Minggu, 06 November 2011

Boy or Girl; what are you having?



Gambar: dari multiplynya uni yuana.
Awalnya sih gak terlalu kepikiran tentang jenis kelaminnya. Cuma akhir-akhir ini jadi tersugesti dengan uni-uni di milis WamiRa yang usia kehamilannya persis sama (in terms of week) tapi udah ketahuan jenis kelamin. Uni Yuana di Australia (21 weeks) insyaAllah will have a baby girl, begitu juga dengan uni Riry di Boston (21 weeks). Kalau bunda Majid yang di Jerman gimana ya :D. Akhirnya iseng-iseng ikutan kuis di link ini >>> http://www.babyzone.com/quizzes/quiz.asp?quizid=77, ikut-ikutan uni Yuana :D. Kalau kata hasil quiz sih, "It could be a Girl", dengan merefer kepada
  1. perut yang lebih 'wide spread' instead of sticking straight out
  2. relatif ringan
  3. pertambahan berat yang kecil banget (1 kg dibanding sebelum hamil, tapi 2 atau 3 kg dibanding 3 bulan pertama)
Cuma hal-hal berikut ga cocok nih:
  1. The old saying: "Boys give beauty, girls take it away", perasaan cakep-cakep aja tuh kita... (hehehehe...)
  2. severe morning sickness (that can last all day long), ah gak juga. Sering muntah sih tapi cepat banget ademnya
Jadi gimana donk? hehehe.. penasaran amat sih... :P. Tapi laki atau perempuan insyaAllah tetep disayang. We love both :P

Selasa, 01 November 2011

Jangan sampai ada dan ketiadaan kita sama saja


Pagi ini dibuka dengan mendengarkan tausiyah Almarhumah Ustz Yoyoh Yusroh mengenai "Peranan Dakwah dalam keluarga", jilid 1 dan jilid 2. Nemu di YouTube ^_^. ada di  sini : http://www.youtube.com/watch?v=VeEjiHa9KkI  dan di http://www.youtube.com/watch?v=B7-noGRqSMQ Menyejukkan hati mendengarkannya.

Meskipun sekarang mungkin cuma bisa menyimak, mendengar dan mengagumi. Salah satu kalimat yang paling menohok adalah "Jangan sampai ada dan ketiadaan kita sama saja terhadap lingkungan". Kalimat yang rasanya jauuuuh sekali di belakang. Kalimat yang justru menghadirkan rindu. Rindu yang jauh... Rindu yang sepi...

Rabu, 26 Oktober 2011

Adik 2 Tahun

Nak sayang,
hari ini tepat 2 tahun silam, engkau hadir Nak
dan sejak hari itu..
bersama abang H
engkau menjelma menjadi dua sayap sempurna bagi hidup Bunda

Nak sayang,
Do'a untukmu Nak, tak hanya di hari-hari spesial seperti hari ini
setiap memandang lelapmu
setiap menatap tawa dan sedihmu
setiap lintasan fikiran akan namamu
hadir pula do'a dan cinta yang melimpah-limpah

Anak-anakku,
kalian sungguh berjasa dalam hidup Bunda
sungguh istilah "cahaya mata" tak mampu wakili jasa kalian
sebab kalianlah Matahari jiwa ini
yang Allah hadirkan untuk senantiasa terangi hari ini, terangi hati ini

Sungguh Nak,
setiap pagi adalah sesal yang menggunung
karena harus tinggalkan kalian untuk ke kantor
saat wajah-wajah lucu kalian masih lelap
Bunda sudah beranjak laksanakan tugas
sambil memelas cintaNya
"Wahai Allah, tolong jaga matahariku..."
"Wahai Cahaya mata, maafkan bunda tak mampu 24 jam temani... "

Anak-anakku,
Seletih apapun sepulang kerja, bunda selalu ingat bahwa
kalian tentu lebih letih lagi menunggu kehadiran Bunda...
seperti cerita Ibu dan Uwak bahwa
Setiap Adzan Magrib, kalian mulai rajin melongok ke jendela dan berkata
"Bunda belum pulang ya?"

Percayalah, di saat yang sama
Bunda sedang bersicepat mengatur langkah agar segera kita berjumpa

Dan tadi malam sungguh kejutan luar biasa ya,
ketika dengan lugu nya abang(3.5 thn) memberi kado istimewa
Hafalan Surat pendek,
untuk adik yang berulang tahun ke-2

Bagi Bunda itu sangat mengejutkan
Karena setiap malam kita belajar mengaji
abang biasanya cuek, asyik menggambar, menyanyi dll
dan bunda tidak larang, asalkan masih mau luangkan waktu 15 menit mengaji bersama

Siapa sangka, dibalik sikap cueknya
abang ternyata diam-diam ikut ngapalin ^_^
Dan tadi malam juga janji akan ajarkan ke adik:)

Selamat Milad ya Nak,
semoga Allah selalu lindungi kalian
semoga Allah sayangi kalian, dan tunjukkan kalian jalan yang lurus dan indah...

Selasa, 11 Oktober 2011

Sekedar Terkenang

Engkau mungkin sudah lupa
Episode singkat,
yang berbaur dengan jutaan lembar kisah

Bagiku, mengingat itu selalu mampu
hadirkan musim semi.
Di tengah luka-luka

Siapa mengira,
justru mesjid itu harus kupandang setiap hari
dan papan pengumuman itu masih setia di sana
tempat kita pertama jumpa.

Ribetnya KRL Depok

Semenjak tinggal di Depok(sawangan), jarak antara rumah-kantor rasanya semakin jauh. Dari rumah kontrakan ke stasiun Depok Baru naik motor butuh waktu 15 menit, sedangkan naik angkot bisa 40menit. Terutama karena jalan raya sawangan macetnya ampun-ampunan deh kalo pagi. Ketidaknyamanan belum berakhir di sana. Perjalanan di KRL Depok Baru sampe Gondangdia atau Dukuh atas sungguh menyiksa. Antara lain karena :


  1.  Tidak beroperasi lagi KRL express, sehingga jarak tempuh sangat lama. Mencapai 50 menit
  2. Kepadatan yang sudah tidak manusiawi. Sakit banget rasanya badan ini
  3. Stasiun yang harus dilewati dan disinggahi mencapai 15 stasiun. Kalo dari Bintaro ke Tanah Abang, jarak yang ditempuh hanya 5 stasiun dan rata2 penumpang turun di Palmerah atau Tanah Abang. Beda banget dengan KRL Depok, dimana di setiap stasiun wajib berhenti dan pasti ada penumpang yang naik maupun turun. Siksaan terbesar adalah mempersiapkan celah untuk penumpang2 yang bakal turun. Alamaaaak, remuk deh badan ini. Bayangin untuk napas aja sesak. Ini masih ditambahi dengan desakan2 penumpang yang nyari2 jalan turun, Ya punggung, ya dada, ngilu2 kena himpitan penumpang lain yang memberi jalan, sikut, barang2.. Ya Tuhaaaaan..
  4. KRL depok tentunya selalu melwati Stasiun Manggarai. Dan mengingat Manggarai adalah stasiun transit, tak jarang ada masalah. Kadang kereta ngetem dulu menjelang pintu stasiun. Waktu ngetemnya bisa 15menit sendiri. Dan tak jarang juga dapet limpahan penumpang dari krl2 sebelumnya (seperti pagi ini).

Duh gusti. Miris banget negeri kita ini. Itu para pemangku2 kebijakan pada ngapain aja ya? Mbok ya sesekali turun gunung toh pak, bu. Apa tuan-tuan dan puan-puan harus menunggu adanya korban jiwa dulu sehingga baru mau memikirkan sedikit hal-hal yang bermanfaat bagi bangsa ini.

Dimana-mana yang namanya sebuah peradaban itu ya mengejar kemajuan. Waktu denger berita KRL express mau dihapusin aja rasanya udah sedih banget. Ya Tuhan, ga ngerti deh..

Niatnya, kalau rumah di ciputat udah laku, mau nabung dulu aja. Kumpulin sumber daya untuk nyari rumah di dekat Jakarta. Kalau KRL kayak gini terus, sungguh ga sanggup.ÂÂ

Ongkos perjalanan yang sangat mahal (ditambah ojek dari stasiun ke kantor, karena ga ada kendaraan umum) + waktu tempuh yang lama banget + ketidaknyamanan yang menjadi-jadi  membuatku harus berfikir 1000x deh kalau mau nyari rumah lagi...

Kamis, 22 September 2011

Going Thirty

Malam menjelang ulang tahun ke 30, sekitar pukul 11 malam...
Ketika ngelonin adik yg lagi agak2 gelisah, tiba-tiba abang  (3thn6bln) lari-lari ke kamar sambil nyodorin:
1. Laptop mainan
2. Boneka bola kaki
3. Kereta thomas
4. Lingkaran donat2an
5. Kubus abjad
sambil bilang: "bunda,ini buat bunda" setiap kali nyerahin benda2 itu satu persatu.

Aku tanya: "kok dikasih ke bunda,Nak?"
Dia jawab: "ini kado,ini kado semua,kado dari apis. Besok beli kue juga"
Aku tanya: "kado apa Nak?"
Dia jawab: "semuaaa kado ulang tahun Bundaa!"

What?? Subhanallah... Terharu plus ternganga. Masalahnya dari kemarin2 plus hari ini, demi Allah, tak satupun ada pembahasan ttg Ulang Tahun Bunda...

Bahkan rasanya semua orang lupa,saking banyaknya permasalahan akhir2 ini. Bahkan rasanya akupun nyaris ga ingat...

Lalu bagaimana dia bisa tahu? Ataukah sesungguhnya dia tidak benar2 mengerti,namun Allah menggerakkan badan dan mulut kecil itu untuk melakukan hal2 yang sungguh mengharukan.

Nak, engkau sungguh hadiah yang luar biasa...

Setelah adiknya tidur,masih penasaran,lagi2 aku tanya si abang pelan2.
"Nak, ini semua kenapa dikasih ke Bunda?"
"Itu kado dari apis"
"Kado apa?"
"Ulang tahun Bunda. Besok apis belikan kue"
"Tapi, abang tau dari mana bunda ulang tahun?"
Dia cuma nyengir..trs cium tangan, peluk bantal, dan merem.

Anakku sayang, kalian bukan hanya 'sekedar' Cahaya Mata. Namun kalian adalah matahari bagi jiwa bunda...

Kamis, 18 Agustus 2011

Menoleh ke Belakang

Tahun ini berat juga ya ^_^
Menjelang usia 30 tahun, rasanya ujian begitu bertubi-tubi, terutama sejak bulan May 2011 ini. Bertubi-tubi dan menghantam dari segala sisi.
Dan semua yang dihantam adalah sisi-sisi terlemahku. Tidak hanya di satu titik tapi di banyak titik. Ada beberapa saat di dalam hidup ini ketika rasanya beban-beban itu tak tertanggungkan lagi.  Saat dimana bahu ini rasanya tak kuat lagi memikul semuanya.

Dulu, rasanya, seberat apapun persoalan,  selalu merasa yakin bahwa aku akan sanggup hadapi itu. Dan setiap hari  merasa semakin kuat hadapi hidup ini. Selalu yakin akan ada jalan keluar. Barusan coba renungi masa lalu. Telaah persoalan-persoalan hidup. Dimana aku selalu bisa bangkit. Kenapa sekarang rasanya tidak bisa? (Ah, lebay nih akyuuuu… :P)

Ketika susah punya seragam baru pas SMA, aku cuek aja make baju-baju bekas dari orang tua muridnya Ibu. bahkan nama pemilik lamanya tak aku copot sebab kuatir bajunya sobek. Bagi beberapa temanku saat itu, ini adalah masalah. Bagiku tidak.  Make baju bekas kan ga’ dosa. Saat itu aku punya pandangan baru bahwa, hal-hal yang bagi orang terlihat sulit, ternyata saat kita jalani dengan lapang hati, insyaAllah ga berat. Maka lewatlah masa-masa SMA dengan seragam-seragam bekas. Rok-rok bekas yang harus dipeniti disana sini. Ada yang kependekan, kegombrongan. Baju-baju dengan label nama orang-orang yang tak aku kenal. Alhamdulillah tak mengurangi prestasi belajar.

Pun, ketika kuliah di Bandung. Saat uang kiriman dari kampung ternyata seringkali tak cukup. Alhamdulillah selalu banyak jalan keluar. Ketemu teman2 sekampung yang tak segan-segan minjemin duit. Dapet kos yang memungkinkan untuk jalan kaki ke kampus. Ketemu kontrakan sesama suku yang membolehkanku bergabung dengan sistem ’saweran uang masak’ yang sangaaat menghemat pengeluaran. maka hari2 kembali dijalani dengan gembira. setiap 1000 rupiah sungguh berharga kala itu. Subhanallah…

Kemudian Allah berikan aku rejeki untuk lanjutkan kuliah di Singapore dengan beasiswa penuh.  Sadar sekali bahwa itu semata karena kasih sayang Allah. Sebab jika mau jujur, banyaaak sekali yang lebih pintar kala itu, baik di atas kertas maupun secara praktek. Hanya kasih sayang Allah lah yang membuatku bisa terbang ke Singapura. KasihNya dan do’a-do’a ibunda. Maka kuhadapi kembali hari-hari seru di perantauan. Alhamdulillah selama di sana tak pernah lagi ada masalah keuangan. Mulai bisa tersenyum mengingat saat2 di Bandung, ketika uang kiriman tak kunjung datang padahal duit di kantong tinggal 5rb saja. Masa-masa bahagia  ketika bisa survive kala itu dengan seribu rupiah perhari…

Kemudian lulus kuliah. Masa-masa mencari kerja agak sulit. Cukup lama menganggur dan uang tabungan mulai habis. Maka suatu ketika aku pasrah untuk meninggalkan Singapura dan balik ke Indonesia. Kerja apapun sepanjang tidak merepotkan ortu dan bisa survive hidup mandiri. Ketika tiket pesawat sudah di tangan, sudah menuju bandara, sudah ikhlaskan diri ke Jakarta tanpa benar2 mengerti hendak kemana, tiba2 sebuah instansi di Singapura menelpon, mengabarkan bahwa aku diterima bekerja di sana. Maka kembalilah aku ke Singapura. Kembali aku rasakan kasih sayang Allah. Kembali aku merasakan bahwa tanpa Nya, sungguh diri ini lemah…

Kemudian episode-episode hidup silih berganti. Aku kembali berikhtiar untuk kembali ke Jakarta, diantaranya karena alasan-alasan emosional. Hijrah ke Jakarta di 2006 dan kembali lanjutkan babak-babak kehidupan seorang diri. Lingkungan baru, teman-teman baru, suasana kerja baru, suasana ibadah yang baru… Hidup sungguh penuh warna..

Kemudian menjadi istri, menjadi ibu… subhanallah..

Episode hidup kembali bergulir. Ada tawa, tangis, suka dan duka. Semuanya berganti-ganti. Namun persoalan apapun yang menerpa, rasanya selama ini tangan-tangan ini masih kuat menggenggamnya. Bahu-bahu ini masih kuat menopangnya. Kaki ini masih kuat menapakinya. Semua tarbiyah Allah selalu kurasakan sebagai bentuk kasih sayangNya untuk melecut, untuk menegur, untuk menempa. Menempa fisik ini agar semakin kuat, menempa hati ini agar semakin tegar dan menempa jiwa ini agar semakin kokoh. (hehehe sok tegar… )

Tapi,
baru kali ini , baru 3 bulan ini, aku benar2 belum bisa pahami ujian yang sedang Allah berikan. Baru kali ini rasanya lutut ini goyah, hati ini koyak, jiwa ini remuk. Dan sudah berbulan-bulan mencari jawaban, masih juga belum kutemukan penawarnya. Aku musti gimana ya? :). Serius deh, kali ini bingung banget.  Hasilnya nafsu makan meningkat, badan tambah gemuk hehe. Kebiasaan buruk neeeh… Payah deh unisa… ^_^

Aku masih tak paham, apakah ini ujian, teguran atau adzab. Aku masih tak mampu temukan penawarnya. Bahkan setelah berikhtiar menengok ke belakang, menggali obat-obat penawar, masih juga tak kutemukan cara membasuh hati, membebat luka, menyegarkan jiwa.
Lalu apa yang harus kulakukan, wahai Rabb yang menggenggam jiwaku…

Rabu, 17 Agustus 2011

Cobaan

Allah..
bertubi-tubi ujian yang kau turunkan akhir-akhir ini sungguh terasa berat.
Tak jarang rasanya terlalu susah hadapinya..

Aku juga tak mampu definisikan, apakah ini ujian, teguran atau jangan-jangan adzab? Termasuk kategori yang manakah ini?

Jika ini ujian, kumohon jangan engkau uji lagi lebih berat daripada ini. Engkau pasti Maha Tahu seberapa kuat lengan-lenganku menahan ini. Dan bahwa terkadang mulai terasa goyah.
Jika ini teguran, sungguh akan kuperdalam lagi muhasabah-muhasabah ini. Akan kutelaah lautan-lautan dosa ini. Celah-celah maksiat yang mana yang harus aku tinggalkan dan amalan-amalan apa yang telah aku lalaikan.
Jika ini adzab, sungguh aku mohon ampun. Aku tahu bahwa hanya Engkau yang tidak akan pernah menolak permohonan maaf, permohonan ampun dan sungkuran sujud...

Selasa, 02 Agustus 2011

Musibah


Allahumma'jurna fi mushibatina wakhluf lana khairan minha...
Ya Allah pahalakan musibah kami & gantilah yang lebih baik darinya...
Ya Allah hadirkanlah ketenangan ke dalam jiwa kami, hilangkan perasaan was-was, takut dan putus asa dari hati kami....

Jumat, 22 Juli 2011

Salam Pagi

Berdiri disana, di perempatan itu.
Sepertinya marah benar pada macet yang tak kunjung pudar.
Bagiku...
Masih sama, seperti 7 tahun yang silam