekali, dua kali. Pada hari hari terakhir, dia tidak melihat anaknya kecuali dalam keadaan membaca al Qur'an dan sholat. Ia selalu memanjangkan sholatnya dan terus tidak putus dalam melaksanakan shaum sunnah Senin dan Kamis, namun tak seorangpun tahu kalau dia sedang shaum.

Menurut Ummul Abd, Alaudin orangnya sangat zuhud terhadap dunia. Kepada ibunya dia menjelaskan, "Wahai ummi, kita harus merasakan apa yang dirasakan orang lain.
Di sana banyak orang yang sangat membutuhkan"

Terlahir, 15 februari 1981, di Hebron, Tepi barat dan meninggal di akhir tahun 2003. Di Palestina. Di usia yang masih sangat muda. Terpinang bidadari surga..

//inspired by Tarbiyah edisi sya'ban


Sabtu, 05 Februari 2005

...determined silence...

Langit menjingga,
membersamai lembaran lembaran kenangan
yang semakin tua

Perempuan,
membersamai desir desir angin
yang bersenandung dzikir
dalam sajak sajak hening

Muthmainnah.