Rabu, 20 April 2005

Jum’at malam, suatu ketika

Singapura, jum’at malam, pertengahan Maret 2005

Dua perempuan yang beranjak dewasa, bergegas gegas membelah perempatan Paya Lebar menuju satu titik di penghujung jalan. Muslim Convert Association (semacam Islamic Center). Langkah langkah panjang berpacu dengan irama malam yang telah lama melukis ufuk merah di sudut sudutnya. Magrib telah lewat banyak.

Dua perempuan yang beranjak dewasa dan tidak kurus, **loh?? Kok SARA!!!** , mempercepat gerak dinamis yang tidak mudah karena kerepotan dijejalin buku buku aneka rupa. Tajuk Fuel Cell, chemistry dan History of Time digenggam erat oleh perempuan pertama. Sementara di sisi lain berkas berkas Employment Pass, C# dot net dan buku merah jambu yang tidak ingin disebutkan judulnya seolah olah gelisah meronta ronta karena juga digenggam erat oleh pemiliknya. Cemas. Magrib telah lewat banyak.

Ruangan yang dituju telah ramai oleh para penuntut ilmu yang nampak mulai sibuk menyiapkan catatan.
"Ustadz, kami belum sholat"
"Bergegaslah…"

Dua perempuan yang beranjak dewasa dan tidak kurus **tapi always semangat ^_^* bergegas gegas menuruni tangga, setelah jeda yang tidak terlalu lama untuk berdialog dengan Al Musawwir. Menuju bangku terdepan tanpa banyak banyak berfikir. Membuka catatan dan menuangkan setiap ilmu dan hikmah Sirah Nabawiyah. Terpesona oleh pengungkapan yang tidak sekadar mengisahkan sejarah berhikmah, tapi juga memaparkan sisi sisi islam yang indah yang kadang luput dari kesadaran insan. Memang insan banyak khilaf dan lupa. Berjejernya mualaf dan non muslim yang juga ikut mendengarkan semoga menjadi pemacu langkah langkah kaki setiap jum’at. Amiiiiiin….

Satu perempuan yang beranjak dewasa dan…. (yah gitu deh…), tiba tiba berbisik ke perempuan di sebelahnya yang sama sama beranjak dewasa juga dan… (hmm yah begitulah)
"Psst… Psst…"
"Ya??"
"Sepertinya kita salah tempat duduk
"Really??"
"This is ikhwan’s area"
"Ha??"

Dua perempuan yang beranjak dewasa dan tidak kurus namun (sekali lagi), always bersemangat ^_^, perlahan lahan mencuri curi pandang ke belakang. Dan ternyata benarlah adanya. Salah tempat rupanya. Aduh malunya. Lalu dua duanya menjelma menjadi Humaira yang merah merona. Dan ingin punya jurus menghilang saat itu juga.

Dua perempuan yang beranjak dewasa dan… (hmm kayaknya kita dah sama sama tahu yah :D) berusaha tetap terlihat wajar dan konsentrasi mendengarkan curahan curahan ilmu yang aduhai terlalu sayang untuk dilewatkan.
Lalu bertekad dalam hati. Jangan sampai telat lagi minggu depan !!!

//to mbak Muyasaratun : Ini ayat ayat cinta versi Singapura :D, versi ngebut mencuri2 waktu ngantor ^_^ 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar