Selasa, 06 November 2018

Ibu kena stroke

Mungkin,

Ini satu2nya unexpected event dlm hidup saya yang membuat saya benar2 hanya fokus pada 1 harap: Ingin ibu sadar, sembuh, dan saya diberi kesempatan lagi berbakti pada ibu, sang perantara pintu surga.

Mungkin, ini satu2nya kejadian sedih yg tidak memberi saya ruang untuk marah pada siapapun kecuali pada diri sendiri: "Saya terlalu sibuk mengkuatirkan peran saya sebagai ibu sehingga lalai atas peran saya sebagai anak (tidak memantau kesehatan ibu daily, shg mendadak stroke dan pendarahan otak)" .
.

7 hari ibu di ICU nyaris tanpa jeda saya menangisi betapa kecilnya perhatian saya pada Ibu, hanya fokus pada aspek materi (baju, sepatu, makanan kesukaan, jalan2, liburan, nge-mall, nonton, dll). Pernahkah saya benar2 duduk bareng Ibu menanyakan bagaimana perasaannya, bagaimana hari yg ia lewati, memeluknya dan membesarkan hatinya? Jarang sekali!

Setiap malam pulang kantor saya memang selalu membawa 'oleh2' untuk ibu, yang selalu beliau nikmati antusias sambil menemani saya heboh di meja makan sibuk menikmati masakan lezatnya. Kami ngobrol beberapa jenak. Sudah. Itu aja. Lalu saya terfokus lagi pada diri saya, menanyakan kabar anak2, urusan PR dan sekolah anak, masalah2 rumah dll.

Saya terlalu fokus ingin menjadi Ibu yang hebat.
Saya lupa bahwa sayapun punya tanggung jawab menjadi anak yg berbakti. Saya lalai. Sangat.

Saya mengemis pada Allah, menyampaikan bahwa puluhan tahun hidup saya, segala kebaikan yang ada di dalamnya pastinya dihantar oleh do'a Ibu. Entah berapa ratusan ribu do'a Ibu yang Allah kabulkan.
Lalu, bisakah diri yang hina ini mengharap 1 do'a terkabul: "Allah, tolong sadarkan dan sembuhkan ibu saya, saya masih ingin berbakti, mengatakan saya sayang padanya, minta ampun, dan menebus segala kelalaian saya"

Hari ke-8, Ibu keluar ICU dengan kesadaran yg belum sempurna mengingat pendarahan terjadi di otak bagian pusat kesadaran. Masih cenderung deep sleep.
Hari ke-9, pertama kalinya Ibu sempat bangun tanpa di'paksa', membuka mata, menatap saya, dan kalimat pertama beliau samar2 dlm bahasa minang berbunyi "nanti kamu hilang",lalu deep sleep lagi. Ah, always about me!

Ibu, cepat sembuh ya
Biar kubawa, ibu menelusuri hasil ukiranmu selama ini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar