Jumat, 23 Mei 2008

Ibu Eksklusif

Senang dan sedih.

Sejak melahirkan, 24 jam penuh setiap harinya selalu bersama bayiku. Nonstop. Full time! Indaaaaah sekali. Aku menikmati setiap detiknya. Tidak hanya saat menyusui. Saat memandikan, menemaninya mengembangkan ekspresi ocehan-ocehannya, menggendongnya, memeluknya bahkan sekedar memandang ekspresi tidurnya. Cepat besar ya Nak..

Hari ini tanggal  umurnya sekitar 2 bulan. Itu juga berarti hari ini aku harus kembali ke kantor. Karena memang jatah cuti Cuma sampai bayi berumur 2 bulan. Bagaimana perasaanku? Sungguh tak terkatakan. Tiba-tiba rasanya menjadi begitu sedih, cengeng dan melankolis. Padahal berpisah  paling Cuma 10-11 jam sehari. Itu artinya masih tersisa 13 jam perharinya bersama dia. Bahkan sabtu dan minggu aku kembali bisa menjadiibu eksklusif. Tapi rasanya sunggguh begitu sedih. 

Tiba-tiba aku tidak ingin bekerja dulu. Bagaimana kalau cutinya diperpanjang saja 6 bulan, atau kalau perlu setahun. Duh egoisnya. Apalagi seminggu ini tidak bisa menyusui bayiku karena PD kiri dan kanan luka-luka bahkan sampai berdarah. Dicurigai karena akhir-akhir ini teknik menyusuiku salah,karena seharusnya payudara tidak sampai luka. Seminggu tidak bisa menyusui dan nyaris tidak bisa memeras ASI. Hasilnya, persediaan ASIP di kulkas nyaris menipis. Paling sekarang tahan untuk 2-3 hari. Karena itu juga bertekad kuat agar bisa memeras ASI di kantor sesering mungkin. Semoga, ya semoga. 

Masih belum rela rasanya memberi bayiku makanan lain selain ASI. Selama ini aku tidak pernah menduga bahwa menyusui bayi ternyata adalah salah satu saat yang paling indah dan menakjubkan.Begitu bahagia bisa memberinya ASI eksklusif, dan ingin rasanya berkhayal tak hanya memberinya ASI eksklusif namun juga menjadi ibu eksklusif berbulan-bulan lagi.Bundo sayang padamu, Nak. Baik-baik di rumah ya Nak J Kita jumpa lagi jam 6 sore...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar