Kamis, 09 Agustus 2007

Balada rumah, ibu dan batu lado



Ok, sebelum meneruskan membaca, let me explain apa itu "Batu Lado". Batu Lado adalah sejenis ulekan atau cobekan ala Minang (atau mungkin sumatera), yang terbuat dari batu bentuknya pipih lonjong, dengan panjang sekitar 30 cm atau lebih. Batu lado ditemani oleh "anak batu lado" yang berupa batu bulat menyerupai bola dengan jari-jari sekitar 10 cm.

Cara menggunakan : memegang anak batu lado menggunakan dua tangan untuk mengiling lado/cabe yang sudah diletakkan di atas batu lado. Di kampung kadang istilah "Anak batu lado" juga dikiaskan untuk anak-anak yang 'durhaka' pada orang tua, karena dianalogikan dengan gerakan Anak batu lado yang selalu menggiling orang tuanya (batu lado) .. hehehe... nyambung gak ya..

Jadi begini, semenjak 2 hari yang lalu ibu memang telah menghijrahkan diri ke Jakarta. Alasannya sih males lebaran sendiri di kampung dan menemani anaknya yang kabarnya makin susah makan. Aku sendiri merencanakan kedatangan ibu semestinya awal tahun depan saat udah dapet kontrakan baru yang lebih manusiawi. Gak tega euy bersama ibu di kontrakan yang seolah memang didisain untuk new married couple. Kamarnya memang 2 tapi kecil-kecil pisan. Dan kamar belakang tahu-tahu udah disulap jadi tempat sholat dan menyetrika, serta 1 lagi lemari besar (ternyata 1 lemari tidak cukup untuk berdua). Belum lagi rak-rak buku di ruang tamu yang isinya makin buanyak, secara my husband sekarang kuliah lagi di bidang Syariah. Hobbynya beli buku-buku fiqih yang tebel2nya minta ampun. Kok rasanya rumah udah penuh sesak

Hidup bersama lelaki butuh seni tersendiri untuk menjaga agar susunan baju-baju di lemari tetap rapi (ada yang hobby nyabut2in baju dari tengah hehehe), aku juga harus mengeluarkan jurus-jurus silat supaya buku-buku yang dibaca kembali diletakkan pada tempatnya segera, atau supaya gelas/piring kotor segera hijrah ke dapur, atau supaya barang-barang kecil ditaruh kembali ditempatnya. Telat-telat dikit, bisa berantakan dan efeknya mual-mual hehehe. Maklum, rumah kite kecil oy :D

Naaaaah, siapa yang gak grogi kedatangan ibu (lagi), walau bulan lalu udah sempat dateng tapi kan cuma seminggu, gak grogi2 amat. Laaah..sekarang? Sebelum ibu dateng siih udah hunting2 kontrakan. Susaaaaaaaaaaah. Apalagi nyari yang kamar mandinya bersih, at least kayak sekarang. Akhirnya pasrah deh :D Ibu sih katanya asyik-asyik aja, yang penting rumahnya bersih, kamar mandinya bersih dan ada Batu Lado!!!  Katanya orang minang ga bisa hidup tanpa batu lado. Bikin sambel pake ulekan? Ogah! apalagi Blender. Haduuuh. Batu lado yang dibawa ibu dari padang gagal nyampe jkt karena overload. Jadilah 2 hari ibu termenung karena tak bisa hidup tanpa batu lado hehehe. Kemaren nyambel pake ulekan biasa tapi wajahnya sendu hihihihi, kecian. Padahal menurutku sih enak-enak aja, cuma beliau teh tidak puas yak. Setelah cari-cari info sana sini, ternyata susah ya nyari batu lado kayak gitu di jakarta. Akhirnya ibu minta supaya dikirimin dari Padang (7kg bow!).

Nah, berhubung telah dikirim pagi ini, semoga bisa nyampe ya sebelum lebaran. Jadi ibu bisa mengekspresikan segala jenis masakannya tanpa sedih lagi. Kata ibu, ulekan model di kontrakan kita itu kayak bikin sambel main2an, cuma sesendok. Hiks. Bagi ibu yang 54 tahun hidup dan besar di ranah minang, hal itu sangat menyedihkan. Hehehe. ya deh bu, kite tunggu batu ladonya!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar