Senin, 03 September 2007

[Cluster 16] Rumah Tangga, Pembelajaran Tiada Akhir

Ini adalah tulisan dari aku, yang baru 4 bulan lebih beberapa hari belajar mengenal apa itu rumah tangga. Tentunya pengetahuan baru seujung kuku, pengalaman baru sepeminuman teh kalau dalam istilah dunia persilatan. Belum layak rasanya menyimpulkan apa-apa, namun bukan berarti juga tidak boleh menggoreskan sedikit makna, bukan?

Rumah tangga itu ternyata menakjubkan. Menakjubkan dari segala pernak perniknya. Suka dukanya. Awalnya, prosesnya dan setiap detiknya.

Menakjubkan belajar mengenal sosok laki-laki yang nyaris pertama dalam hidup. Ayah juga laki-laki sih, namun hanya muncul samar-samar dalam ingatan usia 3 tahun. Uda kanduang juga laki-laki namun sudah diambil Allah saat aku belum muncul ke dunia. Adik juga laki-laki sih, namun dari dia SMP aku sudah meninggalkan rumah (ketemu setahun atau setengah tahun sekali tahu-tahu sudah jadi bujang gadang! Pangling!). Jadilah ibu, seorang wanita tulen, sosok yang paling dekat dengan hari-hari

Menakjubkan perlahan mengenal sosok seorang laki-laki dan tertatih menyebutnya 'kakak' juga kegelian ketika lidahnya bengkok-bengkok membahasakan dirinya dari 'ane' menjadi 'Aa'.

Menakjubkan menyelami betapa 'berbeda'nya dunia laki-laki. Mulai dari cara makan, cara bicara, cara mengerutkan kening, cara mengomentari sesuatu, cara berfikir, bahkan cara meletakkan handuk sehabis mandi ! Beda ! Perbedaan yang tidak selalunya bisa benar-benar 'klop'. Namun tetap saja menambahkan satu rasa yang hebat setiap hari. Rasa sayang !

Tiba-tiba saja kita bisa menjelma memiliki keahlian banyak peran dengannya. Menjadi teman, menjadi partner diskusi, teman debat!, menjadi adik, menjadi ibu, menjadi sahabat sejati. Tiba-tiba saja proses pengenalan dan kedekatan itu membuat hidup kita penuh dengan kejutan setiap saat. Ada-ada saja hal baru yang kita pelajari darinya. Tentang dia, tentang diri kita. Kita tidak hanya menjadi tambah pintar mengenali dirinya tapi juga mengenali dan menyelami diri sendiri. Lihat! Luar biasa pembelajaran di dalamnya. Seperti tadi kukatakan. banyak perbedaan yang tidak selalunya bisa benar-benar 'klop'. Namun tetap saja menambahkan satu rasa yang hebat setiap hari. Rasa sayang !

"Rabbi, mudahkanlah kami untuk mencintai dan dicintai"

Rumah tangga itu ternyata menakjubkan. Menakjubkan dari segala pernak perniknya. Suka dukanya. Awalnya, prosesnya dan setiap detiknya.

Saat ini ada lagi hal baru yang harus kupelajari. Tentang sebuah kehidupan baru yang sedang tumbuh dalam tubuh dan berbagi denyut jantung denganku. Duhai kamu yang kelak menjadi cinta dan harapan kami. Menjadi cerminan pribadi, prilaku dan didikan.

Tiba-tiba saja begitu banyak hal baru yang dipelajari. Awalnya, prosesnya dan setiap detiknya.

Luar biasa ternyata pembelajaran dan persiapan untuk menjadi seorang ibu. Belum 100 hari merawat sebuah nyawa di dalam tubuh rasanya sudah demikian luar biasa. Mestinya belum ada apa-apanya dibandingkan apa yang telah dilakukan ibu kita sampai kita sebesar ini. Malu rasanya membayangkan berapa ratus kali telah menyakiti hati ibu? Berapa ribu kali kita telah mengecewakan ibu? Berapa juta kali kita menzolimi ibu kita? Betapa ibu nyaris tidak pernah membalas dengan balik menyakiti hati kita. Berbeda dengan kita, ibu tidak pernah bersungguh-sungguh ingin menyakiti hati anaknya. Kesadaran telak yang baru begitu menohok muncul saat merasakan persiapan menjadi ibu."Ibu, andai bisa kami pesankan rumah di Surga untukmu"

Kata sahabatku, menikah adalah
Saat dimana seseorang tdk hanya memikirkan dirinya sendiri lagi
Saat dimana ada teman untuk berbagi, ada teman untuk bersama2 menuju cinta-Nya
Saat dimana orang tua bertambah, dan keluarga pun bertambah
Saat dimana hati menjadi tenang dan bahagia tanpa harus lupa bahwa ada setumpuk tanggung jawab juga disana

Saat dimana kesempatan tuk menjadi seorang ibu mendekat
Saat dimana peluang sebagai istri sholehah yg akan mendapatkan syurga-Nya ada
Saat dimana tergenapkan separuh agama..

"Rabbi, mudahkanlah kami untuk mencintai dan dicintai"
Dan aku masih ingin lebih banyak belajar lagi

(3 sept 2007)
detik-detik menuju angka 26

Tidak ada komentar:

Posting Komentar