Kamis, 27 Juli 2006

Isti'ab

nyulik dari mba YOKKA,
yokka.multiply.com

Meningkatkan Kapasitas Rekruitmen Dakwah

ISTI'AB DALAM DAKWAH DAN DA'I

1. Makna Isti'ab

Isti'ab (daya tampung) adalah kemampuan da'I utk menarik objek dakwah (mad'u) dan merekrut mereka dengan segala perbedaan intelektual, kejiwaan, status sosial dsb.

Da'i yg sukses adalah da'I yg mampu masuk & dapat mempengaruhi setiap manusia, dengan pemikiran dan dakwahnya, sekalipun kecenderungan, karakter, dan tingkatan mereka beragam. Disamping mampu menarik sejumlah besar manusia dan mampu menampung mereka baik dalam tataran pemikiran ataupun pergerakan.

Jadi Isti'ab merupakan kemampuan individu, kelayakan akhlak, sifat keimanan, dan karunia Ilahiyah, yg membantu para da'i dan mjdkan mereka poros bagi masyarakat, shg mereka senantiasa berputar dan berkerumun di sekitarnya.

2. Tingkat Kemampuan dalam Isti'ab

Tingkatan isti'ab seorang da'I berbeda-beda, namun seorang da’I dituntut utk memiliki batas minimal kemampuan isti’ab, agar bisa produktif dan mendatangkan manfaat bagi masyarakat, bukan mendatangkan kemudhoratan dan tdk mendatangkan manfaat sama sekali, bahkan menjadikan orang-orang disekelilingnya lari.

Tingkatan-tingkatan kemampuan dalam isti'b disyaratkan oleh sebuah hadits:
"Perumpamaan petunjuk dan ilmu yg dengannya Allah mengutusku adalah bagaian hujan yg turun ke bumi. Maka ada bagian bumi yg baik, ia menerima air hujan itu dgn baik lalu menumbuhkan tanaman dan rerumputan yg banyak. Ada jg bagian bumi yg menahan air, lalu Allah memberikan manfaat kpd manusia dgn air yg disimpannya, shg mereka bisa minum dan menyirami tanaman dari air tersebut. Bagian lainnya adalah padang tandus, ia sama sekali tidak bisa menyimpan air dan juga tdk menumbuhkan apa pun. Demikian itu adalah perumpamaan orang yg diberi kepahaman dalam agama, lalu ia dapat memanfaatkan apa yg aku bawa itu, hingga ia senantiasa belajar dan mengajarkan apa yg ia pahami. Dan perumpamaan orang yg sama sekali tidak ambil peduli dan tidak mau menerima petunjuk Allah yg aku sampaikan" (HR Bukhari Muslim)

3. Isti'ab dan Keberhasilan Dakwah

Tidak akan ada keberhasilan dakwah tanpa kemampuan isti'ab krn keberhasilan ditandai dengan kemampuan da'i utk menarik sebanyak-banyaknya masyarakat kpd Islam & pergerakan yg ada, shg mampu merealisasikan sasaran-sasarannya. Jika dai tidak mempunyai isti'ab maka dakwah akan mandul dan pergerakannya akan terbatas, hingga Allah mendatangkan para da'I dan kader yg sangat berpengaruh dan mampu menarik masyarakat. Atau Allah akan menggantikannya dengan daklwah yg lain yg tidak sama dengannya. Inilah sunnatullah yg akan terus berlaku:

.. dan kamu sekali-kali tiada akan mendapati perubahan pada sunnah Allah (QS Al-Ahzab : 62)

.. Maka sekali-kali kamu tidak akan mendapat penggantian bagi sunnah Allah, dan sekali-kali tidak (pula) akan menemuui penyimpangan bagi sunnah Allah itu (QS Fathir : 43)</em>

4. Isti'ab Eksternal & Internal

Isti'ab Eksternal adalah penguasaan terhadap orang-orang yg berada di luar dakwah, di luar pergerakan dan diluar organisasi. Atau orang-orang yg belum bergabung.

Isti'ab internal adalah penguasaan terhadap orang-orang yg berada di dalam organisasi, yakni mereka yg telah bergabung ke dalam Jama'ah dan pergerakan. Keberhasilan seorang da'i sangat terkait dengan kemampuan utk menguasai keduanya, krn tdk ada gunanya pengguasaan terhadap masyarakat di luar tanzhim (jamaah) tanpa dibarengi dengan penguasaan terhadap masyarakat yang ada dalam tanzhim.

ISTI'AB EKSTERNAL

Sesuai Al-Qur'an & Sunnah tuntutan yg harus dipenuhi para da'i dalam proses isti'ab dan recruitment diantaranya:

1. Kepahaman tentang agama

Katakanlah: adakah sama orang-orang yg mengethaui dengan orang-irang yg tidak mengetahui? Sesungguhnya orang yg berakalah yg dapat menerima pelajaran (Az-Zumar : 9)

Dan orang-orang yg diberi ilmu (Ahli Kitab) berpendapat bahwa wahyu yg diturunkan kepadamu dari Rabb-mu itulah yg benar dan menunjuki (manusia) kepada jalan Rabb Yang Maha perkasa lagi Maha Terpuji (Saba': 6)

Kemudian Kami jadikan kamu berada di atas suatu syariat (peraturan) dari urusan agama itu, maka ikutilah syari'at itu dan janganlah kamu ikuti hawa nafsu orang-orangg yg tidak mengetahhui (Al-Jatsiyah : 28)

Wahai manusia sesungguhnya ilmu hanya didapat dengan belajar, sedang pemahaman hanya akan didapat melalui pendalaman (tafaquh), dan barang siapa yg dikehendaki Allah baik maka akan diberi kepamahan dalam agama, sesungguhnya yg takut kepada Allah dari hamba-hamba-Nya adalah ulama (HR Bukhori)

Apabila Allah menghendaki kebaikkan bagi seorang hamba maka Allah memberinya kepahaman tentang agama dan memberinya ilham kelurusan (HR Thabrani)

Sesungguhnya perumpamaan para ulama di muka bumi adalah bagaikan bintang-bintang yg dijadikan petunjuk dalam kegelapan daratan dan lautan. Jika bintang-bintang itu padam, maka para penunjuk jalan akan tersesat (HR Ahmad).

2. Teladan yg baik
Seorang da'i hrs menjadi teladan yang baik bagi masyarakat, agar ia memiliki pengaruh dalam masyarakat, shg mereka bisa direkrut. Krn pengaruh ucapan tidak seefektif pengaruh yg ditimbulkan oleh perbuatan, perbutan zhahir harus sesuai dgn apa yg ada di dalam hatinya.

Hai orang-orang yg beriman, mengapa kamu mengatakan apa yg tidak kamu perbuat? Amat besar kebencian disisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yg tiada kamu kerjakan (Ash-Shaf: 2-3)

Mengapa kamu suruh orang lain (mengerjakan) kebaktian, sedang kamu melupakan diri (kewajiban)mu sendiri, pdhal kamu membaca al-Kitab (Taurat)? Maka tidakkah kamu berpikir? (Al-Baqarah :44)

Perumpamaan orang yg mengajarkan kebaikan kpd org lain & melupakan dirinya, bagaikan lilin yg menerangi manusia dan membakar dirinya sendiri (HR Thabrani)

3. Sabar
Kesabaran dibutuhkan krn manusia memiliki kondisi kejiwaan yg bermacam-macam, memiliki kelebihan & kekurangan yg beragam, memiliki tabiat yg berbeda-beda, & memiliki kepentingan yg berlainan.

Dan mintalah pertolongan kpd Allah dengan sabar & sholat. Dan sesungguhnya yg demikian itu sungguh berat kecuali bagi orang-orang yg khusyu (Al-Baqarah:45)

QS. Thaha:130
QS. Al-Hajj:34-35
QS. Ali-'Imran:200
QS. Al-Baqarah:153, 155
QS. Az-Zumar:10
QS. As-Sajadah:24

Tidak ada rezeki Allah yg lebih baik & lebih luas bagi seorang hamba selain dari kesabaran. (HR Hakim)

Siapa yg berusaha utk bersabar maka Allah akan mengaruniai kesabaran, dan tidak ada karunia yg lebih baik & lebih luas bagi seseorang selain dari kesabaran (HR. Bukhori - Muslim)

4. Lemah lembut
Dibutuhkan krn masyarakat membenci kekerasan & menjauhi pelakunya.
QS. Ali-Imron : 134,159
QS. Fushshilat:34
QS. Al-Furqon:63

Rasulullah saw, bersabda "sesungguhnya Allah mencintai kelembutan dalam segala hal" (HR Bukhori-Muslim)

Sesungguhnya Allah Maha Lembut & menyukai kelembutan, memberi kpd orang yg lemah lembut apa yg tidak diberikan kpd orang yg kasar dan juga apa yg tidak diberikan kpd yg lain (HR Muslim)

5. Memudahkan tidak mempersulit
Manusia memiliki karakter, kemampuan & daya tahan yg berbeda-beda. Apa yg bisa dilakukan seseorang belum tentu bisa dilakukan oleh orang yg lain, krn itu Rasulullah saw bersabda:

Mudahkanlah & jangan mempersulit, senangkanlah mereka & jangan membuat mereka lari (HR. Bukhori-Muslim)

Berjalanlah dengan menenggang perjalanan yg paling lemah diantara kalian

6. Tawadhu' & merendahkan sayap
Dai yg tawadhu bisa hidup & bergaul dengan siapa saja, bisa menerima siapa saja, bisa berbicara kpd stp orang, menziarahi bahkan mencintai semua manusia. Dialah yg melayani masyarakat bukan masyarakat yg melayaninya.

Tidak akan masuk surga seseorang yg dalam hatinya terdapat sedikit kesombongan (HR Muslim)

Sesungguhnya orang yg paling aku cintai adalah orang yg paling baik akhlaknya, yg merendahkan sayap, yg mau menghimpun & mau dihimpun. (HR Thabrani)

Fenomena kesombongan ini tampak dalam berbagai hal:
- Lebih senang bergaul dengan orang-orang kaya & berpangkat drpd dengan org miskin/orang awam
- Lebih memperhatikan pakaian & penampilam, dan suka meremehkan orang yg terlihat kumal.
- Memilih-milih audien.
- Lebih mementingkan ungkapan yg dibuat-buat
- Merasa takjub dgn ilmu yg dimiliki

7. Murah senyum dan perkataan yg baik
Wajah merupakan cermin yg merefleksikan kejiwaan. Jika wajah seseorang seram maka hal itu merupakan cerminan dari kekasarannya & jika wajah seseorang berseri-seri & murah senyum, maka ini adalah pertanda kebaikannya.
Mengenai ucapan yg baik ini banyak terdapat dlm nash-nash Al-Qur'an:
QS. Al-Isra: 53
QS. Al-Baqarah:83, 263
QS. Al-Ahzab:70
QS. Al-Hajj:24
QS. An-Nahl:125
QS.Thaha:44

Janganlah kalian memandang remeh kebaikkan sedikit pun, meski kebaikan itu hanya berupa wajah yg berseri ketika bertemu dengan saudara kalian. (HR Muslim)

8. Dermawan & berinfaq kpd orang lain
Kedermawanan dengan materi menunjukkan kelapangan jiwa, sebaliknya orang yg kikir menunjukkan kekerdilan jiwanya.
Seorang dai harus menggunakan hartanya sbg sarana agar masyarat yg didakwahi mendapat hidayah, misalnya dengan:
- Islam mewajibkan memuliakan tamu
- Memberi hadiah kpd orang lain termasuk akhlaq Islam yg dianjurkan Nabi saw.
- Berbagai perbuatan mulia yg diperintahkan Allah spt, berinfak kpd fakir miskin, menanggung anak yatim, memeperhatikan hak tetangga dsb yg bertentangan dengan kebakhilan.

Dalam Al-Qur'an & hadits byk nash yg mengecam kebakhilan:
QS. Ali-'Imran:180,17
QS. Al-Hasyr:9
QS. Al-Isra:29,100
QS. Adz-Dzariyat:19
QS. An-Nisa:113

Tidak ada sesuatu yg dapat menghapus keislaman seperti halnya kekikiran (HR. Thabrani)

9. Melayani orang lain & membantu keperluan mereka
Seorang dai wajib menerjemahkan pemikiran & konsepnya dalam bentuk tindakan konkret, yaitu dengan turut merasakan problematika umat, & berusaha semaksimal mungkin utk ikut menyelesaikannya.

Barang siapa yang tidur tanpa peduli terhadap masalah kaum muslimin maka ia tidak termasuk golongan mereka

Amalan yg paling utama adalah menyenangkan seorang mukmin, dengan cara memberi pakaian, makanan, minuman & memenuhi kebutuhannya (HR Thabrani)

Jumat, 07 Juli 2006

Sup Jahe Ayam

Tulisan ini ditulis oleh: Kak Khadijah
mahasiswi program phD NTU Singapore, sobat waktu saya sekolah di Singapura

Jahe bukanlah rempah yang asing buat kita dan juga berbagai kelompok masyarakat lainnya dan jahe dikenali sejak zaman yang tak tertulis tanggalnya. Tidak hanya sebagai rempah, jahe juga dikenali sebagai salah satu bahan yang paling umum didapati dalam ramu-ramuan obat tradisional.

Bersamaan dengan berkembangnya tenhonologi dan ilmu pengetahuan, jahe diteliti untuk mengetahui bahan kimia aktif yang terdapat didalamnya sehingga memungkinakan jahe dapat membantu dalam penyembuhan dan pencegahan berbagai penyakit serta juga dalam perawatan kesehatan. Dengan begini jahe tidak hanya dilihat sebagai bahan obat tetapi juga berfungsi sebagai bahan tambahan bagi perawatan kesehatan.

Ekstrak jahe yang diteliti mendapati bahwa jahe memiliki property sebagai antioksidan iaiti bahan aktif yang dapat digunakan sebagai obat penyembuhan penyakit kanker dan juga bahan yang dapat digunakan sebagai pencegah kanker.

Berdasarkan kepada taksonominya, jahe dikelompokkan kedalan famili Zingeberaceae. Famili Zingeberaceae adalah suatu kelompok tanaman yang memiliki batang yang terdapat dapat didalam tanah. Ini berarti yang kita konsumsi dari jahe adalah batangnya. Zingeberaceae adalah salah satu famili Yang besar didalam pengelompokan tanaman. Kunyit, temulawak, temi ireng, bungle dam lain sebagainya adalah termasuk didalam kelompok ini. Pada Zingeberaceae, jahe digunakan sebagai maskot untuk mempermudah mengenali ‘siapa” Zingeberaceae.<!--more-->

Jahe mudah untuk dibudidayakan. Jahe baik tumbuh pada dataran rendah hingga ke dataran tinggi. Secara umum, jahe tumbuh lebih baik pada dataran tinggi. Ianya baik ditaman pada bedengan dan untuk memungkinkan produksi yang lebih baik dari jahe, penggemburan tanah baik dilakukan sebelum penanaman. Jahe adalah tanaman muda. Maksudnya, jahe dapat dipanen dalam masa yang singkat iaitu 1 tahun. Untuk mendapatkan hasil yang optimum, jahe sebaiknya dipanen satu kali dalam satu masa penanaman dan dipanen tidak melebihi waktu 1 tahun. Panen yang dilakukan kurang dari 1 tahun menyebabkan produksi yang menurun baik dari segi kualitas dan kuantitas. Jahe yang dipanen adalah jahe muda. Jika jahe dipanen lebih dari 1 tahun maka kita akan mendapati sebahagian dari batang jahe membusuk.

Ada dua jenis jahe: jahe putih dan jahe merah. Jahe putih adalah jahe yang paling umum kita jumpai dipasaran. Jahe ini berwarma sedikit kekuningan jika kulit luarnya dikupas. Jika jahe cukup tua dan agak kering, kulit jahe akan dapat dengan mudah terkelupas. Jika kulit ini dikupas dengan teliti tanpa melukai rimpangnya, maka akan terlihat suatu permukaan yang berwarna sedikit lebih muda jika dibandingkan kepada warna yang terdapat dibahagian dalamn rimpang.

Pada jahe yang cukup tua, terdapat bagian yang membesar dan membulat. Jahe merah memiliki warna kulit luar yang sedikit lebih tua dari jahe putih. Jika kulit luar dikupas dengan teliti tampa melukai rimpang, maka kita akan menjumpai suatu lapisan yang berwarna merah keunguan. Sama seperti jahe putih, lapisan ini sangat tipis. Jahe merah, meskipun cukup tua, tidak akan memiliki rimpang yang membulat dan membesar. Rimpang dari jahe merah biasanya berukuran lebih kurang sama baik yang muda maupun yang tua.

Jika dibandingkan dengan jahe putih, jahe merah memiliki ukuranan rimpang yang lebih ramping, serat yang lebih kasar, kandungan air yang lebih sedikit dan sekaligus rasa dan aroma yang lebih kuat. Menurut uji lab. jahe merah memiliki property obat yang jauh lebih baik dari jahe putih dan property ini terdapat pada warna merah-keungunan yang terdapat dibawah kulitnya.

Jika seseorang mengatakan jahe (di beberapa disebut dengan halia), maka yang muncul dalam fikiran kita adalah suatu rasa yang “astringent” yang menyengat lidah. Jahe sangat umum dijumpai dalam berbagai jenis masakan baik masakan melayu, india, china, meditreanian dan juga masakan barat. Jika jahe berlebihan pada suatu masaka, jahe tidak akan menimbulkan rasa pahit pada masakan.

Jahe digunakan dalan berbagai fungsi pada makanan. Fungsi utama yang paling umum digunakan adalah sebagai salah satu bahan perasa pada masakan. Pada beberapa masakan cina, jahe digunakan sebagai “sambal", contoh pada nasi ayam. Satu set nasui ayam terdiri dari beras yang dimasak dengan kaldu ayam, disajikan dengan hiasan daun selada, potongan tomat dan potongan ketimun, ayam yang direbus kemudian digoreng, (pada tempat yang berasingan) cabe tumbuk yang dibubuhi cuka dan parutan jahe. Pada masakan jepang, jahe dijadikan sebagai pembuka selera. Teh hijau biasanya disajikan dengan jahe.

Berhubung jahe memiliki rasa yang kuat, kematangan jahe yang berbeda digunakan untuk keperluan yang berbeda. Jika jahe yang digunakan melalui proses pemanasan, jahe yang tua baik digunakan untuk keperluan ini. Jika jahe dikonsumsi tidak melalui pemanasan dan dikonsumsi dengan bahan yang mengandungi kadar tepung maka jahe yang sedang tuanya baik digunakan. Hal ini berhubungan dengan rasa dan penampilan dari jahe. Jahe yang tua kurang memberikan penampilan yang menarik karena mengandung serat yang lebih kasar dan warna yang tidak cerah. Jika jahe muda digunakan maka warna akan pucat dan memiliki kandungan air yang berlebihan. Pada masakan, jahe memiliki fungsi untuk keperluan konsistensi (pemekatan), pewarnaan dan pelembutan. Kegunaan jahe pada masakan ataupun juga minuman adalah sepenuhnya untuk keperluan rasa dan aroma yang dimiliki oleh jahe.

Untuk mendapatkan cita rasa masakan yang lezat dan penampilan masakan yang memikat, masakan yang sangat sederhana dapat memenuhi keperluan ini. Seorang chep pada restoran Crocodile (nama restoran tersebut tidak ada hubungannya dengan buaya sama sekali; ini adalah sebuah restorant yang terkenal) di Strasbourgh - Perancis (maaf, kak Ijah lupa siapa namanya) mengatakan “untuk mendapatkan masakan yang SUPER jangan pernah menggunakan lebih dari tiga bahan perasa (bawang merah, bawang putih dan sebagainya).

Mungkin saja beliau hanya merujuk kepada masakan Perancis. Keistimewaan dari menggunakan bahan masakan yang terdiri dari satu, dua atau tiga jenis adalah kekhasan dari bahan yang digunakan dan bahan-bahan yang digunakan dikategorikan sebagai bahan utama. Jika kita berbicara mengenai rendang maka bahan utama adalah daging lembu dan bahan perasa adalah cabe, bawang merah, bawang putih dan lain sebagainnya. Keistimewaan dari masakan yang menggunakan berbagai jenis bahan seperti rendang adalah stabilitas. Maksudnya, jika kapulaga yang digunakan kurang atau berlebih dari yang diperlukan maka bahan lainnya dapat menutupi rasa ini. Apapun jenis masakan yang kita masak, kualitas bahan yang digunakan sangat menentukan cita rasa masakan nantinya.

Jangan takut mencoba dalam memasak dan kita harus berani mencicipi serta menikmati walau apapun rasa yang akan muncul dari percobaan yang dilakukan. Jangan ragu-ragu memodifikasi masakan sekalipun masakan tersebut adalah masakan khas dari suatu kelompok masyarakat yang telah muncul sejak zaman es masih ada. Hal ini karena masakan yang muncul selalunya diramu sedemikian rupa berdasarkan bahan yang mungkin didapati disekitar mereka pada saat itu.

Menurut kak Ijah, memasak adalah suatu aktivitas ilmiah dimana kita belajar mengenali rasa yang kita inginkan, mengenali rasa yang mungkin muncul dari percampuran, mengenali moment pencampurannya (kapan tauco lebih baik dimasukkan untuk mendapatkan rasa yang lebih baik), mengenali konsistensi yang lebih baik mungkin didapatkan dan mengenali perubahan warna dan tekstur yang mungkin muncul agar memiliki penampilan yang memikat dan sebagainya. Ini berarti memasak adalah suatu aktivitas yang progresif. Maka, sekalipun seseorang itu adalah seorang chep internasional yang paling handal, pada dasarnya beliau adalah juga sedang dalam keadaan belajar. Banyak cara memungkinkan kita untuk berkratifitas, memasak adalah salah satu dari berbagai kreatifitas tersebut.

Resep berikut (dibawah ini) adalah modifikasi dari serep tradisional cina yang biasa disajikan kepada ibu yang baru melahirkan untuk keperluan nutrisi dan juga kesehatan. Karena propertinya yang panas pada badan, jahe dan minyak wijen dikenali sebagai bahan yang dapat membantu mencegah masuk agin dan juga membuang angin pada badan. Berhubung kita tidak begitu familiar dengan minyak wijan, kak Ijah menggantinya dengan minyak goreng biasa.

Masakan ini disajikan tanpa bawang goreng dan daun sup. Dengan tidak menggunakan kecap, penanpilan sup ini lebih menarik. Menurut kak Ijah, rasa sup ini juga lebih gurih dan khas tanpa kecap. Untuk mendapatkan rasa yang kalian minati, jangan ragu untuk menambah jahe atau menguranginya. Saat menumis jahe  daginga ayam, tutup sebaik mungkin dalam waktu hingga daging mengeluarkan air dan lemaknya dan air dari daging ayam ini mengering. Dengan begini, rasa dan aroma jahe terramo baik pada daring ayam.

Sup jahe ayam

Bahan
5 cm jahe tua
300 gr daging ayam
2 sendok makan minyak

Cara memasak 
Hiris jahe tipis dan memanjang, tumis hingga benar-benar harum, masukkan potongan ayam, aduk rata dan tutup selama 7 menit. Aduk rata kembali, masukkan air kira-kira 100-150 cc, bubuh garam secukupnya

Rabu, 05 Juli 2006

Laa ba'sa thahurun insya Allah

Rasulullah sall-Allahu 'alayhi wasallam bersabda :

Tiga macam, ketiga-tiganya kewajiban tiap muslim; menjenguk orang sakit dan menghadiri janazah, dan mendo'akan orang bersin jika membaca Alhamdulillah. (H.R. Bukhari).

Tersebut dalam hadits bahwa Nabi sall-Allahu 'alayhi wasallam jika menjenguk orang sakit bersabda:
Laa ba'sa thahurun insya Allah (Tidak apa, penyak'itmu menjadi penebus dosa, dan akan membersihkan kamu dari dosa-dosamu).

Selasa, 04 Juli 2006

angin dan hujan, begitu berkabut...

... lewat seketika... tidak lama...

Seperti angin. Datang dari padang pasir. Dengan azzam yang melangit dan cita cita yang tinggi. Laksana putaran topan yg menggulung-gulung dan sederas aliran sungai menuju air terjun. Seperti itu hawa terbawa. Bergelora seperti pusaran magma di pusat bumi. Menyala nyala seperti bara api, lalu membumbung tinggi bergema ke sanubari. Menyisakan segores warna merah tua. Lalu pergi..

Seperti hujan. Bersama pelangi. Kelembutan yang mencengangkan laksana tetesan wudhu. Membiaskan segar ke ubun ubun. Sederhana, bersahaja, namun selalu berjalan menuju terang Cahaya. Sejarahnya tertutup awan berarak di sore yang menjingga. Tidak semanis madu. Namun terpetakan pada satu ruang abu abu. Telah hilang kuncinya. Tapi tatanan di sudut sana tak terganggu gugat oleh tempias hujan lebat. Mungkin belum. Meski tlah lama pergi juga...

Seperti kabut. Menularkan keceriaan pada daun daun, pada burung burung di taman dan pada butir-butir embun. Namun masih semu dan tertutup tanya. Samar segala dibaliknya. Ketika cerita angin dan hujan meluruh lalu tersapu kabut yang merayap perlahan, mungkin kan tinggal, mungkin juga kan hilang. Tak ada yang paham, kecuali kabut itu sendiri.

Lalu dilukisnya pelangi, dirajutnya hari-hari bersama bintang bintang yang jatuh dan sepotong rembulan ungu yang menghias bingkai bingkai jendelanya. Di sana banyak tanda tanya. Yang mungkin tak kan terjawab. Karena seperti angin dan hujan, tadi malam kabut itupun pergi. Menyisakan tetesan-tetesan air pertanda ia pernah ada. Air di mata, air di hati. Tak seperti angin dan hujan yang dilepas dengan sukacita.

Tercenung...
Merenung...
hati bersenandung..
Maafkan,
Tolong maafkan
Ternyata skenarioNya mengalahkan cita

Mungkin memang masih banyak PR, banyak amanah, atau belum dipercaya olehNya

SebrangMonas, 4july2006

Senin, 03 Juli 2006

goresan...

ada yang datang ada yg pergi
namun siapa yang mampu menghapus kenangan di hati

yang terpentang didepan seharusnya tak lagi sekedar menggoreskan kenangan
apalagi bayang bayang
tapi akan menggoreskan kenyataan

berat memang, untuk berjanji
tak kan menoleh lagi