Kamis, 03 Maret 2005

Cerita angin dan hujan

... lewat seketika... tidak lama...

Seperti angin. Dengan azzam yang melangit dan cita cita yang tinggi. Laksana putaran topan yg menggulung-gulung dan sederas aliran sungai menuju air terjun.
Seperti itu hawa terbawa. Bergelora seperti pusaran magma di pusat bumi. Menyala nyala seperti bara api, lalu membumbung tinggi bergema ke sanubari. Menyisakan segores warna merah tua.

Seperti hujan. Bersama pelangi. Kelembutan yang mencengangkan laksana tetesan wudhu. Membiaskan segar ke ubun ubun. Sederhana, bersahaja, namun selalu berjalan menuju terang cahaya. Sejarahnya tertutup awan berarak di sore yang menjingga. Tidak semanis madu. Namun terpetakan pada satu ruang abu abu. Telah hilang kuncinya. Tapi tatanan di sudut sana tak terganggu gugat tempias hujan lebat. Mungkin belum.

Seperti kabut. Menularkan keceriaan pada daun daun, pada burung burung di taman dan pada butir-butir embun. Namun masih semu dan tertutup tanya. Samar segala dibaliknya

Ketika cerita angin dan hujan meluruh lalu tersapu kabut yang merayap perlahan, mungkin kan tinggal, mungkin juga kan hilang. Tak ada yang paham, kecuali kabut itu sendiri.

Lalu dilukisnya pelangi, dirajutnya hari-hari bersama bintang bintang yang jatuh dan sepotong rembulan ungu yang menghias bingkai bingkai jendelanya.
Di sana banyak tanda tanya. Yang mungkin tak kan terjawab 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar