Selasa, 03 Juni 2003

Siapkah kita...????

//ini hasil migrasi blog, 7 Juli 2015. Pindahan dari unisa81.net//

Warning: ini bukan tulisanku, tapi salah satu tulisan di buku pelangi nurani

Wati namanya,asal SMU 1 binjai.Dara berjilbab yang sangat cantik,supel, berbudi dan senang menolong orang lain dan selalu menjadi juara kelas. Maka seperti mendengar petir disiang hari saat kudengar ia yg udah sekian lama tak masuk sekolah ternyata mengidap kanker rahim, bahkan stadium ke empat!

Sekolah kami berduka, para aktivis rohis amat sedih. wati adalah motor segala kegiatan dakwah, ide2nya segar, ia selalu punya terobosan baru. Ia bisa mendekati dan disukai siapapun. Sungguh, kami tak memiliki wati yang lain.Maka betapa pedih menatapnya hari itu, ia tergolek lemah di ranjang. Badannya menjadi amat kurus. wajahnya pasi, setelah sakit berbulan2 hari ini ia tak mampu lagi mengenali kami!

"Wati sudah sebulan ini tak bisa bangun" kata ibunya sambil mengusap air mata. Namun kami terbelalak, baru saja ibunya selesai bicara perlahan wati berusaha untuk bangun. Kami semua tercengang saat ia berusaha berdiri dan berjalan melintasi kami seraya berkata dengan suara yg nyaris tak terdengar "Aku mau berwudhu dan sholat dhuha.."

Serentak kami semua berebutan membimbingnya k kmr mandi. Setelah itu ibunya memakaikannya mukena dan sarung sementara ayahnya kembali membaringkannya di tempat tidur karena ia terlalu lemah untuk sholat sambil berdiri.

Hening... tak seorangpun yg bersuara saat ia melakukan shalat Dhuha. Selesai sholat saat ibunya akan membukakan mukena, ia melarang dengan halus.
Lalu lama sekali dipandanginya wajah ibu, ayah, adik2nya satu persatu bergantian. Dari mulutnya terus menerus terdengar asma Allah, kami yg menyaksikan tak kuat lagi menahan tangis.

Tiba2 kulihat wati tersenyum. Ia memandang kami, teman2nya dgn penuh sayang.Lalu kembali memandang wajah ayah,ibu dan adik2nya bergantian. Kini kulihat buliran bening menetes dari sudut matanya. Lalu susah payah ia mengangkat kedua tangannya dan mendekapkannya di dada. Dengan tersenyum ia menutup kedua matanya sambil mengucapkan dua kalimat shahadat dengan lancar...

Innalillahi wa inna ilaihi raaji'uun. Ia telah pergi untuk selamanya, bagai melayang aku menyaksikan semua. Dadaku berdebar lututku gemetar. Subhanallah ia telah kembali dengan sangat sempurna dalam usia yang baru 18 tahun.....Tiba tiba antara ilusi dan kenyataan, aku mencium wewangian. Tubuhku bergidik. AKu menangis terisak isak..

Allah, siapkah aku bila engkau ingin bertemu?

(dikutip seluruhnya dari Pelangi Nurani, A Kumpulan kisah2 kehidupan untuk memperkaya jiwa, asma Nadia dan Helvy Tiana Rosa.based on kisah nyata) Thank's to murobi tercinta, ummu zahra, udah dipinjemin buku sebagus ini ^_^ 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar