Rabu, 06 November 2019

[Tekos]...tentang solat

Terus terang saya (belum/tidak) pernah tahu setiap sholat yang mereka lakukan itu bersumber dari sebuah landasan taqwa yang hakiki atau sekedar gerak motorik dinamis nan auto pilot sekedar rutinitas. Namun, tak bisa disangkal bahwa saya cukup menikmati adegan panik nak Hanif bangun pagi setengah menangis (kalau saya udah siap berangkat padahal dia baru bangun) "bundaaaa, subuh masih ada gak bundaaaa. Bundaaaa, kenapa gak dibanguniin bundaaa. Malaikatnya masih ada gaak bundaa"

😅 

Terus terang saya belum benar2 tahu, bagaimana mereka memaknai ibadah sholat dalam hal aspek keterhubungannya dengan rutinitas lain, serta konteks lainnya. Namun, tak bisa disangkal bahwa saya seringkali gak bisa menahan tawa ketika saya bangunin nak Hanif tiap beberapa jam untuk pipis (dalam rangka antisipasi ompol), yang dia lakukan sambil merem bukan pipis tapi Wudhu. Lengkap dengan doanya. Trus tidur lagi.

😘

Terus terang saya (belum/tidak) tahu sejauh apa mereka menginternalisasi dampak sholat bagi prilaku, cara fikir, maupun framework kehidupan lainnya. Namun, saya cukup tertegun ketika suatu saat nak Hafidz pasang alarm bangun sepertiga malam demi sebuah do'a khusus "lulus ujian taekwondo!".

Takut gak lulus, katanya. Karena dia merasa gak berbakat taekwondo, namun sangat ingin lulus ujian. Setelah hopeless dengan hasil seluruh latihan mandiri, dia merasa upaya puncak harus dilengkapi dengan mengadu sama Allah.

Sebuah lecutan juga buat saya, jadi malu bahwa saya sendiri gak seserius itu curhat sama Allah atas berbagai harapan dan impian saya yang luar biasa banyaknya. Jauuuh kompleksitasnya dibanding "lulus taekwondo". Banyak sekali. Sampai susah dibedakan mana keinginan dan kebutuhan 🙈.

Saya belum benar2 tahu, apakah sholat telah menjelma di mata mereka menjadi sebuah kebutuhan, atau sekedar menggugurkan kewajiban. Saya belum tahu.
Namun demikian, prilaku-prilaku kanak-kanak mereka dalam mengembangkan pemahaman itu tak jarang justru menjadi pembelajaran tersendiri buat saya. Terlepas dari segala kekurangan-kekurangannya.

Terima kasih, Nak....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar