Kamis, 06 Februari 2020

[Goresan] Sahabat

Sahabat itu seperti bintang. Selalu ada di langit sana, walau kadang-kadang mungkin tak terlihat. Tertutup rembulan ungu. Entah rumus fisika apa yang membuatnya tetap ada di sana. Tapi dia ada.


Persahabatan itu seperti warna langit yang dipantulkan laut.
Dipahaminya segala perubahan warna warni dan coraknya. Walau gak selalu putih tenang menentramkan, kadang penuh gejolak baper gak karu2an (itu aku sih...). .

Persahabatan itu tidak seperti perdebatan antara Rahimi dan Le Cun tentang Machine Learning. Tidak semua hal harus dijelaskan. Kita tak perlu terus-terusan sibuk mendefinisikan diri. Sebab terjalinnya ia mungkin karena saling bersua saja rumus-rumus sinergi saat banyak hal sedang terjadi. Tak perlu penjelasan

Dan kemudian, dalam sebuah pertemanan yang unyu, banyak kekuatiran-kekuatiran yang mestinya tanpa alasan. Sebab, banyak kelemahan justru saling tertutupi saat setiap orang belajar juga menghargai dan mencintai dirinya sehingga terpantul pula kenyamanan itu di cermin-cermin dinding perjalanan waktu.

Makasih ya Tamiiiii, selalu sabar menghadapi aku. Tetap berteman dengan akuuu, walau makanku banyak, tidurnya lasak, daaan pake baju suka gak matching 😘.

Foto: suatu sore di Osaka, Jepang. Juli 2017. Saat mommies day out 9 hari

Selasa, 04 Februari 2020

Menanti ufuk senja

Menanti ufuk senja...

di bawah titian pelangi...
ada guci indah di sana...
yang sempurna...
yang indah...
yang diridhoi... .

sembunyi saja dulu
sampai sempurna ikhtiarku ke sana
sampai semburat merah jingga
tidak lagi malu malu

sebab jika memang untukku,
akan tersibak juga misteri-misteri itu...

sembunyi dulu saja
karena hati ternyata,
serapuh kaca.