Jumat, 22 Januari 2016

Sepotong Siang di Delft


Seorang bapak berpeci dan bergamis menyeberangi jalan dengan tenang, tampaknya habis sholat Jum'at. Tak jauh darinya, seorang kakek sendirian menyusuri trotoar dengan kursi roda modern. Tampak pula rombongan pemuda lewat menuntun hewan kesayangan mereka, hewan yang terkenal paling setia, yang rupa-rupa macamnya. Diriku lagi menggigil di halte bis. Biasanya walau sepeda rusak, jalan kaki ke kampus yang hanya berjarak 2 km dari rumah, asyik aja. Tapi dingin betul hari ini. Tulang-tulang paruh baya di dalam raga yang biasa bermewah-mewahan matahari khatulistiwa berontak meronta-ronta gak mau jalan kaki.
Jauh di ujung sana, kanal-kanal kota Delft membisu menghayati cuaca yang beku walau tanpa salju. Satu dua pengemudi sepeda terkadang melintas bersicepat segera mencari hangat. Nun di dalam gedung-gedung kampus TU, para mahasiswa juga berlomba-lomba dengan waktu. Mencari ilmu, berusaha memenangkan perjalanan, berpacu dengan waktu, menerabas rintangan, dan menaklukan diri sendiri. Pertarungan yang serius. Permainan yang sungguh-sungguh. Seperti kata Fahd Gibran, 'tidak ada satupun permainan yang bisa dimenangkan dengan main-main, bukan?'
Kembali ke halte bis. Seru juga 'ngobrol' dengan seorang nenek Belanda yang sibuk mengagumi dompet rajutku, si produk rajut asli Indonesia. Sang nenek sibuk membahas banyak hal walau nyaris gak satupun yang aku paham, kecuali beberapa patah kata. Jadi terpaksalah cengar cengir aja. Mungkin nenek ini nyaman ngobrol dengan yang disangka seusia dengannya (he..he..he). Eh jangan salah, dulu pernah di angkot kota Depok, saat jalan-jalan berdua nak Hafidz, seorang nenek ramah menyapa "ini cucu pertama ya?". Mau pingsan rasanya. Padahal kala itu usia belum lagi kepala 3 ðŸ˜‚😂😂.
Tak terasa 5 menit berlalu cepat. Bis kami datang. Saatnya melambaikan tangan ke nenek ramah yang masih berbinar-binar menatap dompet unyuku. Bangga sekali tadi memperlihatkan tulisan 'made in Indonesia' di dalamnya.
Bis yang senantiasa tepat waktu ini kemudian menyusuri jalan-jalan sunyi. Sapaan ramah pengemudi bis terhadap penumpang, juga lambaian tangan dan seruan-seruan terima kasih dari penumpang saat supir mengalami pergantian shift di tengah-tengah perjalanan adalah hal lumrah. Hangat dan menyenangkan.
Mungkin suatu saat, perlu waktu agak lama untuk bisa move on dari suasana syahdu kota ini. Kota Delft.
//H-5 menjelang exam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar