Minggu, 07 November 2004

and the reason is YOU...


A: nkh? cuma itu alasannya de'?
B: gak .. itu bukan alasan utama.. masih ada lagi.. tapi itu juga penting makanya kusebut duluan...
A: lalu apa de'?
B: da'wah...
A: kenapa? ada apa dengan da'wah di sana?
B: manis sekali... bla bla bla... bla bla bla... *censored*
A: lalu apa yang kamu rasakan setelahnya? bukankah itu membuatmu lebih kreatif de'?
B: iya..
A: bukankah itu membuatmu merasa lebih bisa berbuat?
B: iya...
A: bukankah itu juga mengajarkanmu ttg perjuangan?
B: iya...
A: lalu kenapa de'?
B: ga tahu... kadang ingin seperti disini... di tempat yang kondusif. Agar kefuturan yang kadang membayangi sirna sajalah segera
A: mau apa di sini? satu DPRa saja isinya 200 an. Kenapa tidak mempertahankan lezatnya perjuangan di tempat yg penuh tantangan
B: *terdiam*
A: kamu tahu syarat menjadi sholehah kan de'?
B: *terdiam*
A: musti muslihah juga...
B: saya paham...
A: lalu apa lagi de' alasannya?
B: da'wah.. selalu itu. Jawabanku tidak akan berubah. Bahkan kali ini aku tidak mampu merangkainya menjadi alasan2 yang bisa mba' terima... aku sendiri tidak mengerti.
A: terserah de', tapi pesanku cuma satu...
B: apa mba?
A: apapun yang melandasi setiap langkahmu. Jadikanlah DIA saja alasannya. Cukup DIA saja.
B: insyaALLAH mba'...
A: lalu bagaimana jika kali ini niatmu tidak dikabulkanNya?
B: tolong kuatkan keyakinan saya saja...
A: seperti apa de'?
B: Bahwa berarti menurutNya, ini bukan yang terbaik buat saya, buat agama saya, buat dunia saya, dan buat akhirat saya

//ups melamun rupanya... ternyata memori pertemuan sore sebelumnya sedang memainkan drama satu babak dialog kisi hati. Padahal ibu kebagusanRaya lagi keberatan menenteng buntelan gede bekal "ngalong" tadi malam, sambil asyiknya bercerita.
Moga2 gak ketahuan kalau mindaku sempat *berkelana* bbrp menit hehe. Berjalan menuju terminal busway bundaran BI. Belum lagi pukul 5 pagi. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar