Senin, 07 November 2005

[Puisi] Untuk Hari Fitrah

oleh: Ustadz Adi JM 

Ramadan menghilang perlahan
ketika sang hilal Syawal menampak sekejap petang tadi
siang ini masih pekat lara menyelimuti hati
wahai usia, adakah jiwa masih sempat menyapa Ramadan nanti?
sore tadi suara cicit nyanyian burung seperti rintihan tangis
tiupan angin menyenandungkan nada-nada perpisahan
dunia berhenti dari gaduh
sepi membalut lara hati
mengiringi lantunan tilawah
mengiringi baris demi baris terakhir juz 'amma
sore tadi hampir tak menyisakan ceria

Adzan magrib adalah pembuka Syawal
lantunan ayat-ayatNya menyeret jiwa ke keabadian
Ramadan pergi menghilang
tapi tidak sapa lewat kalamNya
Ramadan menggenapkan dirinya
melepaskan pelukannya dari ikatan masa
tapi tidak munajat panjang dalam doa dan sholat
di saat lembayung senja mulai meredup
di saat gelap malam mulai menyembunyikan terang
adzan Isya kali ini diiringi gema takbir
Allahu akbar, Allah akbar, Allahu akbar
wa lilLaahil-hamdu
lara hati masih di dalam sana
tapi keagunganNya meliputi segala masa
dan pujianNya memenuhi seluruh lapis langit
hari fitrah
datanglah
hadirkan bahagia
sejukkan dan basuh jiwa dengan kasihNya
dan magfirahNya
walaupun hati masih menyimpan lara di dalam sana
tapi keagunganNya meliputi segala masa
dan pujianNya memenuhi seluruh lapis langit

Malam ini dihangatkan agungNya
Allahu akbar, Allah akbar, Allahu akbar
wa lilLaahil-hamdu
dan janji pertolongan
dan janji penghambaan yang semakin tulus
[tangan ini masih bergetar
menggenggam hadiah yang dititipkan Ramadan,
sekuat apakah genggaman ini?]

Chiba, 29 Ramadan 1426

Tidak ada komentar:

Posting Komentar