Senin, 17 Juni 2019

[Kenangan] Edinburgh Mosque

Muncul di timeline.

Edinburgh Mosque, Scotland.
Mei 2008. Baru punya bayi usia 2.5 bulan, dan ditinggal pergi 10 hari. Bapernya luar biasa.

Gak lama setelah itu saya diajak ikutan kolaborasi bersama emak2 lainnya di buku "Laa Tahzan for Working Mother". Saya tulis deh sekeping episode perjalanan itu 😄.
.
Laa Tahzan for Working Mother.
Saya suka membaca kisah lain di buku itu, terasa saling menguatkan. Mengukuhkan hati.
Kutipan favorit saya adalah goresannya Izzatul Jannah:
"Ibu, tanganmu yang mengepal adalah kepak sayap burung-burung. Yang membawa benih dan menebarkannya di belantara matahari”

Iya, saat itu rasanya seperti burung yang mengepak tinggi sampai ke belahan bumi utara. Memandang negeri-negeri indah. Namun sepotong hati ini tertinggal pada bayi kecilku, nak Hafidz.

Siapa sangka 6 tahun kemudian saya kembali dihadapkan pada situasi yang mirip, walau dengan tingkat kerumitan yang jauh lebih melilit. 
Harus pergi ke Belanda, dan mendadak bocah2 gak bisa langsung diangkut. Berpisahnya gak main-main. 12 purnama. Nyeri di hati. Sibuk membunuh rindu.

Begitulah hidup ya
Gak pernah tahu kejutan apa yang sedang menanti di depan sana. TarbiyahNya untuk kami luar biasa.

Ketika kemudian mereka datang ke Belanda, saya menatap syahdu, menggumamkan rindu tak terperi. Dan dihari2 pertama de tekos berkumpul lagi dengan saya, saya menulis:

Nak...
Dalam sekejap, duniaku yang sunyi kembali hingar bingar. Tiba-tiba ada remah-remah biskuit di karpet, tumpahan yoghurt di bawah meja, papan tulis penuh gambar, alat tulis di 8 penjuru angin, wajah cemong-cemong yang cengar cengir, posisi benda-benda berubah-ubah, ada jeritan-jeritan, kejar-kejaran.
Heboh.
Mendadak ada banyak pembagian peran. Gak lagi sekedar masak bareng, atau gotong royong bersihin rumah. Di dalam dunia khayal mereka, diriku menjelma menjadi dinosaurus, monster lumpur yg gemuk, penyihir besar atau pohon raksasa.

Nak...
Aku kembali menjadi ibu. Bukan lagi ibu jarak jauh. Tapi ibu yang bisa memegang tangan anaknya.
.. yang berkesempatan mendengarkan cerita2 dan gelak tawa mereka, tanpa masalah gangguan sinyal.
.. yang berkesempatan memastikan mereka menjemput malam dalam keadaan tersenyum.



Kamis, 13 Juni 2019

[Goresan]... dalam diam

Jika kemudian saya lebih memilih untuk banyak diam dan tidak berkomentar. Itu karena ada 1 hal yang harus saya jaga.

Jika kemudian saya lebih memilih untuk menghindari potensi percakapan atau sekedar sapaan, itu karena ada 1 hal yang harus saya jaga.

Jika kemudian saya lebih memilih untuk pergi dan bersepi diri, di saat-saat eksistensi mu terasa begitu tegas, itu karena ada 1 hal yang harus saya jaga.

Jika kemudian saya mulai berharap supaya saya bisa pergi saja sejauh-jauhnya dari hadapanmu, itu karena ada 1 hal yang harus saya jaga.

Hati saya.
...dan mungkin juga pandangan saya.

Minggu, 19 Mei 2019

[Tekos] Jangan capek, bunda

Sat quietly...

Watching them sleep soundly..
Reflect on things that can not always be controlled..
Questioning the journey that seems subtle and confusing.. .

This heart of mine bleeds..
This soul of mine breaks.. .

Woke up quietly...
Watching them sleep soundly..
Sleep, sleep, my beloved...
Without worry, without fear...
May your whispers be softer..

All of a sudden, one of them wake up
"Bunda lagi sedih?"
"Dikit.."
"Kenapa?"
"Mikirin keluarga Iron man", jawab saya asal
"Oo gak mau cerita...
Gini ya bunda, Hafidz kalau sedih suka inget nasehat bunda yang dari ustadz siapa itu. Lupa"
"Yang mana?"
"Kata bunda, hidup itu harus dihadapi dengan kuat. Dan saat ada ujian jangan menyerah. Ujian hidup itu berat, sebab jika kita kuat dan sabar, hadiahnya Surga. Kalau gak berat yaaa hadiahnya kipas angin"

Haha, emak tergelak.
Terurai rasanya banyak beban 😅

Now close your sad sad eyes, girl..
Hug your sadness like an eyeless doll you need to sleep.