Kamis, 30 Desember 2004

Selasa, 28 Desember 2004

Al-Waqi'ah?

Gunung gunung belumlah di hamburkan...
Bintang bintang belumlah berjatuhan...
Lautan belumlah sempurna meluap..
Matahari belumlah digulung...

Langit belumlah terbelah...
Bumi belumlah memuntahkan semua isinya...
Belum... belum diguncangkan dengan sempurna
Seperti janji Ar Rohman ketika saat itu benar benar tiba...

Belum.. belum apa apa...
Dibanding hari yang Kau janjikan
Tapi kami sudah menggigil begini hebat
Betapa kecilnya kami di hadapanMu ya Rabb
Masih punyakah alasan untuk sombong dan tidak tahu diri?

//maraji: Qur'an 

Senin, 27 Desember 2004

Ibu yakin,kamu pasti bisa !!!


**memancar sang surya... menyinar cahanyanya
**begitulah bersemi... wajah ummiku sayang
**walaupun ummi letih... mengasuh kami ini
**namun tetap tersenyum... menyejukkan hati
)) nasyid:: ummiku sayang

11.41 am, sabtu minggu lalu

Gerimis kecil kecil meyambutku keluar dari Orchard MRT station. Rame!. Iyalah.. weekend. Warna merah menghiasi jalanan paling rame di kota ini. Natal menjelang, tentu saja karena itu. perempatan wheel lock place, Shaw House, Marriot hotel, Tang Plaza, dipenuhi oleh ornamen ornamen natal. Bahkan persis di depan lukisan dinding yang memenuhi bagian kiri jalan antara station dan intersection bertengger manis replika rumah jamur merah kuning. Ada peri bersayap di atasnya. Entah apa maknanya.

Turis2 lalu lalang. Ada bapak2 tua mengabadikan suasana kota dengan kamera digitalnya. Jalanan rame. Tapi rapi. Karena setahuku tak ada kendaraan yang berani melanggar peraturan. Aku melangkah ke kiri, mendekati bangku kecil manis yang dinaungi tenda mungil merah.
Menulis. Memandang pohon2 besar Orchard road yang lagi2 dihiasi peri2 kecil bersayap. Menikmati semilir angin yang ditumpangi air. Lembab. Tapi nyaman.

Dua orang "kulit putih" lewat, melempar senyumnya. Tak jarang juga keluarga2 berbahasa Indonesia lewat dengan bahasa negeriku tentunya. Aku sering dengar orang2 kaya Indonesia sering menghabiskan akhir minggunya di kota ini.
Tepatnya di Jalanan ini.

Aku melirik HP ku, berharap ada kabar dari rumah. Udah seminggu bunda (tepatnya bunda's brother) ga balas2 sms. Di telponpun ga bisa. Maklum, di kampung sana sinyal2 jarang sekali bisa ditangkap dengan sempurna. So, putus komunikasi dengan keluarga jadi terbiasa. Mungkin lagi pada abis pulsa.
Eh .. eh, jadi melamun... Ibu adalah sosok terpenting dalam hidupku, dengan kalimat ajaibnya "Ibu tahu kamu pasti bisa,menghadapi persoalan serumit apapun".
"Ibu tahu, kamu pasti bisa...". Senyum ibu hadir di pelupuk mata. Menghadirkan kekuatan yang maha dahsyat. Menimbulkan keyakinan dan meng upgrade kepercayaan diri. Membuatku selalu ingin mantap melangkah ke hadapan.

Gerimis mereda. Si neng jilbab biru muncul dari mrt station. Melambai. Ups.. lamunan musti diputus hehe. Yang ditunggu dateng. Aku langsung nyerocos panjang lebar. Eh langsung dimarahin hehe. Hush.. salam dulu. Hehe jadi malu. Lalu sebuah buku pink disodorkan ke tanganku. "Nih, buat kamu.. awas loh.. jangan jadi kepengen". Aku membaca judulnya, sambil tersipu2. Hehehe tahu aja. Ga berapa lama mbak ndaffo muncul dengan kameranya.
Kita mulai menyusuri jalan, ke arah far east plaza. Lapeeeer... Aku melirik HPku. Mungkin besok.. atau besoknya lagi. Semoga ibu sehat sehat saja...


Wave come without warning

People were washed out to sea, bodies got wedges in trees and children were torn from their parent's arms yesterday when the tsunami triggered by a huge earthquake swept across Aceh province and islands elsewhere off the coast of Sumatera. Giant waves kill thousand in Asia!!!. Massive Asian Earthquake!!!

Aku menggigil membaca headline The Straits Times, koran harian Singapura. Seorang bapak2 melayu mengajakku ngobrol di bus tadi pagi dalam perjalanan ke bukit batok. Ribuan korban jiwa menyebar dari Indonesia, Thailand, Srilanka, India,Myanmar, Malaysia. In spore, tremor were felt in Beach Road, Siglap Road, Pine Close, Meyer Road and Toa Payoh.
Di Jurong west sama sekali ga kerasa. Makanya aku ga nyadar sama sekali.

Geographically, Singapore is very safe, bcoz it sheltered by the region's land masses. Begitu analysa seseorang tertulis disana. Ngeri juga ngebayangin pulau kecil kaya Singapore digempur tsunami seperti di Srilanka sana.Bisa2 ilang tinggal nama, saking kecilnya. Atau tenggelam. Duh, kok jadi ngelindur. Anyway, my deep condolences to all of the victims. Terutama saudara2 di daerah sumatera sana. Kabarnya sampe putus komunikasi sama dunia luar ya?. Waduuh, ga punya TV nih, ga bisa liat berita. Moga2 diberi ketabahan. dan moga2 bantuan segera mengalir yah. Kita doain aja yah.

Segera teringat surat surat di 2 juz terakhir al Qur'an.
Tentang gunung2 yang dihamburkan. tentang bintang bintang yang berjatuhan. ketika matahari digulung. Ketika langit terbelah. Ketika manusia berterbangan seperti anai anai. Ketika....

Aku masih menelusuri berita2 straits times di immigration office, ketika kabar mengalir dari padang. "Ren, pulang segera. Ibu sakit. masuak rumah sakik!!!", pesan singkat dari mamak di Padang. Termanguku beberapa detik. Yaa Rabb.. Baru tadi malam kutuliskan curahan2 perasaan ttg rindu pada beliau. Rindu yang biru. Tadi malam. Pukul 2.30 pagi. Dan ternyata, bundaku sedang terbaring sakit nun di seberang sana.
Sendirian. Sakit apa?. 

Kamis, 23 Desember 2004

kupinang cintaMu saja...

kenapa kamu memilihnya?
karena Rabbku cinta padanya
ah, kata siapa?
kata hatiku. karena polesan iman yang membuatnya selalu berjalan ke arah Tuhannya
ah, aku tidak percaya hatimu. kulihat di sudut hatimu banyak debu. Sana bersihkan dulu. Jangan sok tahu
o,ya? insyaAllah kuusahakan selalu...

lalu kenapa kau malah menyuruhnya pergi?

sudah... sana basuh mukamu
berkhalwatlah denganNya
bernyanyi dzikir...
dengan sang perkasa pemilik seluruh jiwa 

Selasa, 14 Desember 2004

it's gonna be another day with the sunshine

eh, aku sudah memutuskan
aku pilih bahagia saja
ada yang bilang...
bahagia itu pilihan

mulai hari ini
senyumku saja yang akan kaulihat
aku janji!!!

cukup aku saja yang paham
tentang hari esok yang begitu mencekam
tentang pahitnya dimusuhi sang waktu yang menjalar pelan
yang mengoyak lapis demi lapis ketegaran
yang lajunya begitu ingin kuhentikan
cukup aku saja...
walau sendirian

mulai hari ini
senyumku saja yang akan kaulihat
aku janji!!! 

Jumat, 03 Desember 2004

kupu kupu jangan pergi...

//some of the sentences nyontek lagi dari ienk :D

eh bagaimana kabarmu?
Sudahkah bertemu? dengan muslihah sholehah yg selama ini kau cari
Harumnya mungkin tak semerbak melati
Indahnya mungkin tak seindah lembayung senja
Tak sempurna mungkin
Tapi polesan iman membuatnya semakin menawan
Tundukan malu membuatnya tak mudah tergoda
Kerlingan cinta membuatnya menjadi jenaka
dialah yang insyaALLAH akan jadi bidadari surga-Nya

eh kalau udah ketemu kabarin aku
apalagi kalau orang tuamu pun setuju
aku ikut berbangga lagi !!

eh, biarkan aku terbang dulu, seperti kupu kupu
ke belantara beton yg asing sempurna

saat ini terbang adalah keharusan
supaya tetap bernafas
supaya sayap sayapku tetap mengepak
walau diterjang halilintar
walau kilat menyambar
; masih ingin menghadapinya sendirian

jangan terbang terlalu tinggi, nanti jatuh...
begitu awan menyapa

ah tidak,
kalaupun jatuh
haruslah sanggup berdiri dan terbang kembali
mengejar warna warni pelangi

iriku menyentak nyentak
pada karang di dasar lautan
yg tak terusik dilanda badai
seharusnyalah aku setegar itu

nantilah...
saat sayap sayapku mulai berpijar
saat pelangiku tidak lagi dihitamkan warnanya
saat hujanku mulai mereda

katakanlah kembali kalimat yang sama
akan kujawab: iya...
dan mari bersama sama menuju jannahNya

*pergilah, jika memang aku tak engkau lihat di bayangan masa depanmu. 
Kalaupun menangisku mungkin tak lama =)