Minggu, 09 November 2003

Ikhwan kok gak lulus lulus..?

//ini hasil migrasi blog, 7 Juli 2015. Pindahan dari unisa81.net//

dikutip dari "Merangkai Makna" halaman 77-79
[http://www.geocities.com/acedy/]

---awal kutipan---
secara manusiawi jika ternyata kita nggak sesempurna tuntutan bagi seorang ikhwan dan akhwat, tentu semuanya ada alasannya. Adalah karena kita itu manusia, yang meskipun kita itu terbaik, tersayang -Bukan tersanjung, seperti sinetron aja - tapi jangan lupa bahwa manusia adalah tempatnya salah dan lupa, berkeluh kesah dan sebagainya. Jadi memang Al Qur'an sendiri mengakui sisi sisi kemanusiaan itu dalam 2 sisi. Manusia bukanlah malaikat yg gak punya nafsu, yang ga perlu minum hemaviton untuk menguatkan tenaganya. Manusia adalah makhluk yang penuh dengan keterbatasan hingga terkadang angan angannya nggak berjalan selambat kenyataan yang dilaluinya
Ikhwan kita, akhwat kita adalah manusia juga
berkunjunglah ke rumah seorang ikhwan yg kita anggap berwibawa, lalu tinggallah bersamanya selama seminggu saja, barangkali di hari pertamanya masih kelihatan kental sisi sisi keikhwanannya, akan tetapi di hari hari selanjutnya kita akan melihat sisi sisi manusiawinya, mulai suka ndagelah, yang aneh anhelah, pokoknya kita bayangkan sendiri diri kita, maka tak akan jauh jauhlah sifatnya. Demikian pula dengan akhwat barangkali, soalnya saya sendiri gak pernah tahu sih. Makanya syarat tak tertulis menjadi seorang murabi kan "jangan sering sering ketemu mad'u "
Ketemu pula saya dengan seorang ikhwan, yang orangnya agak ndagel juga, kebetuan ia nikah dengan akhwat. Lalu saya bertanya, apa antum tidak dimarahi tiap hari sama istri. lalu ia mengatakan, akhwat itu manusia juga akh, wanita juga akh, jangan lupa kita, jadi pandanglah ia sebagai istri, manusia dan wanita dengan kebutuhan dan penanganan sesuai kapasitasnya.
Itulah barangkali mulai saat ini, pandanglah ikhwan kita, akhwat kita sebagai manusia juga yang mempunyai sisi sisi kekuatan dan kelemahan, yang mempunyai sisi sisi menyenangkan dan "menyedihkan". Hingga kita tak kecewa kecewa betul saat harus "berinteraksi aktif" dengannya.
Jadi barangkali, Pandanglah ikhwan akhwat itu sebagai manusia juga seperti kita, yang punya kelebihan dan kelemahan; akan tetapi yang perlu dicatat adalah bahwa ikhwan dan akhwat mempunyai kesungguhan untuk menjadi yang terbaik, meskipun hasilnya terkadang belum begitu baik. yang terpenting untuk menjadi ikhwan dan akhwat jangan meninggalkan komunitas orang orang sholeh, baik dilingkungan maupun di milis. Makanya ketika saya banyak berinteraksi dengan Cak Indra dan Cak Kacak di manarul 'ilmi, ato akh amin dan akh syubani di tausiyah Only, akhirnya jadi agak baikan dikit. Jadi jangan kapok kapok..
wallahu'alam
Sby, 19 April 2002
dikutip dari "Merangkai Makna" [http://www.geocities.com/acedy/] 
---akhir kutipan---

lalu apa hubungannya dengan judul di atas?.. nahh.. penasaran kan?? *apakah uNi aja lagi iseng bikin judul yang agak2 bikin sebel :P* mending download aja sekarang.. lalu baca ^_^, gak mengecewakan kok bukunya... walau tebalnya 130 halaman.. wooow.. ^_^, tapi percaya deh lebih enak dibaca ketimbang text book2 kita yang setebal2 bantal itu :P... berani terima tantangan??
________________________________________

Tidak ada komentar:

Posting Komentar