Kamis, 21 Maret 2013

Abang Ulang Tahun ke-5


Selamat ulang tahun ke-5, Nak
terimakasih ya Nak, sudah membuat hidup ini jadi penuh makna.
Abang dan adik sungguh banyak berjasa terhadap Bundo..
mengajarkan arti sayang yang tulus
mengajarkan arti cinta tanpa harap balas
mengajarkan arti rindu yang mendamaikan
mengajarkan arti damai yang membahagiakan
mengajarkan arti menerima..
mengajarkan arti sederhana..
mengajarkan arti memberi...
mengajarkan arti ikhlas dalam jalani skenario hidup (walau yang ini
sungguh kadang susah ! )
Ah, sungguh banyak Nak..

Hadapi hidup dengan kuat ya Nak,
tetaplah saling sayang,
tetaplah bekerjasama,
tegarlah dan saling mendukung.
Persis seperti ketika bundo marah. Menghukum. Lalu kalian saling
membela.
Saling memeluk, saling menangis.
Haru sekali rasanya.
lalu bertengkar lagi. Damai lagi. Berulang!
Padahal karakter kalian begitu berbeda.

Abang yang halus dan perasa
Abang yang indirect
Abang yang suka memendam perasaan
Abang yang memilih menahan sakit dari pada menangis
Abang yang memilih menjauh daripada berkelahi
Abang yang suka menggambar dan musik
Abang yang pilih taksi bukan angkot
Abang yang senang jalan-jalan dan mengagumi pemandangan
Abang yang lebih suka bernyanyi daripada matematika
Abang yang memilih berkata "Perutku sudah berbunyi", daripada mengatakan "Abang lapar"

Adik yang cuek dan apa adanya
Adik yang terbuka dan blak-blakan
Adik yang menyerang balik saat berkelahi
Adik yang berteriak dan menangis saat sakit
Adik yang lebih suka matematika ketimbang musik dan gambar
Adik yang pilih angkot bukan taksi
Adik yang lebih suka di rumah menimbun diri dengan buku, daripada jalan-jalan

Berbeda tak membuat kalian jadi jauh.
Kembali bundo banyak belajar.
Terimakasih Nak.
Dan maafkan karena Bundo tak bisa membersamai kalian selalu.
Lebih banyak waktu justru tidak bersama kalian.
Walau langkah ini dipercepat untuk pulang, selalu persentase kebersamaan kita kalah oleh rutinitas-rutinitas bundo di luar sana.
Maafin ya Nak..
yakinlah, gunungan do'a tetap terlintas utama buat kalian
setiap sujud
setiap menengadakan harap padaNya
bahkan setiap menyebut nama kalian, bundo lantunkan do'a
Semoga abang dan adik jadi muslim yang sholeh
jadi anak-anak penyayang
anak-anak yang Hafidz !
yang halus budi, indah lisan, jelita perbuatan
dan disukai Allah.
Semoga Allah menyayangi kalian ,Nak ...

Kamis, 17 Januari 2013

Banjir Jakarta Januari 2013


Pertama kali ngerasain banjir mayan parah di Jakarta adalah tahun 2006. Jaman masih "pendidikan calon pegawai" dan masih seragaman item putih. Berombongan kita (yang pada ngekos di daerah kampung bali tanah abang) muter2in kampung bali - jalan kaki sambil mengangkat rok di tengah hujan - untuk sekedar nyari jalan menuju kantor. Maklum lah masih capeg, mana berani bolos :P Kemudian terjadi lagi pada Februari 2007.  Banjir yang melegenda, karena dianggap sebagai siklus 5 tahunan Banjir Jakarta. Kantor kami terkepung Banjir. Seperti pulau yang terisolasi (tsaaaah...). Satu jakarta nyaris lumpuh. Saat itu ga terlalu pusing dengan masalah pulang-pergi ke kantor, karena masih ngontrak di seputaran kantor. Mengutip dari merdeka.com :
Pantauan Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) di 11 pos pengamatan hujan menunjukkan, hujan yang terjadi pada tanggal 2 Februari 2007 mencapai rata-rata 235 mm, bahkan tertinggi di stasiun pengamat Pondok Betung mencapai 340 mm. Hujan rata-rata di Jakarta yang mencapai 235 mm itu sebanding dengan periode ulang hujan 100 tahun dengan probabilitas kejadiannya 20 persen.
Pada tahun 2012, kami siap2 kembali menunggu siklus banjir 5 tahunan Jakarta. Alhamdulillah tidak terjadi. Namun rupanya hanya menunggu momen saja. Daaan.. terjadinya Januari 2013. Saya rasa hari ini (17 Januari 2013) adalah salah satu puncaknya. Sejak akhir tahun 2012. Jabodetabek diguyur hujan nyaris tiap hari dengan intensitas yang tinggi. Kadang terjadi genangan di beberapa tempat. Namun yang terjadi hari ini lumayan mencengangkan. Saya sendiri tadi mengalami genangan air yang cukup tinggi di sepanjang jalanan di depan Sarinah. Ada beberapa mobil yang mulai tampak mengeluarkan asap (sepertinya mesin sudah terendam). Dengan manuver yang luar biasa dari seorang teman, mobil kami akhirnya mencapai kantor dengan selamat. Namun tidak demikian dengan sebagian orang lainnya. Kereta Serpong-Tanah Abang lumpuh. Kereta jalur Kota-Depok-Bogor juga lumpuh dan perjalanan hanya bisa sampai beberapa stasiun tertentu.

Saya dengar sampai saat ini (jam 11.30 siang) sebagian besar rekan-rekan masih terjebak di jalanan (di stasiun kereta, di jalan raya, bahkan terpaksa jalan kaki dari beberapa titik tertentu). Jalan besar di depan kantor sudah penuh air dengan tinggi permukaan yang sama dengan sungai di sebelahnya. TV juga dihujani oleh berita tentang banjir yang mengepung Jakarta. Yang masih menjadi misteri bagi diri saya adalah : Bagaimanakah caranya pulang ke rumah hari ini? Saya berharap siang ini air segera surut dan kami bisa pulang ke rumah masing-masing ^_^