Jumat, 29 Mei 2020

[Goresan]...belajar melepas mimpi

Padahal,

tidak sekali dua kali saya mengatakan kepada diri sendiri bahwa sungguh urusan dunia pada akhirnya hanya sebatas ikhtiar maksimal yang sudah diupayakan, sepanjang usaha itu sudah sepenuh-penuhnya, maka sekarang saatnya tawakal... .
Tapi tetap saja, begitu ada kegagalan duniawi yang mengungkungi, hati kembali luka, matahari seolah redup, badan menggigil seolah raga bersuhu kota Padang terpapar salju. Perih.

Padahal,
Saya paham sekali bahwa apa yang memang sudah digariskan menjadi jalan kita, tidak akan tertukar. Tidak akan pernah tertukar. Yang membedakan adalah, apakah kita meraih dan menggunakannya sesuai tuntunan yang Allah syariatkan? Itu yang membedakan nilai kita di mata Allah. Saya paham sekali. .
Tetapi tetap saja, ketika kemilau dunia meredup, hati begitu luka.

Rasanya,
Saya juga paham sekali bahwa yang saya inginkan adalah keberkahan jangka panjang. Allah ridho. Berkah. Maka dalam do'a saya panjatkan "jika bukan ini jalannya, tolong berikan saya kelapangan hati menerimanya". .
Dan kemudian saat begitu bertubi aral melintang, mestinya saya paham dan belajar ikhlas "ok, memang bukan ini yang terbaik, mari lapangkan hati". Tapi ternyata hati begitu rapuhnya. .

Rasanya,
Saya juga paham bahwa orang beriman itu hidupnya indah. Berputar2 saja antara syukur dan sabar. Syukur dan sabar. Syukur dan sabar. Saya paham. Tapi begitu dangkal hati melaksanakannya.

Rasanya,
Saya paham bahwa di balik segala hal yang terlihat mustahil, ada kuasa Allah yang sanggup memungkinkan apapun. Tapi tetap saja hati berlama2 dalam keresahan.

Maka demi suasana Ramadhan yang ruh-nya masih membayangi kita. Semoga, ya semoga, kekuatan hati itu selalu datang kembali. .
Di saat....
Di saat sepenuhnya kepala tersungkur merayu Allahu Rabb,
"ya Allah, mampukan kami untuk selalu bersyukur. Jangan biarkan sebuah mimpi yang gagal diraih, membuat kami lupa akan segala nikmat yang sudah Engkau berikan. Ya Allah, lekatkan dunia di tangan kami saja, jangan di hati ini. Karena sungguh, hati serapuh kaca, dan iman seringnya setipis kulit bawang"

6 Syawal1441H
//saat belajar melepas sebuah mimpi..