Rabu, 30 Juli 2008

Merasa Gagal Menjadi Ibu


Akhirnya tak tahan juga menuliskan ini...

Maafkan bunda, Nak.
Awalnya, Ketika bunda harus ninggalin dedek di usia 2.5 bulan untuk sebuah perjalanan dinas, perasaan gagal itupun bermula..

Lemah memang diri bunda ini, Nak.Kembali ke cerita lama, bukankah memang 'bekerja' bagi bunda adalah sebuah keniscayaan? Dari sisi finansial terutama. Bukan untuk kita saja Nak, tapi juga bagi banyak pihak nun jauh di sana. Pembenaran kah ini, Nak? Lalu jika saat ini timbul konsekuensi seperti ini bukankahbunda mestinya siap? matang batin. Siap diri. Siap hati. Ikhlas? Kemudian, Tak lama sepulang dari perjalanan dinas yang panjang dan melelahkan batin engkau ternyata sakit. 

Duhai, Nak
Berpisah sekian jam per hari saja denganmu rasanya gelombang rindu berubah menjadi tsunami yang membadai di dalam hati bunda, bisakah bayangkan berpisah denganmu 11 hari? kiamat di hati Bundamungkin Nak. Hari-hari terasa begitu panjang. Kadang rasanya seperti mayat hidup yang berusaha tertawa dan mengerjakan ini itu sementara hati Bunda tertinggal bersamamu.

Perasaan gagal itu mulai semakin menyiksa...

Anak sempat tidak mengenali bunda. Tidak akrab lagi. 11 hari bagimu sudah cukup untuk membuat bunda berganti abah. 
Dulu dekapanku mungkin tempat ternyaman bagimu... 
Dulu, mungkin hanyabau badanku yang membuat lelap matamu... 
Dulu, ASI adalah satu-satunya... 
Dulu, kita adalah 2 teman akrab... Setiap terbangun malammu adalah saat-saat yang begitu bundo tunggu Nak, untuk dapat meraihmu, memandang lelapmu dan memberimu makanan terbaik... Setelah engkau sembuh pun kita menjadi berjarak ya Sayang... 

Bagimu sekarang Abah adalah segala-galanya. 
Bahkan perlahan kau\ pun mulai berpaling dari ASI bundo. Lambat laun sang ASI pun berkurang karena sadar kau pun tak lagi terlalu menyukainya Nak... Sempat... bunda masih bisa mengecohmu dengan tetap menyusuimu di lelap-lelap tidurmu. Dan engkau mau... !!! Bahagia sekali rasanya.. Perasaan gagal itu sedikit terobati...

Namun kemudian seiring bertambah usiamu, bertambah juga kepekaanmu, engkau tak mau lagi menyusu dalam keadaan terkecoh seperti itu. Dan mulailah penolakan-penolakan itu. Penolakan yang memerihkan hati Bunda Nak...

Bagimu bunda yang sekaranghanya tempat bermain, bermanja, tertawa, menangis, gembira, tapi bukan lagi tempat untuk menyusu... Padahal, tahukah kau Nak, itulah makanan terbaik bagi tumbuh kembangmu. Tak ada yang lebih baik. Bunda sedih sayang... Bunda merasa gagal... gagal sekali... padahal usiamu belumlah 5 bulan, namun bunda tak lagi berguna sebagai penyedia makanan terbaik bagi pertumbuhanmu... 

Bunda tersudut di pojokan, terpuruk, menyesali, menangisi..
Apa yang bisa bunda lakukan untuk menebus ini Sayang... Hilang sudah kesempatan memberi makanan terbaik sampai usia 2 tahun.. Apa yang bisa bunda lakukan agar kamu kembali ingat kebersamaan kita saat momen-momen menyusui begitu luar biasa? Apa yang bisa bunda lakukan Nak... 

Setiabudi, akhir juli 2008, saat rasanya begitu gagal menjadi ibu. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar