Rabu, 18 September 2019

[Goresan] Teras mesjid ini

Lalu mesjid ini muncul di pelupuk mata..

Engkau mungkin sudah lupa.
Episode singkat,
yang berbaur dengan jutaan lembar kisah.

Bagiku, mengingat itu selalu mampu...
hadirkan musim semi.
Di tengah luka-luka.

Siapa mengira,
justru mesjid itu harus kupandang setiap hari..
dan papan pengumuman itu masih setia di sana..
tempat kita pertama jumpa.

Lalu jari-jemari terus bergerak merangkai kalimat demi kalimat yang meluapkan segala penambahan episode-episode yang terpetakan dalam warna warni aneka rupa.

Cerita adalah puisi jiwa tentang hitam putih dan gradasi.
Tak selalunya bermakna harapan maupun kekecewaan...
Dan diujungnya, di depan sana...
... mulai juga ku melukis gambar-gambar dengan pensil dan cat air dalam kabut-kabut semu yang masih tertutup awan abu-abu.
Di dalamnya juga masih tersisa ruang untuk sebuah nada...

Ingin kulihat engkau ada di dalamnya