Minggu, 24 April 2011

Dinner di Bandar Jakarta

Akhir maret kemarin (2011)  tiba-tiba Abah ngajak Bundo ke Bandar jakarta, yaitu sejenis restoran seafood di ancol (di pinggiran pantai) yang terkenal kelezatannya. karena rutenya cukup jauh dari Ciputat, Bunda sempat agak ragu karena kasihan anak-anak nanti kecapean. Maklum kita kan ga punya mobil, so harus gonta ganti kendaraam umum berkali2 yang tidak semuanya nyaman.

Eh rupanya Abah merencanakan acara ini hanya untuk berdua saja. Selain jauh, rute yang akan ditempuh juga tidak nyaman untuk anak-anak. Selain itu memang sejak punya anak belum pernah bepergian berduaan ke suatu tempat dengan tujuan cuma untuk makan dan ngobrol, jadinya Bundo dan Abah pergi ke Ancol.

Karena daerahnya jauh, kami memutuskan naik kereta api dulu. Bukan karena murahnya saja tapi karena waktu yang ditempuh akan jauuuuuh lebih hemat. Bayangkan, untuk mencapai tanah abang dengan bis/angkot bisa memakan waktu 2-3 jam, tapi dengan kereta cuma 30 menit saja. Namun dunia perkereta-api-an di waktu wik en tidak begitu ramah. Tidak ada kereta express dan sangat jaraaang ekonomi AC, bahkan KRL ekonomi biasa pun jarang.

Terpaksa deh kami naik kereta Diesel. Ternyata ga nyaman banget, bau aneka rupa, sumpek dan pedagang hilir mudik kesana kemari, nyenggol sana sini. Namun ya begitulah kondisi perkereta-apian di Jakarta. Ga bisa berharap banyak.

Akhirnya petualanganpun dimulai. Lama-lama kondisi yang ada dinikmatin aja. Untungnya jendela2 terbuka lebar so angin segar bisa menghambur masuk ke seantero ruangan. Kita turun di daerah Angke, dan kemudian bingung gimana nyambung ke Ancolnya. Dari Angke naik angkot yang brenti di daerah Asemka, dan dari sana akhirnya naik taksi ke Ancol tuk mencapai restoran.

Makanannya lumayan enak. Apalagi ikan, cumi dan seafood lainnya masih hidup ketika siap untuk dimasak. Segar lah pokoknya mah. Asyik sekali melewatkan early-dinner berdua sambil memandang suasana restoran yang rame serta melayangkan pandangan ke panorama lautan (yang menjorok ke daratan) dengan batas pandangan nun jauh ke samudra lepas. Indah sekali.

Suasana makin seru ketika Abah kemudian menyewa perahu yang memang biasa dipakai untuk keliling2 teluk, hanya untuk kami berdua saja. Bukannya mau sok romantis, emang karena pengunjung yang lain lagi pada asyik makan dan rombongan pelancong lainnya baru selesai muter2in teluk naik perahu yang lain. Harga sewa perahu ga terlalu mahal, satu perahu gede (kapasitas 15 orang) boleh disewa 50rb saja...

Namun seindah2nya bepergian berdua, tetep aja Bundo kangen anak-anak. Seribet apapun amunisi yang harus dibawa tiap kali ngajak mereka namun itu ga ada apa2nya dibanding kebahagiaan bisa menghabiskan waktu bareng anak-anak... precious banget dah pokoknya mah..

Pulangnya, kami naik taksi dari Ancol ke stasiun tanah Abang trus naik kereta ekonomi (soalnya yang Ac belum datang). Asyik juga naik kereta ekonomi, walau tanpa AC tapi ruangannya cukup lega. Cuma Rp.1500 saja, dan jauh lebih nyaman daripada kereta Diesel. banyak banget pedagang hilir mudik, dan bundo pun kalap belanja di atas kereta ekonomi hehe. Ngeborongin jepitan, peniti2, jarum2, sisir2 kecil sampe sebarek2  mainan anak2 yang murah meriah...

Nah gitu dulu deh kisahnya. 

Selasa, 29 Maret 2011

Abang 3 Tahun


Alhamdulillah, bulan Maret ini abang genap berusia 3 tahun. Ini artinya udah 3 tahun abangmenebarkan keceriaan di hari-hari Abah dan Bundo. Demikian juga dedek yang bulan ini berusia 1 tahun 5 bulan. Bundo dan Abah selalu doakan semoga keduanya jadi anak sholeh, rajin, santun dan membanggakan.

 Nak, sebagaimana nama yang Abah dan Bundo pilihkan untk engkau, teriring do'a supaya engkau menjadi anak yang sholeh, pintar dan menjadikan Hafidz Qur'an sebagai salah satu pilar kehidupan. Nama ini Bundo pilihkan jauh-jauh hari bahkan jauuuh sebelum Bundo ketemu Abah. Nama ini Bundo pilihkan suatu masa ketika Bundo pernah ditempa oleh wanita-wanita sholehah nun di negeri temasek sana untuk mencintai Qur'an, menghafal Qur'an sebanyak-banyaknya. Ketika Bundo merasakan bahwa ayat-ayat Qur'an yang Bundo hafal, bukanlah sekedar hafalan biasa. Namun seperti yang dijanjikan Allah, hafalan itu kemudian menjadi penjaga, menjadi Hafidz bagi setiap hal yang Bundo lakukan.

Dan Bundo seringkali merasakan hafalan tsb turun drastis bahkan banyak yang hilang ketika Bundo kemudian mengalami penurunan kualitas keimanan atau mendekati maksiat. Hafalan Qur'an bundo yang tidak seberapa itu kemudian seolah menjadi alert, menjadi warning ketika bundo mulai 'melenceng'. Lalu kemudian Nak, Bundo menjadi takjub dengan kekuatan Hafalan Qur'an, dengan efek yang dia timbulkan dan dengan peringatan-peringatan yang muncul secara alami. Bundo kemudian menjadi bertekad untuk menghafal sebanyak-banyaknya. Namun kemudian hal ini justru terhenti setelah Bundo semakin sibuk dan semakin sibuk dengan urusan duniawi. Sungguh banyak pembenaran. Sungguh terlalu banyak alasan dan pembenaran. Dan bahkan ketika ini ditulis, sudah lama sekali ketika ayat terakhir 'bertambah' ke dalam koleksi hafalan Bundo. Sudah terlalu lama.

Nak, itulah kenapa Bundo acapkali tertegun setiap kali bersama engkau. Namamu dan kehadiranmu mengingatkan selalu kepada cita-cita yang pernah Bundo ikrarkan dengan sangat kuat. Namun sekarang sungguh Bundo perlu usaha keras untuk kembali meneguhkan cita-cita dan semangat itu. Bundo masih bisa membayangkan sudut-sudut Singapura ketika Bundo menghafal surat-surat tertentu. Mulai dari MRT, Bis, Asrama, kantor, mushola bahkan ketika berjalan kaki. Namun Bundo tak mampu membayangkan sudut-sudut Jakarta yang mengingatkan Bundo thdp hafalan surat apapun. Karena sungguh telah lama sekali ia tidak bertambah.

Nak , dibalik segala kekurangan dan ketidaksempurnaan ini, Bundo tetap meniatkan dan berusaha keras agar hafalan-hafalan ini kembali kokoh dan kembali bertambah. Bundo juga berdo'a semoga Allah memberikan bundo usia yang penuh berkah sehingga Bundo mampu mendidikkalian menjadi pribadi-pribadi sholeh yang tidak hanya sibuk mengejar dunia namun juga sibuk membangun istana di Surga. Sungguh kalian anak-anakku, adalah amanah luar biasa yang Allah titipkan bagi kami. Yang harus kami  jaga dan didik untuk menjadi pribadi-pribadi yang menakjubkan.

Sungguh kalian anak-anakku, adalah cerminan prilaku dan akhlak kami, sehingga harus selalu kami berikan contoh teladan yang baik.

Doa Nabi Zakaria Surah Ali-Imran[3]:37-38 "... Rabbi habli dzurriyyatan thayyibah, innaka samii'ud du'aa' ..." "... Wahai Rabb ku, berilah aku dari sisi-Mu keturunan yang baik. Sesungguhnya Engkau Maha Pendengar doa ..."

 Doa Nabi Ibrahim 'alayhissalam QS.Ash Shaaffaat : 100 "Rabbi habliy minashshaalihiin" (Tuhanku anugerahkanlah kepadaku [seorang anak] yang termasuk orang2 yang shaleh)

Jumat, 04 Februari 2011

Ada Acik Dari Padang

Alhamdulillah, udah 10 hari ini rumah kito lagi ruame ruamenya. Padahal cuma ada tambahan 2 tamu aja, tapi ramenya udah kayak 10 orang.

Ada acik dateng dari Padang (om nya Bundo yang kecil). Anak-anak nampaknya makin ceria karena suasana rumah jadi rame dan makin hangat. Sayangnya selasa depan udah pada balik lagi ke Padang... kapan2 kesini lagi yaa :)

Selasa, 01 Februari 2011

Bundo Kursus!

Awalnya Bundo udah ga terlalu tertarik mikirin yang namanya 'melanjutkan S2' ke Luar Negeri. Bagi bundo hari-hari yang dijalani belakangan ini (terutama setelah pindah direktorat, pindah rumah dan hadirnya adik) rasanya sudah cukup sibuk. Bundo masih belajar keras membagi waktu agar semuanya dapat berjalan lancar. Menjadi wanita karir yang sukses sekaligus menjadi istri dan ibu hebat tersayang, sungguh masih jadi PR berat bagiku.

Ketika satu persatu teman2 di kantor mulai diterima kuliah di universitas2 sangat bergengsi di luar negeri, terus terang ada perasaan ingin yang sangat kuat. Melonjak-lonjak menderas dan menderu-deru akal. Bundo juga ingin seperti mereka dan rasanya juga mampu seperti mereka.

Namun kemudian keinginan itu selalu menguap setiap kali pulang ke rumah bertemu anak-anak. Melihat wajah-wajah rindu mereka menungguku di pintu rumah. Melihat aksi-aksi mereka memamerkan kepandaian-kepandaian barunya. Melihat mereka berebut rebut mencari perhatian, saat Hanif menarik-narikku dengan ribut atau bahkan ketika abang memeluk bundo dalam diam. Penuh rindu. Bagaimana mungkin waktu ini harus terbagi lagi untuk kuliah?

Ya Tuhan, Bundo memang capeeeek sekali naik turun angkot, kereta, ojek, rapat, bekerja dst dst namun hati ini makin sedih kalo inget bahwa anak-anak tentu lebih capek lagi bertanya-tanya dan menunggu bundo mereka pulang. Waktu efektif bersama mereka cuma beberapa jam sehari. Bundo sudah berangkat jauh sebelum mereka bangun dan pulang ketika mereka sudah bersiap tidur.

Abah-lah yang kemudian datang dengan segudang motivasinya. Bahwa menurut Abah bundo penuh potensi untuk meneruskan sekolah ke higher degree. Bahwa bundo seharusnya menjadikan anak-anak sebagai penyemangat. Bahwa kondisi ini seharusnya bundo jadikan tantangan untuk meningkatkan kualitas diri dari segi manajemen waktu dan kedisiplinan,kalau perlu kurangi waktu tidur. Bahwa kuliah mestinya tidak lebih sibuk daripada bekerja, bahkan bundo bisa bertemu anak-anak lebih sering karena tidak harus 'menghilang' dari rumah from 6am to 8.30pm. Bahwa Abah sangat mendukung setiap tahap yang akan Bundo lewati. Bahwa Abah sangat percaya bahwa sesibuk apapun bagi Bundo anak-anak tetap yang utama. Bahwa Abah akan melakukan yang terbaik untuk kelancaran tugas-tugas bundo. Bahwa abah akan selalu mendoakan dan mendukung bundo. Bahwa seiring dengan proses panjang fase-fase persiapan untuk sekolah maka anak-anak akan beranjak besar (proses menuju sekolah kadang memakan waktu 2 tahun)

Setelah perenungan dan diskusi yang panjang, dengan argumen2 ketidak yakinan yang selalu bisa ditegakkan kembali oleh Abah, akhirnya aku mantap memulai fase ini dari awal, yaitu menyiapkan diri untuk sertifikasi Bahasa Inggris.

Maka dalam 5 minggu ini Bundo kursus di kuningan. Keluar kursus jam 7pm kemudian harus segera naik ojek ke tanah abang untuk mengejar kereta pukul 7.40pm. Alhamdulillah sejauh ini lancar dan tidak sesulit yang dibayangkan. Sesampainya di rumah setiap detik waktu berharga bundo habiskan bersama anak-anak. Walau cuma beberapa jam. Selama wik en Bundo juga membuat program-program khusus bersama anak-anak.

Perasaan bersalah masih terus mendera setiap hari, setiap meninggalkan rumah. Entah itu demi pekerjaan, demi kursus atau untuk mencari kebutuhan rumah tangga. Rasanya bundo ingin di rumah saja 24 jam, bersama mereka. Namun secara finansial kondisi kita memang belum memungkinkan untuk itu.

Minggu lalu teman kajian Muslimah di kantor adalah tentang 'Tarbiyatul Aulad', dan hati ini rasanya makin tersindir. Bundo berharap keputusan untuk memulai tahapan 'sekolah lagi' ini adalah keputusan yang tepat, dan bundo coba jalani ini dengan bijak.

Bagaimanapun, anak-anakku, senyum dan bahagia kalian adalah segala-galanya di atas apapun di dunia ini.... sekali lagi, semoga ini keputusan yang tepat

Jumat, 21 Januari 2011

Pindah Rumah

Sejak 1 Januari 2011 Alhamdulillah kami sekeluarga dah bisa pindah nempatin rumah baru di daerah ciputat. Otomatis banyak hal yg berubah dalam keluarga kita. Bundo yang biasanya cuma perlu 15-20 menit buat ke kantor naik motor, sekarang harus naik kereta tiap hari. Abah yang biasanya mudah dan cepat sekali mencapai tempat-tempat pertemuan bisnis, rekanan atau meninjau usaha sekarang harus menyediakan waktu ekstra buat di perjalanan (mengingat Abah jarang sekali naik kereta).

Nenek dan anak-anak yang tadinya punya banyak sekali tetangga dan teman-teman main di daerah Setiabudi, tiba2 harus berada di dalam komplek perumahan kecil yang bahkan baru dihuni oleh 5 rumah. Sisi positifnya anak-anaknya jadi lebih terkontrol masalah 'jajan sembarangan'.

Bundo juga harus membuat perencanaan yang baik terkait barang2 kebutuhan rumah tangga, seperti susu, sayur-sayuran, bahan masakan, makanan anak-anak dan barang2 consumable lainnya mengingat butuh usaha ekstra untuk ke pasar, ke alfamart bahkan sekedar ke warung. Dulu ke pasar basah tinggal jalan kaki 100m, ke warung tinggal jalan 15m, alfamart dimana2. Sekarang kalo mau ke pasar harus naik angkot sekali. Ruko-ruko di depan kompleks juga belum pada beroperasi...

Bundo dan Abah sibuk sekali dalam urusan rumah ini. Mulai dari renovasi rumah (nambah kamar dan taman), beli2 perabotan inti (seperti lemari penyimpanan, kitchen set sederhana), peralatan2 elektronik, peralatan rumah tangga, bersih2, beli rumput, teralis, gorden... waaah seruu deh pokoknya...

Walaupun rumah sederhana, rasanya bahagia banget alhamdulillah. Beda lah rasanya bersih2 dan benerin rumah sendiri daripada kontrakan. Udah gitu tahu sendiri kan biaya kontrakan di pusat Jakarta mahalnya luar biasa. Bundo dan Abah ngontrak dari 2007 sd 2009, kalo diitung2... hadooooh lumayaaan banget deh bikin bangkrut hehe.

Alhamdulillah anak-anak kooperatif banget, subhanallah deh anak-anak sholih Bundo ini :), justru di rumah baru malah makin anteng. Adiktidurnya nyenyak banget kalo malam, alhamdulillah. Padahal di Setiabudi dulu adik selalu bangun hampir tiap jam, dan menangis... baru tidur lagi setelah ditimang-timang. Abang juga tidur lebih nyenyak, makan lebih lahap walau masih belum terlalu banyak...

Bundo dan Abah memutuskan ga beli2 dulu perabotan2 seperti kursi tamu, meja makan, lemari2 pajang. Biarkan aja dari ruang tamu sampe ke taman belakang plong dan kosong, supaya anak-anak seneng mondar mandir main-main di rumah. Mereka nampak lebih bahagia, biasanya terkurung di kontrakan berukuran 3.5mx10m, sekarang sudah lebih leluasa. Rumah kami tidak terlalu besar, tapi karena nyaris tidak ada perabotan makanya anak-anak lebih bebas bermain...

Saat ini kita sekeluarga masih penyesuaian dengan lingkungan baru, semoga betah terus dan barokah rumah baru kita. amiiin :)

Sabtu, 20 November 2010

[Cluster 19] selamat jalan Rum

Selamat  jalan Rum,
Ternyata sms2 yang kuterima kemarin siang (hari Iedul adha) dari Dieni, bbm an yang kuterima dari bunda Majid, dan gtalk-an dari k dilsky itu benar adanya. Engkau telah tiada rum. Siang ini aku benar-benar telah menyaksikan tubuhmu yg terbungkus kafan, wajah damaimu yang tenang. Bangun rum, banguuuuuun, teriakku dalam hati. Berharap engkau membuka mata, mengeluarkan sapaan ramah itu, senyum ceria itu dan suara riang yang dicintai banyak orang itu. Tapi engkau hanya diam, bersedekap, lelap.

Rum, engkau sungguh dicintai banyak orang. Lihatlah air mata yang berlinangan di wajah-wajah di sekelilingmu. Engkau sungguh disayang. Dari dirimu kulihat begitu banyak kebaikan, begitu banyak sifat mulia. Sungguh malu rasanya jika dibandingkan dengan diriku.

Siapa yg tak kenal wajah ceriamu, siapa yang bisa lupa sapaan ramahmu, siapa yang tak kenal kesungguhanmu menjaga silaturahmi, siapa yg tak kenal sifat pedulimu. Engkau pendengar yang baik, teman yang hangat, sahabat yang indah, ibu yang hebat. Siapa yang tak pernah merasakan bagaimana engkau selalu ingin membuat nyaman siapapun yang ada didekatmu. Yang mengenalmu pasti sayang padamu, rum...

"Do'akan sakitku ga parah ya Rum, kasian si kecil jadi berhenti ASI, aku ingin sembuh segera, doakan sakitku ga aneh2 ya Rum..", begitu katamu ketika aku jenguk di Iedul fitri (September 2010) di RSCM. Karena pernah roomate-an, kita memang saling memanggil dengan panggilan "Rum". Saat itu anakmu yg kecil baru 5 bulan. Saat itu belum ada yang menemukan bahwa sesungguhnya ada Tumor agresif di tubuhmu, di otak. Saat itu aku cuma tahu kamu Demam Berdarah dan sering sakit kepala.

Kemudian waktu engkau keluar dari RSCM dan dinyatakan sembuh demam berdarah aku pernah berjanji akan menengok lagi. Tapi sebelum janji itu terlaksana aku dengar kamu sudah berobat lagi di Singapura, Rum. Lalu kemudian operasi di otak. lalu kemudian dalam waktu yang sangat singkat dikabarkan bahwa yang engkau derita sesungguhnya tumor yang sangat agresif dan sudah menyebar kemana-mana. Yaa Rabb..

Hampir setiap hari aku dan Bunda Majid membicarakan engkau dan saling mengupdate kabar2 yang kami terima dari sahabat2 di Singapura, Rum. Kami selalu optimis engkau bakal sembuh. Walau kemudian kamis kemarin kami dengar engkau mulai kehilangan kesadaran, kami tetap optimis dan memanjatkan do'a. Setiap harinya kami berharap akan mendengar kabar bahwa engkau bangun, sadar dan perlahan2 pulih kembali.

Sebelum engkau dioperasi, sahabat2 di sgp mengabarkan bahwa sungguh lemah kondisimu, Rum. Bahkan tidurpun tak bisa telentang karena begitu hebat sakit yang kau derita di area tulang belakang. Namun kami juga mendengar kabar bahwa sesakit apapun yg kau derita, kau tak pernah tinggalkan Shalat. Bagaimana airmata ini tak berlinang mengingat tegarnya sosokmu dan begitu inginnya engkau sembuh kembali, Rum. Suntikan semangat mengalir dari segala penjuru. Dari semua teman-temanmu. Lihat Rum, engkau sungguh dicinta...

17 November 2010, di hari Iedul Adha, akhirnya aku menerima kabar sedih itu. Engkau telah tiada, Rum. Aku sempat berharap bahwa kabar ini tidak benar. Tapi datangnya dari sahabat2 yang begitu terpercaya. Ya Allah Rum, seperti ada lubang besar menganga di hati ini. Engkau sudah tiada... Sungguh telah tiada. Begitu sayangnya Allah padamu Rum, secepat ini DIA rindu untuk segera memanggilmu ke sisiNya...

Tadi malam sambil meninabobokan Hafidz dan Hanif air mata ini tak henti bercucuran. Teringat Anak tertuamu yang besok baru akan berusia 3 tahun, dan bayi kecilmu yang masih berusia 7 bulan. Setiap kali memandang dan mencium Hafidz dan Hanif , di ruang mata ini hadir juga engkau dan anak-anakmu Rum... Anak-anak yang belum mengerti sama sekali bahwa ibunya (sosok yang sangat hebat!) sudah tak ada lagi di dunia ini untuk memeluk dan mencium mereka. Suatu saat wahai Rumie, akan kami ceritakan ttg sosokmu yang indah kepada anak-anakmu. Dan kami selalu doakan anak-anakmu akan menjadi pribadi-pribadi yang sholeh, hebat dan tangguh seperti engkau...

Selamat jalan Rumie,
Aku baru mengenalmu di July 2000. Lalu mengenalmu dalam begitu banyak kenangan. Kemudian berkesempatan sekamar di flat legendaris itu (664D) cuma 6 bulan (sehingga engkau tetap kupanggil rumie). Di awal 2006 aku pindah ke Jakarta dan kita baru berjumpa lagi 3 kali. Yaitu saat aku melahirkan Hanif, Saat menengok engkau sakit dan tadi pagi menjumpai engkau yang lelap dalam damai.

Selamat jalan, Raphita..
Aku yang baru mengenalmu 10 tahun rasanya telah sedih begini hebat. Bagaimana dengan sahabat2 yang telah begitu lekat menganal sosokmu. Apalagi orang tua, keluarga, suami.... Tentu mulai sekarang hari-hari yang akan mereka lalui tak lagi sama dengan ketika kau masih ada. tak akan pernah sama pit. Kenangan tentangmu tentu lebih menghunjam hebat di hati-hati mereka, dibanding aku yg baru mengenalmu...  Kamu sangat dicinta,Rum...

Selamat jalan, Rumie...

"Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un wa inna ila rabbina lamunqalibuna. Allahummaktubhu 'indaka fil muhsinina, waj'al katabahu fi 'illiyyina wakhluf fi ahlihi fil gabirina"

“Sesungguhnya kami milik Allah dan kami akan kembali kepada-Nya dan kami pasti akan kembali kepada Tuhan kami. Ya Allah! Tulislah dia (yang meninggal dunia) termasuk golongan orang-orang yang berbuat kebaikan di sisi Engkau dan jadikanlah tulisannya itu dalam tingkatan yang tinggi"

Semoga Daneesh dan Raheesh menjadi anak-anak sholeh yang selalu mendoakan engkau. Semoga kenangan tentangmu menjadi inspirasi bagi banyak orang untuk berbuat kebaikan,Rum. Selamat jalan Rumie, sampai jumpa lagi. Kenangan tentangmu akan selalu ada di hati, dan setiap mengenangmu kami kirimkan do'a selalu...

Jumat, 05 November 2010

Mentawai dan Merapi Bergelora

Saat ini sedang terjadi 2 bencana alam skala besar di Indonesia, yaitu Tsunami di Kepulauan Mentawai (sumbar) dan Letusan Gunung merapi di Jogjakarta. Bulan lalu juga terjadi banjir bandang di Wasior Irian Jaya yang menewaskan ratusan orang.

Tsunami mentawai terjadi Senin 25 Oktober 2010. Hari itu di Jakarta juga lagi heboh dilanda banjir dan muaceeeeeeeeeeeet luar biasa. Saya yang bekerja di Thamrin dan ngontrak di daerah Karet (jarak sekitar 4-5km), keluar kantor pukul 6 baru sampai di rumah pukul 9, karena di tengah jalan saya memutuskan turun di Sarinah dan nunggu sampai keadaan lebih baik. Tak sedikit commuter yang menghabiskan waktu 7 jam bahkan belasan jam di jalan. Speechless banget ama kondisi Jkt :(

Mentawai
Tsunami diMentawai (yang diawali gempa 7.2 SR) memporakporandakan pesisir2 kepulauan daerah tsb. Sedih ngebayangin daerah terisolir kayak Mentawai dapat musibah sedahsyat itu. Sebenarnya hal ini ga terlalu mengejutkan, mengingat pesisir barat Sumbar (including Padang - my hometown) memang sudah diprediksikan akan kembali dan kembali dihantam gempa dahsyat setelah gempa Padang 30 September 2009 tahun lalu (7.6 SR) yang menewaskan ribuan orang dan meluluhlantakkan Kota Padang. Tapi ketika bencana itu terjadi lagi, sungguh masih nyeri sekali rasa hati ini :(. Ya Allah, beri mereka kesabaran dan kekuatan

Duka di Mentawai juga diwarnai oleh pro-kontra masyarakat terkait berangkatnya Bp Gubernur Sumbar (Irwan Prayitno - asal PKS) ke Jerman untuk beberapa tujuan tertentu. Riak protes muncul di masyarakat, begitu juga riak pembelaan thdp Beliau. Terkait hal ini saya sependapat dengan Bpk Tifatul Sembiring yang pernah menulis begini di twitter-nya : "Tujuan Pak Gubernur adalah u/ kebaikan sumbar, tp saya sangat setuju timingnya kurang tepat, sy akan sampaikan masukan tweeps budiman pd ybs" ditulis tgl 4 Nov.

Merapi
Sehari setelah tsunami Mentawai, tepatnya selasa 26 Oktober 2010 Gunung Merapai (DIY) yang dari tahun 2006 telah menunjukkan tanda2 aktifnya, memuntahkan wedhus gembel dan menelan korban 20-an orang, diantaranya Mbah Maridjan. Sampai hari ini (5 November 2010) aktifitas Gunung Merapi makin menjadi-jadi. Zona bahaya mulai makin melebar, dari 10km, 15 km bahkan 20km. Update berita terbaru makin memiriskan hati, Wedhus Gembel kembali menelan korban jiwa para penduduk di daerah yang terletak 16km dari Merapi. Sungguh di luar dugaan.

Tentunya penduduk2 di daerah ini tidak siap didatangi wedhus gembel karena wilayah tempat tinggal mereka (yaitu > 15km dari puncak merapi) tadinya dikatakan zona aman. Foto-foto pengungsi di tempat pengungsian pun sungguh memiriskan hati. Balita, orang tua, anak2, numpuk2 jadi 1. Jumlah mereka ga tanggung2, udah ribuan (atau jangan2 belasan ribu). Ya Allah, beri mereka kekuatan dan kesabaran. Saya ga kebayang bagaimana meyakinkan cukupnya konsumsi dan akomodasi bagi belasan ribu orang yg ga punya tempat tinggal. Yaa Rabbi, sayangi mereka...

Apa yang bisa kita lakukan untuk mereka? Do'a saja tidak cukup, kawan. Mari hulurkan tangan, beri bantuan materi, logistik, uang dst. Saya terus memantau perkembangan berita ini terutama dari twitter, karena cukup nyaman baca twitter dari blackberry, apalagi situs2 berita juga rata2 sudah punya account twitter yg bisa di follow.

Ayo kawan, mari hulurkan tangan kita. Sesedikit apapun pasti sangat berarti bagi mereka.

Senin, 01 November 2010

Adik S2 ASI

Alhamdulillah bulan lalu tepat setahun adik mengkonsumsi ASI ekslusif dari Bundo (tanpa tambahan susu lainnya). Ngikutin istilah yang lagi ngetren skrg berarti adik udah S2 Asi... Alhamdulillah..

Lega dan senang banget rasanya. Kekuatiran Bundo bahwa adik bakal gagal ASI lagi seperti hal nya abang ternyata ga terbukti. Meskipun bundo kerja kantoran tnyata adik bisa sukses S2 AsI. Perjuangan selama setahun ini sungguh tidak mudah. Adakalanya ASI bundo ngedrop, sehingga produksi sehari jauh dibawah konsumsi adik hari itu. Dalam beberapa hari stok ASI langsung drooooop. Tapi kemudian sering juga produksi melebihi konsumsi sehingga stock ASI kembali melimpah.

Stock terbanyak yg pernah dicapai adalah 60 botol, kemudian naik turun tergantung kondisi Bundo dan adik. Stock terakhir menjelang usia adik setahun malah sempat KOSONG.

Bundo bersyukur kepada Allah atas pencapaian ini, dan juga kepada Abah, ibu serta seluruh keluarga di rumah yg sagat berperan positif dalam usaha Bundo menabung ASI untuk adik. beberapa teman bundo terkendala ASI eksklusif krn kekurangapahaman keluarganya ttg pentingnya ASI.

Berikut bbrp tips dari Bundo untuk ibu-ibu bekerja (kantoran) yang ingin memberi bayinya ASI ekslusif :

  1. Semenjak bayi lahir sampai ibu bekerja kembali (selama cuti) tabunglah ASI sebanyak-banyaknya. Jika ada jeda waktu  1 jam antara bayi menyusu dgn jadwal menyusu berikutnya, peraslah ASI
  2. Konsumsi makanan bergizi dan kaya protein
  3. Berfikir positif. Ini penting banget nih. Sekalinya mikirin sesuatu agak 'berat' biasanya produktivitas asi langsung drop
  4. Istirahat yang cukup, jaga kondisi fisik dan emosional
  5. Minta dukungan dan do'a dari keluarga terdekat

Tips menyimpan ASI :


  1. Simpanlah ASI di dalam botol kaca atau botol ASI yg kualitasnya OK. Beri label (tgl produksi)
  2. Urutkan ASI peras(ASIP) di dalam kulkas berdasarkan tanggal dan konsumsi dengan prinsip FIFO (first in first out)
  3. ASIP yg direncanakan sebagai stock harus disimpan di dalam freezer, sedangkan ASIP yang akan dikonsumsi dalam waktu dekat (misal: persiapan selama ibu ke pasar, ke salon dll) simpan di kulkas aja 
  4. Untuk ASI yg disimpan di dalam freezer, 12 jam sebelum dikonsumsi sebaiknya turunkan ke kulkas (supaya suhunya berubah). Kira2 setengah jam sebelum dikonsumsi keluarkan dari kulkas
Cara memanaskan ASIP beku : Siram/rendam dengan air panas. Ada juga yang bilang sebaiknya disiram dgn air panas yg mengalir. Yang penting JANGAN DIREBUS! Merebus asip akan merusak kualitasnya. Setelah cair, dinginkan sampai suhunya hangat lalu berikan ke bayi

Minggu, 31 Oktober 2010

Abang gemar mengarang lagu

Catatan : yang dimaksud dengan lagu dalam tulisan bundo kali ini adalah nada atau suara atau irama, bukan nyanyian  dengan kata-kata:). Tulisan ini ditulis saat abang 2 tahun 7 bulan dan adik 1 tahun 1 bulan.

Semenjak usia 2 tahunan Bundo perhatikan abang  punya suatu kebiasaan unik, yaitu menirukan lagu/irama musik terlebih dahulu instead of liriknya. Kemudian lagu/irama tsb dia ulang2 sendiri sambil mengubah-ubah kata-katanya sesuai imajinasi nya sendiri. Jadi dia hafal lagu/irama terlbih dahulu baru liriknya. Maka tak heran kalau kita sering mendengar dia melagukan irama 'balonku', 'kereta api', 'si kancil' dll dengan lirik2 ciptaan sendiri.

Suatu hari abang bersenandung begini  "Tang te tang tup! Tang te tang tup! tang te tang!". Setelah pengamatan berhari-hari baru bundo faham rupanya itu musik pembuka lagu "Kereta Api" gubahanà kang Nunuk. Jarang sekali dia menyenandungkan lirik lagunya. Biasanya setelah Bundo mulai bernyanyi, baru dia ikut2an menimpali.

Abang  juga suka menyenandungkan irama lagu dengan liriknya, maka tak heran tiba2 dia bersenandung begini: "Caputangan tung tu uuuung, caputangan tung tu uuuung". Itu adalah lagu anak2 berjudul "Sapu tangan". Sedangkan Tung tu uuuung adalah bunyi musiknya.

Lama kelamaan lagu/irama yng ditirukan bukan hanya dari nyanyian tapi juga suara2 alam dan suara2 aktivitas di rumah sehari2. Di awal-awal Bundo kaget ketika abang suka iseng memusikalisasi aktivitas sehari2 kami di rumah. Lucunya bunyi2 itu memang benar secara irama tapi kadang salah ditinjau dari pilihan kata.

Misalnya, saat uwak menguras bak tiba2 abang bersenandung menirukan irama air yg dikuras secara berulang2 ( Ngeeek ngooook ngeeek ngook ngeeek ngoook). kalau uwak berhenti menguras, abang juga diem sambil senyum2. Pernah Bundo kasih tahu bahwa bunyinya kok ngeeek ngook bukannya byuuur byuur, dia cuek aja...

Atau saat lain tiba2 bilang gini "dugudang dugudang guuuuung,  dugudang dugudang guuuuung, dugudang dugudang guuuuung". Setelah investasi beberapa lama, akhirnya Bundo tahu rupanya itu suara petir/gluduk versi abang (perasaan ga nyambung deh)

Kebiasaan abang tersebut makin menjadi semenjak adik makin bisa diajak main. Biasanya suara2 ciptaan abang langsung ditiru adik dengan antusias. Atau sebaliknya, celotehan-celotehan adik ditiru abang dengan senang hati sambil ditambah-tambahin.

Misal : saat adik lagi suka mengucapkan "baeeeh? baeeeh?", oleh abang langsung digubah menjadi "baeeeh baeeeh syiiing kaaa... baeeeh baeeeh syiiing kaaa.. baeeeh baeeeh syiiing kaaa"

Yang bikin gemes akhir-akhir ini abang mulai berniat mengubah dan menggubah do'a sebelum tidur yang sudah dia hafal. Ini masih jadi PR buat Bundo agar niatnya itu ga terlaksana :P

Rabu, 20 Oktober 2010

Abang dan Adik Liburan di Padang


Minggu lalu Bundo berkesempatan mengajak anak-anak liburan ke kampung halaman Bundo nun jauh di kota Padang. Usia adik yang 1 tahun kurang 1 minggu dan abang 2 tahun 7 bulan Bundo anggap cukup ok untuk diajak bepergian naik pesawat terbang ke Kota Padang selama 1 minggu. Uwak dan Ibu juga ikutan dooonk ;)

Diawali delay pesawat 6,5 jam
Semuanya antusias liburan kali ini, kecuali Uwak yg nampaknya takut naik pesawat terbang dan takut kepanasan di Padang ;). Sayangnya awal perjalanan kami cukup mengecewakan akibat pesawat Batav*a yang kami tumpangi ditunda keberangkatannya dari jam 10.50 menjadi 17.30 dengan alasan yang kurang bisa diterima (akhirnya manajer nya didemo banyak orang). Bayangkaaaaaaaan! Sejak itu juga Bundo berjanji ga akan naik pesawat itu lagi... Jaman masih kuliah dulu Bundo pernah beli tiket pesawat Merpati ke Batam dan tiba2 tiket Bundo dinyatakan invalid. Setelah Bundo protes ke kantornya, bundo bukannya diganti tiket pesawat lain ke Batam namun langsung ke Singapura. Bandingkan dengan Bata**a yang jangankan mindahin kita ke pesawat lain dan menerbangkan segera, makan siang aja baru dapet di atas jam 2.... Yah, semua ini harus diambil hikmahnya :)

Disambut keluarga besar
Kami tiba di Padang jam 8 malam dan disambut keluarga besar dengan antusias, apalagi Bundo semenjak menikah 3.5 thn yang lalu belum pernah pulang kampung. Abang dan Adik langsung jadi idola sepupu2 Bundo yang rata2 juga masih anak2 (yang paling kecil 4thn umurnya). Abang sangat bahagia bertemu banyak kawan baru, walau masih kesulitan manggil mereka etek (tante/paman), lupa2 terus dan ujung2nya manggil 'kakak'. Adik agak rewel, mungkin karena kepanasan dan karena ASI Bundo yang mendadak turun drastis selama di Padang....

Di rumah Saja
Waktu liburan 1 minggu penuh nyaris kami habiskan di rumah saja. Selain karena ibu lagi sibuk ngurusin masalah pensiun, juga ada larangan dari nenek-kakek dan bbrp tante untuk membawa Abang dan Adik perjalanan jauh ke luar kota Padang dengan berbagai alasan. Ya udah, Bundo mah ikuuuut aja, karena ga mau juga melanggar larangan dari keluarga. Toh tujuan utama Bundo pulang kan melepas kangen dengan keluarga besar :) Bundo juga melepas rindu dengan kuliner di kampung, makan sate padang ala kakek-nenek yang lezat itu sepuas2nyaaa... juga cemilan2 kampung yang unik. Kami juga mendatangi rumah ceklok di tengah sawah dan menikmati sejuknya suasana di sana dibandingkan rumah nenek yang puanaaaaassss pol !

Beratnya perpisahan 
Waktu 1 minggu ternyata singkaaaaaaaat banget. Tahu2 udah minggu subuh dan kami harus pulang lagi ke Jakarta. Beraaaaaaaaaaaaat sekali rasanya meninggalkan kampung ini. Rasanya kangen kepada keluarga belum pulih sedikitpun. Terutama kepada kakek dan nenek bundo yang udah tuaaaaaaaa banget. Kakek usianya udah hampir 90 tahun, dan nenek udah di atas 70 tahun. Untuk pertama kalinya kakek maksa ikut nganterin ke Bandara dan untuk pertama kalinya juga Bundo menangis dihadapan kakek dan nenek di bandara. Sediiiiiiiiiiiiiiiiiih sekali rasanya berpisah lagi dengan mereka..

Wahai kakek dan nenek, doakan kita sama2 masih diberi kesempatan umur untuk berjumpa kembali yaaaa :) Abang dan adik belum begitu mengerti perpisahan, tapi sepupu2 Bundo di kampung sangat sedih berpisah dengan duo cilik ini... Yah, semoga kita ada kesempatan berjumpa lagi ya, wahai adik2ku :) Bundo akhir2 ini juga kuatir dengan isu 'gempa besar dan tsunami' yang katanya akan melanda kota Padang. Bundo udah liat sendiri sisa2 penderitaan bangunan dan penduduk kota Padang akibat Gempa Besar 30 sept 2009 silam, dan Bundo ga kebayang jika itu terjadi lagi...

Salah satu hikmah spiritual perjalanan ke Padang minggu lalu kita jadi semakin merasakan besarnya kekuasaan Allah dan betapa ga berartinya diri dan kekuatan kita ini di hadapan Allah... Wahai ranah na diapik gunung marapi jo singgalang, disinan denai tinggakan sanak sudaro. Disinan denai ukia cinto denai ka Ranah minang... Cinto nan sabana indak bisa dilukiskan... Walau denai jauah marantau namun kampuang tetap nan paliang dirindukan..