Jumat, 04 Juli 2008

[Cluster] Teman?

//ini hasil migrasi blog, 7 Juli 2015. Pindahan dari unisa81.net//

Temans,
Apakah arti sahabat bagimu?
Seberapa pentingkah mereka bagi hidup kita? Dan bagaimanakah cara kita menjaga persahabatan?

Suatu hari pernah ada yang bercerita pada saya tentang sebuah kisah pada jaman rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam . Saya lupa redaksinya dan lupa fokus cerita pada rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam  atau pada salah seorang sahabat (mohon kalau ada yang lebih tahu memberitahukan). Diceritakan bahwa beliau tersebut sangat memuliakan sahabat-sahabatnya dan memperlakukan mereka dengan sedemikian rupa sehingga seolah-olah bagi setiap sahabatnya mereka masing-masing lah yang paling istimewa. Keren ya ^_^
Empat tahun yang lalu, beberapa bulan setelah wisuda-di bulan September, salah seorang sahabat  pernah mengirimi saya  kartu menasehati saya "Jangan pernah melupakan sahabatmu, karena di suatu saat dia bisa jadi salah namun di saat lain dia juga pernah berbuat baik"  (thx ya bu, dikau mungkin sudah lupa, tapi kartunya selalu kusimpan, apalagi nasehatmu itu ^_^)

Pun di waktu lain aku mengintip blog seorang teman, katanya ada beberapa sms yang tidak pernah dihapusnya. Salah satunya adalah sms berbunyi : "Apa Kabar Iman ? Semoga selalu melangkah maju. Apa Kabar Hati ? semoga selalu bersih dari kelabu. Apa kabar Cinta? semoga selalu berpeluh rinduNya". Sms itu juga tidak pernah kuhapus, karena saling menasehati memang keren :)

Persahabatan,
Suatu saat saya pernah bersepakat bahwa persahabatan juga akan melewati ujian. Sayapun pernah mengalaminya. Dan saya rasa hampir semua orang pernah mengalaminya. Ketika masalah tersebut lewat, kadang saya merasa sedih mungkin ketika hal itu terjadi saya pernah sangat menyakiti sahabat saya, baik itu lewat ucapan, perbuatan, disengaja maupun (merasa) tidak disengaja. Banyak hati yang selembut sutera...
Tapi percayalah, dibalik segala kesalahan, sahabat sejati tak pernah bersungguh-sungguh ingin menyakiti sahabatnya.

Kenapa saya tiba-tiba menuliskan ini? Karena baru-baru ini saya menjumpai kasus 2 orang yang telah bersahabat lama, bertahun-tahun, tiba-tiba bertengkar karena (sedikit) salah paham yang menurut saya sangat besar potensi untuk kembali berbaikan. Namun kemudian ternyata salah satu pihak merasa 'tidak ingin lagi seperti dulu' karena di matanya 'kejadian itu' sangat terlalu menyakitkan. Sang teman menyakiti hati secara verbal dan bahasa tubuh. Dan kemudian silaturahmi keduanya memburuk walau masih bertegur sapa. Awalnya saya bingung, bagaimana bisa pertemanan yang telah terjalin begitu lama sampai ke taraf 'tak bisa baikan lagi' hanya karena peristiwa sesaat?. Namun kemudian saya sadar, sebagai  'pihak luar' saya tidak bisa men-judge apapun, karena bagaimanapun saya tidak pernah benar-benar berada di situasi tersebut.

Peristiwa ini kemudian membuat saya berfikir lama. Menjaga sesuatu memang jauh lebih susah dibanding ketika memulainya.
Tiba-tiba saya teringat sahabat-sahabat saya. Orang-orang yang bagi saya sungguh spesial. Saya yakin, dengan segala ketidak sempurnaan saya, pastilah ada saat-saat dimana saya pernah tersalah, sengaja maupun tidak. Pasti ada.
Tiba-tiba saya teringat sahabat-sahabat saya, yang bagi saya rata-rata memiliki jiwa besar, kelembutan hati, penyayang, penuh empaty, good listener dan merupakan sosok-sosok yang selalu saya cari ketika ingin bertukar fikiran. Walaupun untuk topik-topik yang berbeda-beda. Saya merasa sangaaat bersyukur telah diberi hadiah sahabat-sahabat yang begitu indah.

Ya... bagi saya, sahabat adalah hadiah;
Karena, dibalik segala kekurangan saya mereka masih tetap mau saling bertukar kabar, baik dengan sms-sms, telpon, chatting singkat, saling bertukar kabar, saling menasehati, menyemangati, saling berkirim email-email singkat, bahkan email-email panjang yang kadang butuh waktu berhari-hari membalasnya.

Ya... bagi saya, sahabat adalah anugerah;
Karena mereka tak hanya menasehati saya namun saya berharap juga memaafkan saya (semoga). Karena alhamdulillah kami sampai saat ini masih saling bertukar kabar. 

Ya... bagi saya, sahabat adalah amanah;
Karena ternyata butuh penjagaaan yang serius agar tetap indah selamanya.

Kembali kepada peristiwa di atas, saat berbincang dengan salah satu dari pihak yang berkonflik tersebut, kemudian banyak sekali hikmah yang kemudian dapat saya peroleh. Hal-hal  ini sekaligus menjadi renungan terhadap hal-hal yang mungkin juga pernah saya langgar ketika berinteraksi dengan sahabat-sahabat saya;
Ketika sahabatmu merasa tersakiti, lekaslah introspeksi diri, mungkin bagimu engkau benar namun baginya hati telah tersakiti. Tidak ada salahnya memulai meminta maaf; Menjadi seorang sahabat butuh empati, pemahaman terhadap perasaan orang lain; Menjadi seorang sahabat harus siap menjadi ’a good listener’, tidak hanya sibuk membicarakan diri sendiri. 

Ternyata memang ada seninya...
Demikianlah dulu, semoga tulisan ini tidak dikategorikan sebagai ghibah. Hatur nuhun untuk teman-teman yang selalu memaafkan kesalahan-kesalahan saya, sehingga sampai detik ini masih senantiasa saling bercerita, saling bertukar kabar, dan saling bertukar email... Engkau sungguh berharga J
Dan aku selalu percaya bahwa sahabat sejati tidak pernah benar-benar bermaksud menyakiti hati sahabatnya

Setiabudi, 4 juli 2008
*jzkl aa atas masukan2nya...



Rabu, 02 Juli 2008

Dedek Demam

Sudah beberapa hari ini anak sayang bundo agak rewel tiap malam. Awalnya difikir itu pengaruh imunisasi DPT-HIB dan Polio. Tapi kok rewelnya kelamaan ya nak? Sudah hampir seminggu. Bundo dan Abah sempat panik berat ketika mendadak tengah malam suhu badanmu tinggi sekali. Alhamdulillah dari kemarin sudah baikan ya nak? Suhu badan sekarang sudah 36 C. Duh,leganya. Dan dedek udah ceria lagi walau rewel baru nya masih nempel

Inilah yang terjadi beberapa hari belakangan.
Sebelum demam, dedek suka marah kalau main-main sambil bobo'an, maunya duduk atau berdiri. Nah ya, bingung kan. Dedek kan umurnya baru 3.5 bulan sayang. Walaupun kepala udah cukup kuat buat telungkup, tapi kalau senengnya duduk kelamaankan ga enak dilihat sayang.. apalagi berdiri.. aduh duh duh nak.. Bundo bingung. Apalagi saat Abah dengan bangganya bilang bahwa abah yang suka melatih dedek duduk begitu selama bundo dinas 10 hari. Bundo cemberut deh... hehehe.. Piss Abah. Love you :p

Bundo sempet bingung, karena dedek  biasanya anteeeng pisan kalau udah jam tidur. Terbangun pun cuma buat nyusu trus bobo lagi sampe subuh. Sekarang kenapa gelisah sekali. Nangispun sampe jerit-jerit. Bundo curiga dedekkehausan karena sejak pulang dinas memang produksi ASI berkurang drastis. Dan dedek mulai senang pakai dot ya nak? Kamu minumnya sekarang masih banyak, sampai-sampai ASIP dari ibu susu pun cepat ludes sehingga kamu sesekali harus minum susu formula... Duh sayangnya...

Masalah susu formula ini bikin bundo sedih dan merasa menyesal sekali telah meninggalkan dedek begitu lama. Konsekuensinya jadi begini. Walau dedek masih mau menyusu malam hari tapi Bundo selalu merasa kamu kehausan nak. Maafin Bundo ya sayang... bundo sedih banget,  momen-momen menyusui kadang terlewat karena ketika bener-bener haus dedek jadi ga sabar menyusu sama Bundo dan lebih suka diperasin...

Ah ya sudahlah, berlarut-larut memikirkan ini katanya membuat produksi ASI buat dedek justru makin berkurang, nak sayang :)

Yang jelas sekarang kita semua berdoa semoga dedek segera sembuh ya :), biar bobo malamnya juga lebih tenang, tentram dan pulas. Maafin bundo ya nak, belum bisa jadi ibu yang baik. Masih suka kecapean dan tidak dengar kalau dedek iba-tiba bangun malam, apalagi akhir-akhir ini bundo agak meriang. Masih suka pulang telat dengan alasan lembur dst dst. Bundo juga mau bilang makasih buat Abah yang selalu siaga menemani dedek dengan kesabaran yang luar biasa, memberi dukungan pada bundo (bahkan bantuin tugas kantor.. nah loo) dan menjadi sahabat kita semua setiap saat :). Juga buat ibu yang tak kenal lelah menjaga dedek saat bundo ada maupun tiada di rumah...

Cepat sembuh ya anak sayang... :)

Pilih-pilih Pengamen

Pagi ini, waktu naik kopaja 604 berdua aa dari Setiabudi menuju Thamrin, ada pengamen membawakan lagu "Ada sajadah.. panjang terbentang.." (lagu bimbo kayaknya ya..)

Gitarnya enak didengar... (ini kata si ganteng disebelahku yang ngakunya dulu jago main gitar ^_^)
Nyanyinya serius, sampe kelar (ga seperti pengamen kebanyakan)
tapi... Liriknya itu yang tiba-tiba menyentil sekali

Beberapa saat sebelum pengamen selesai, kita berdua lirik2an... "Enak ya? Kasih yuuk?" hehehe. Padahal biasanya mah jarang2 ngasih pengamen. Soalnya lebih milih beli dagangan yang jualan daripada ngasih pengamen :P. Takut ga mendidik... Tapi kali ini.. hmmm

Sentilan memang bisa dari mana saja..

Kamis, 12 Juni 2008

2 Malam di Singapura

Cukup 2 malam di Singapura, bagiku untuk memahami bahwa tempatku memang bukan di sana lagi. Walau segala tempat-tempat, jalan-jalan dan sudut-sudut yang spesifik rasanya tidak begitu asing walau sudah 2 tahun lebih tak bersua...

Cukup 2 malam di Singapura, bagiku untuk memahami bahwa telah begitu banyak hal yang terjadi dan adalah tugas kita untuk berusaha sebaik-baiknya menjalani apa yang telah menjadi pilihan hidup yang dipilih dengan sadar...

@pengen nulis cerita 10 hari perjalanan di Eropa dan Spore, tapi lagi dikejar2 deadline

Senin, 02 Juni 2008

Dinas 10 Hari

Awalnya bundo pikir sudah terlalu berat untuk berhenti menjadi ibu eksklusif 2 bulan penuh untuk kemudian 'back to office' dan harus berpisah 11 jam per hari dengannu, sayang...

Kemudian ternyata bundo harus meninggalkan dedek 10 hari non-stop... dan jauuh
Saat diberi tahu terus terang perlu waktu lama buat bundo untuk mencerna dan menerimanya. Bagaimanapun menjadi ibu dan berkarir adalah sebuah pilihan yang tak terelakkan untuk bundo saat ini... tak ada pilihan lain... Maafkan bundo, .. bundo bakal kangen luar biasa...

Dan bundo akan kehilangan momen-momen berharga itu untuk sementara waktu... semua momen-momen indah bersama anakkecil bundo. Menemani mandi, menyusui, memeluk, menatap wajah mungil dedek, mendengar celotehan lucu dedek, dan segala obrolan yang hanya dipahami oleh kita berdua..

Dan bundo bersusah payah menata hati agar tidak terlalu melankolis, berusaha berfikir sepositif mungkin dan seceria mungkin menghadapinya. Bukankah perpisahan itu hanya sementara.... Dan di sisi lain bundo harus mempersiapkan segala sesuatunya untuk perjalanan ini. Menyiapkan fisik, mental, jiwa dan tentu juga harus BELAJAR ... karena toh ke sana bukan untuk jalan-jalan... (duh, tadi malam bukannya belajar malah nangis2 ..)

dan pesawatnya berangkat sebentar lagi...

Rasanya seperti simalakama...

Nak sayang, bundo belum mampu membayangkan bagaimana mendamaikan rindu padamu, walau 'hanya' 10 hari tak bersua.

Kabar bayi kecilku - 2,5 bulan





Alhamdulillah sekarang udah 2.5 bulan dan bundo baru sekarang sempat apdet perkembanganmu di blog. Cerita perkembanganmu cukup ndo tulis di blog sini aja ya nak, repot kalau harus bikin blog khusus. Lagipula ndo akhir-akhir ini ga punya banyak waktu luang di kantor, di rumah pun bundo lebih tertarik main ama dirimu, Nak, ketimbang menulis hehe..

Dirimu bener-bener obat hati Bundo Nak.
Sekarang sudah jauh lebih interaktif dibanding ketika berumur 1-bulan-an. Bundo kaget banget ketika dedek tiba-tiba nyengir jauh lebih lama dari biasanya dan sudah biasa diajak ngobrol.
Waktu tidur dedek juga sekarang udah mulai niruin orang gede. Gak suka-suka kayak dulu lagi. Hmm biar enak dibaca, ndo list aja ya perubahan-perubahan dedek semenjak berumur 2 bulan :
  1. Berat badan udah nyaris 7 kg, Nak.Terus terang bundo kadang-kadang kewalahan kalau gendong dedek lama-lama, jadinya suka bundo taruh di baby bouncer. Tapi gak lama-lama juga karena kuatir mempengaruhi bentuk tulang punggung.
  2. Waktu tidurmusekarang lebih teratur. Kalaupun bangun tiap jam tengah malam sekedar untuk menyusu trus tidur lagi. Dulu waktu usia 1-bulan-an dedek sempat semingguan suka begadang sampai pagi. Bundo jadi sedih dan kuatir takut dedek kelelahan, soalnya siangpun ga suka tidur. Ternyata kata dr kayaknya dedek kepanasan dan pengen tidur telungkup. Jakarta memang cukup panas meskipun udah dipasangin AC. Maafin bundo ya, yang belum mengerti dedek.
  3. Dedek sekarang jauuuuh lebih interaktif ya nak, senang nyengir dan ketawa-ketawa. Bahkan suka pura-pura ngobrol sama Abah, Bundo dan Ibu. Adalah momen yang sangat membahagiakan setiap kali ngobrol ama dedek. Mengamati ekspresi wajah dedek yang antusias, mata bundar dedek yang berbinar-binar, senyum dedek yang manis dan lesung pipi di kiri kanan yang menawan. Senang sekali mendengarkan suara-suara yang dedek ciptakan sendiri. Hgiyyaaa... aaoooo.... haayyiiiii...iiiiaaaaooo... dan mulut dedek yang kadang nyengir, membulat, tertawa.... Memang Abah dan Bundo sama sekali tak paham artinya apa. Satu yang kami paham bahwa dedek sedang nyaman dan bahagia, dan kami jadi beribu-ribu kali bahagia. Ah sungguh Nak, bahagia itu tak usah diberi nama.
  4. Suara tangismusekarang makin beragam. Kami jadi mulai bisa membedakan antara tangis haus lapar, tidak nyaman, bosan, kaget dan ingin menyusu untuk penghantar tidur
  5. Teriakan dedek juga makin kencang ketika mengekspresikan rasa tertarik terhadap sesuatu
  6. Tendangan makin kuat dan tinggi
  7. Tegaknya kepala  makin kuat ketika tengkurap
  8. Dedek ga pernah lagi tertidur di bahu bundo/abah, lebih suka tidur sambil menyusu atau dipeluk-peluk. Tapi favoritmu adalah diayun-ayun Abah di gendongan kain
  9. Yang jelas dedek makin bulat badannya. Jadi bundo seringnya beliin baju untuk anak umur 6 bulan sampai 1 tahun. Celana/baju nya biasanya muat di badan tapi kepanjangan he he he
Itu dulu kayaknya yang bisa bundo apdet di segmen diary  Mungkin setelah bundo kembali dari dinas 10 hari-an, ada perkembangan baru lagi. Hati-hati di rumah ya de...

Jumat, 23 Mei 2008

Ibu Eksklusif

Senang dan sedih.

Sejak melahirkan, 24 jam penuh setiap harinya selalu bersama bayiku. Nonstop. Full time! Indaaaaah sekali. Aku menikmati setiap detiknya. Tidak hanya saat menyusui. Saat memandikan, menemaninya mengembangkan ekspresi ocehan-ocehannya, menggendongnya, memeluknya bahkan sekedar memandang ekspresi tidurnya. Cepat besar ya Nak..

Hari ini tanggal  umurnya sekitar 2 bulan. Itu juga berarti hari ini aku harus kembali ke kantor. Karena memang jatah cuti Cuma sampai bayi berumur 2 bulan. Bagaimana perasaanku? Sungguh tak terkatakan. Tiba-tiba rasanya menjadi begitu sedih, cengeng dan melankolis. Padahal berpisah  paling Cuma 10-11 jam sehari. Itu artinya masih tersisa 13 jam perharinya bersama dia. Bahkan sabtu dan minggu aku kembali bisa menjadiibu eksklusif. Tapi rasanya sunggguh begitu sedih. 

Tiba-tiba aku tidak ingin bekerja dulu. Bagaimana kalau cutinya diperpanjang saja 6 bulan, atau kalau perlu setahun. Duh egoisnya. Apalagi seminggu ini tidak bisa menyusui bayiku karena PD kiri dan kanan luka-luka bahkan sampai berdarah. Dicurigai karena akhir-akhir ini teknik menyusuiku salah,karena seharusnya payudara tidak sampai luka. Seminggu tidak bisa menyusui dan nyaris tidak bisa memeras ASI. Hasilnya, persediaan ASIP di kulkas nyaris menipis. Paling sekarang tahan untuk 2-3 hari. Karena itu juga bertekad kuat agar bisa memeras ASI di kantor sesering mungkin. Semoga, ya semoga. 

Masih belum rela rasanya memberi bayiku makanan lain selain ASI. Selama ini aku tidak pernah menduga bahwa menyusui bayi ternyata adalah salah satu saat yang paling indah dan menakjubkan.Begitu bahagia bisa memberinya ASI eksklusif, dan ingin rasanya berkhayal tak hanya memberinya ASI eksklusif namun juga menjadi ibu eksklusif berbulan-bulan lagi.Bundo sayang padamu, Nak. Baik-baik di rumah ya Nak J Kita jumpa lagi jam 6 sore...

Senin, 19 Mei 2008

[Cluster 15] Ayah meninggal tadi pagi

Ayah...
Tak banyak memang yang dapat aku ingat dan aku gambarkan jika bersentuhan dengan kata itu, kecuali selembar poto usang puluhan tahun silam. Di sana ada wajah kanak-kanakku yang sedang menangis dan memegang mainan, dan beliau memelukku sambil tersenyum riang. Laki-laki berkulit sawo matang, berpakaian sangat rapi, licin sempurna (sesuatu yang menurun pada adikku), dan senyumnya yang khas (sesuatu yang juga menurun pada adikku)

Ayah...
Saat kanak-kanak aku sering tak habis pikir. Kenapa yang kutahu tentangmu hanya selembar foto usang itu. Kenapa tak pernah muncul wujud nyatamu, sapaanmu, candamu atau senyummu seperti di foto itu. Padahal setiap orang mengatakan bahwa kau masih ada di dunia ini, bahkan kita masih sekota. Tapi kenapa kau tak pernah datang. Di kala itu aku merasa segalanya sungguh aneh. Pernah juga begitu iri kepada kawan-kawan mungilku yang kadang 'bertengkar' dengan ayahnya,bertengkar dengan seseorang yang tak pernah aku miliki

Ayah...
Ketika beranjak dewasa aku kemudian mengerti bahwa segala sesuatunya memang telah terjadi begitu rumit. Dunia orang dewasa itu rumit. Hal itulah rupanya yang kemudian memisahkan kita. Menghilangkan dirimu dari hidupku dan hanya menyisakan kenangan akanmu dalam selembar foto usang itu.

Ayah...
Selalu ada satu pertanyaan menghantui hidupku. Kenapa kau tak pernah datang, Yah. Kenapa kau biarkan kenangan akanmu perlahan hilang seiring berlalunya waktu. Kenapa kau biarkan rinduku perlahan tergerus berganti tanda tanya dan kehampaan. Kemana engkau, Ayahku. Suatu saat aku pernah sangat ingin bertemu. Sekadar menatap wajahmu, sekadar berusaha mencari garis-garis wajahmu di wajahku, sekadar ingin membandingkan seberapa jauh wajahmu dimakan usia dibandingkan dengan wajahmu di foto usang itu.

Tidak Ayah.
Aku ingin bertemu bukan karena ingin memelukmu, sebab sosokmu begitu asing. Aku ingin bertemu bukan karena ingin mempunyai sebuah foto keluarga lengkap denganmu dan ibu, sebab itu hal yang pelik. Aku ingin bertemu bukan karena ingin menceritakan kisah-kisahku, sebab kita tak akan pernah seakrab itu. Aku ingin bertemu bukan karena ingin marah padamu atas yang terjadi di masa lalu. Aku ingin bertemu sebab ingin menggenapkan sebuah rindu... Rindu saja. Sebentuk rindu yang mungkin cuma aku yang bisa memahaminya

Ayah...
Ternyata kemudian aku harus menuntut ilmu di sebuah tempat yang jauh, namun aku pergi tetap dengan membawa harapan-harapan itu. Harapan bahwa suatu saat akan ada kesempatan bagi kita untuk bertemu. Duduk berdua, mungkin berkenalan terlebih dahulu karena kita nyaris tak saling kenal. Lalu saling bercerita, itu saja.

Ah tidak Ayah,
Aku tidak berani mengharapkan kau akan memberikan saran-saran kebapakan kepadaku, putri sulungmu, sebab kita tentu masih terlalu asing. Aku juga tidak akan mengharapkan bisa tertawa terpingkal-pingkal denganmu dan kau mengusap-usap kepalaku dengan sayang. Ah tidak Ayah, khayalku terlalu jauh.

Aku cuma ingin bertemu dan sedikit bernostalgia... tentang foto itu terutama. Apa yang kau rasakan saat di foto itu, dimana kita kala itu, kenapa aku menangis, dan mengapa tawamu begitu matahari...itu saja

Namun kenapa kau tak kunjung datang. Bahkan saat saat sakral itu tiba.Tidak bisakah kau melipat jarak walau sejenak hanya untuk menyaksikan putri kecilmu di foto itu duduk bersanding dengan seseorang yang akan menggantikanmu menjadi wali hidupnya. Tidakkah terbayangkan rindu hatiku yang hanya bisa mengenalmu lewat foto usang itu? Bahkan suaramu pun tak kukenal. Tidak bolehkah aku bertemu denganmu Ayah? Atau kubalik saja pertanyaannya, tak tersisakah sejumput rindu untukku, wahai Ayah. Bukankah telah puluhan tahun kau tak pernah melihatku? Ada apa denganmu Yah? Tak tersisakah sedikit rindu untukku?

Lalu berita pagi ini sungguh mengejutkan. Engkau ternyata telah meninggal dunia pagi tadi karena serangan jantung. Engkau sekarat beberapa hari ini dalam rawatan adik dan keluargamu yang lain itu, namun kenapa tak seorangpun mengabariku Ayah. Semua orang mengatakan bahwa engkau selalu menanyakan kabarku di saat-saat terakhirmu (oh leganya, ternyata engkau masih mengingatku), namun melarang untuk sekedar memberi tahuku. Dengan alasan malu. Malu padaku. Malu dengan segala yang telah terjadi. Takut aku akan menolakmu

Ah Ayah. Bahkan untuk sekedar mendengar suaramu di saat-saat terakhirpun tak kudapat. Kemanakah rindu ini harus kukubur. Bahkan karena pendarahan hebat, jasadmu pun tak bisa menunggu kedatanganku untuk sekedar memandangmu terakhir kalinya.

Ayah...
Tak banyak memang yang dapat aku ingat dan aku gambarkan jika bersentuhan dengan kata itu, kecuali selembar poto usang puluhan tahun silam. Begitu indah senyummu di foto itu. Ah ayah, setidaknya aku tahu bahwa dulu di suatu masa, aku pernah sangat kau sayang..

bahwa dulu di suatu masa, aku pernah sangat kau sayang..
bahwa dulu di suatu masa, aku pernah sangat kau sayang..
bahwa dulu di suatu masa, aku pernah sangat kau sayang..
mungkin
bukankah di foto itu senyummu begitu lebar dan wajahmu begitu bangga

Selamat jalan Ayah...
Nampaknya waktu tak pernah mengijinkan kita untuk kembali mengulangi nostalgia di foto itu..

Selamat jalan Ayah, semoga Allah menerima amal shalihmu dan mengampuni dosa-dosamu.
Semoga keluargamu yang di sana diberi ketabahan berlipat-lipat atas kepergianmu dari hidup mereka.

Selamat jalan Ayah, semoga kau tahu bahwa selalu ada do'a-do'a tulus yang mengalir untukmu
Selamat jalan Ayah, andai kau tahu bahwa aku senantiasa rindu

Kamis, 20 Maret 2008

Selamat Datang Belahan Jiwa


Alhamdulillah telah lahir putra pertama kami, Maret 2008 di RSIA Tambak Manggarai dengan panjang 50cm berat 3710gram. Baru bisa ngabarin di internet karena ibunya juga baru agak pulih dan koneksi di internet memang susaaaaaaaah buanget dari kontrakan kito :D

Cerita tentang lahirnya menyusul ya..

Reni juga mengucapkan Barakallah atas lahirnya putri pertama uni Riry di Houston, putri pertama uni Yuana di NZ dan putra kedua Dianti (Bunda Majid) di Eindhoven. Mohon maaf belum bisa melakukan kunjungan2 via Multiply maupun email. Internetannya susah banget, insyaAllah nanti kunjung mengunjungi lagi setelah cuti :)

Abah dan Bunda mengucapkan terimakasih sebesar besarnya atas dukungan teman-teman, sahabat dan rekan-rekan baik yang telah datang berkunjung, lewat sms, telpon maupun media lainnya. Doakan yaa semoga jadi anak yang sholeh ya, mencintai Quran dan selalu menjadi matahari (raditya) Abah dan Bunda :)

Selamat datang Radityaku... matahariku...

Jumat, 08 Februari 2008

Sekilas Buku Sang Pemimpi


Buku ini paling saya sukai diantara tetralogi Laskar Pelangi lainnya (saya belum baca Maryamah Karpov). Penuh analogi berupa deskripsi-deskripsi yang begitu menggigit dan cerdas.

Sosok Arai begitu lengket di hati. Anak kampung yang miskin dan penuh pengalaman masa kecil yang pahit, namun punya semangat dan keyakinan yang kuat untuk sukses dalam hidup. Seperti tak mengenal kata 'putus asa' dalam hidup. Dalam beberapa kesempatan, saya merasa malu dengan kobar semangat yang dia miliki. Sekaligus merasa terpacu untuk makin optimis dalam hidup.

 Bagian paling menyentuh ketika Ikal turun drastis prestasinya, sang ayah tetap datang ke sekolah, mengayuh sepeda sekian belas kilometer, menyiapkan satu2nya baju terbaik dari malam sebelumnya, cuti dari pekerjaannya sebagai buruh dan dengan senyum dan sikap yang sama menepuk2 bahu anaknya dengan sorot mata kebanggaan yang tidak berubah. Sebuah ungkapan cinta kepada anaknya, dalam kondisi apapun. Suatu didikan bijak tanpa kata yang justru lebih menohok Ikal ketimbang sebuah pernyataan marah.