Kamis, 20 Agustus 2015

[Traveling] Andalusia, 11 Juni 2015

Sebenarnya kurang tepat disebut tour Andalusia, mengingat ranah Andalusia yang kami datangi hanya 2 (Cordoba dan Malaga), dan kami malah gak ke Granada dan Sevilla yaitu 2 wilayah lain yang sangat penting dalam sejarah Andalusia.

Perjalanan ini dilakukan bukan saat liburan sih, malah 2 minggu sebelum ujian Quarter 4. Kalau gak salah ada 2 atau 3 hari yang gak ada kuliah (lupa penyebabnya apa), dan kita notice  itu sejak awal Quarte (akhir April), maka direncanakanlah perjalanan ini.

Spain

Seperti biasa, kita awali tulisan ini dengan bendera negara serta perbatasan wilayah. Spanyol merupakan negara di eropa bagian barat daya (southwest), yang selain berbatasan dengan Perancis dan Portugal, juga berbatasan dengan Laut Mediterania, selat Gibraltar dan Samudera Atlantic. Negeri yang eksotis!

Andalusia

Jadi apa itu Andalusia? O iya, sejak perjalanan ke Paris, akhirrnya saya memutuskan untuk membeli buku sejarah mini terkait kota/negara yang didatangin. Awalnya karena penasaran dengan sejarah Versailles dan du Louvre. Buatku, buku tetaplah object menarik yang belum benar-benar tergantikan keberadaannya oleh media elektronik. Kesenangan membaca buku itu luar biasa. Nah termasuk Andalusia ini. Sayangnya belum sempat baca, jadi mau gak mau nengok google lagi untuk melengkapi tulisan kali ini ~_~.

Andalusia, di dalam Spanyol
Menurut wikipedia, istilah Andalusia bisa mengacu kepada al-andalus, yaitu nama dari bagian Semenanjung Iberia (Spanyol dan Portugal) yang diperintah oleh orang Islam, atau orang Moor, dalam berbagai waktu antara tahun 711 dan 1492. Andalusia bisa juga mengacu kepada nama wilayah administratif di Spanyol modern yang terdiri atas 8 provinsi, yaitu : Almería, Cádiz, Córdoba, Granada, Huelva, Jaén, Málaga and Seville.

Untuk kunjungan ke Andalusia biasanya orang-orang merekomendasikan Cordoba, Granada Alhambra, dan Sevilla. Namun kami berkesempatan mengunjungi Cordoba dan Malaga saja. Alhamdulillah, tetap perjalanan yang menyenangkan :-)

Segala itinerari diurus oleh rekan seperjalananku yang super cekatan abis (dan diriku cuma ngangguk2 aja jadi free rider  ^_^). Duh..

Madrid

Dari Eindhoven airport, kami naik Ryan air menuju Madrid karena gak ada pesawat langsung ke Cordoba. Lama perjalanan sekitar 3,5 jam


Beberapa hal menarik di Madrid :
  1. Naik bis dari bandara ke pusat kota cukup 5 Euro, padahal jauh. Suka ngebanding2in ama Belanda sih hehe
  2. Penginapan yang kami dapatkan lokasinya gak jauh dari stasiun bis. dan suasanya serasa kayak nginap di hotel pinggir jalan Thamrin atau Sudirman. Semacam mengobati kerinduang terhadap Jakarta. Buka jendela, ngeliat jalan gede dengan banyak mobil dan sesekali macet! Udah gak lama gak ketemu mobil yang banyak dan macet. Agak kaget sih, karena eropa yang kita kenal biasanya jarang dipadati mobil.
  3. Penginapannya bagus, harganya juag bersahabat untuk ukuran di pusat kota
  4. Stasiun keretanya kiyut, didisain menyerupai hujan tropis
  5. Orang Spanyol ternyata banyak yang gak bisa bahasa Inggris. Walau gak interaksi sama banyak orang, minimal ibu penginapan dan petugas di restoran nyaris ga bisa bahasa Inggirs. Dan ternyata nantinya kondisi itu kami jumpai juga di Cordoba dan Malaga. Bahasa isyarat harus kuat neeh.
  6. Loading Belt di bandara disebutnya Cinta. 





Menuju Cordoba

Dari Madrid kami naik kereta ke Cordoba, kalau gak salah sekitar 2-3 jam (lupa). Kami sempat ngirain salah naik karena keretanya kok bagus banget. Untuk ukuran tiket 29 euro, ini kereta kebagusan. Mungkin karena ngebandingin dengan perjalanan-perjalanan sebelumnya





Penginapan yang cantik dan Tapas Spanyol

Sesampainya di stasiun kereta di Cordoba, kita langsung menuju penginapan. Awalnya ketemu taman yang asri dan rindang. Herannya, kenapa banyak pohon buah ya. Jadi sayang aja ngelihat semacam buah jeruk yang terkadang mubazir berserakan di bawah batang pohon, tiada pemiliknya.  Dan ternyata tamannya panjaaaang banget, sampai ke ujung jalan. 

Sampai di penginapan kita disambut ibu pemilik kamar yang ramaaaah banget dan gak bisa bahasa Inggris sama sekali. Jreng! Setelah saling bahasa isyarat sekitar 10 menit, si mbak jenius rekan seperjalananku berhasil menerjemahkan bahwa maksud dari ibu itu adalah "kamar kalian baru siap 30 menit lagi, silahkan makan siang dulu, tapi barang2 bisa dititipkan aja di sini". Salut deh, bisa ngerti.  

Penginapannya cantik. Spanyol banget lah kesannya (ya eyalaaaah). Bersih! Alhamdulillah di Madrid dan Cordoba kita dapat penginapan yang cantik dan bersih. Paling sebel kalau hostelnya kotor. So far sih (kecuali Paris), selalunya dapat penginapan yang cantik dan bersih. Tapi 2 kali ke Paris, aduuh mengurut dada deh. Yang pertama masih mending, hanya masalah kekurangan space. Kunjungan ke-2 mayan parah, karena di setiap tempat sampah yang dibuka masih ada sisa2 sampahnya pemilik, termasuk pembalut. Dugaanku dia memang tinggal di sana juga, dan ngungsi ketika ada yang  menyewa.

Makan siang pertama di Cordoba adalah Tapas. Makanan khas Spanyol, yaitu piring yang isinya beraneka jenis lauk, keju dan sayur. Kejunya alhamdulillah enak banget, juga sayurnya (gak nyangka sayur lalapan bisa seenak ini), dan ditambah dengan setumpuk besar ikan yang renyah.
common room penginapan di Cordoba



Mezquita di Cordoba

Hasil googling :
Mezquitta pada abad ke-9 adalah gereja.  Di jaman dinasti Umayyah sampai abad ke-13 dia adalah mesjid besar dengan lebih dari 900 tiang. Sejak abad ke-13 menjadi katedral yang megah. 

Untuk masuk ke dalam Mezquita, kita bayar sekitar 6 apa 8 euro (lupa). Arsitekturnya bagus banget, perpaduan sejarah yang panjang dan penuh karakter. Nuansa berbagai budaya sangat terasa. Pernah baca di suatu tempat, jaman dahulu di masa dinasti Umayyah, bangunan ini terang benderang dan bermandikan cahaya karena banyak banget pintu dan juga pencahayaan dari langit langit. Saat ini yang aku rasakan adalah nuansa di dalam ruangannya gelap dan suram, walaupun sangat terawat. Namun demikian masih ada ruangan-ruangan yang terang benderang dan cantik banget, yaitu ruangan-ruangan yang dipakai untuk ibadah (misa).

Pilar-pilar Mezquita

Pilar-pilar Mezquita
Ruangan Misa Gereja


Ruangan Misa Gereja

Mihrab Mezquita

Mihrab Mezquita


Salah satu sudut legendaris lainnya yang juga sangat terawat adalah Mihrab Mezquita, Selama 700 tahun kejayaan khalifah Umayyah azan berkumandang di sini. Di bangun pada abad ke-9 sedemikian rupa sehingga gaung azan bisa didengar di seluruh penjuru 900an tiang Mesjid. MasyaAllah... merinding ngebayanginnya. Jaman itu tentunya belum ada sound system elektronik.


Pada langit-langitnya juga kita temukan perbedaan tampilan yang menunjukan modifikasi sesuai jamannya. Bahkan untuk selasar yang sama bisa kita temukan nuansa yang berbeda. Langit-langit yang polos katanya adalah peninggalan budaya islam (mesjid), sedangkan langit-langit yang penuh ukiran keemasaan adalah peninggalan budaya gereja.




Puente Romano di Cordoba

Di luar Mezquita kita bisa jumpai Puente Romano. Roman bridge of Cordiba, melintasi sungai Guadalquivir. Diperkirakan dibangun pada abad ke-1 sebelum masehi. Wow

Gerbang Puento Romano dari arah Mezquita
Puente Romano di Cordoba

Area di sekitar Mezquita

Beikut beberapa pemandangan di sekitar Mezquita







Averoes. Ibnu Rusd



Warung teh - Cordoba

Nemu warung teh di cordoba yang menjual beragam jenis teh yang wangi-wangi banget. Takjub juga ternyata teh bisa dibikin berbagai macam aroma



The Caliphal Baths - Cordoba

Reruntuhan the Caliphal Baths,komplek pemandian khalifah dan keluarga (abad 7 sampai 13?). Katanya sempat terkubur dan baru ditemukan accidentally  tahun 1903, lalu direkonstruksi ulang. Gak berani banyak-banyak moto di sana, suasananya horor abies. Ada ruangan bekas tempat pembunuhan segala (semacam perang saudara). Di pintu masuknya terdapat silsilah dinasti.



Taman-taman yang indah

Kami menjumpai sebuah taman yang indah.
Jadi ingat sebuah syair di dalam buku Taman Orang Orang Jatuh Cinta dan Memendam Rindu (Raudhah Al Muhibbin wa Nuzhah Al Musytaqin) oleh Ibnu Qayyim al Jauziyyah.
"“Aku tidak tahu apakah pesonanya yang memikat atau mungkin akalku yang tidak lagi di tempat”





Menuju Malaga

Sehabis subuh keesokan harinya. kami beramgkat ke Malaga. Naik bis selama 2,5 jam atau 3 jam (lupa), dan ongkosnya 5 Euro. Bingung kan?



La Al Cazaba de Malaga

Beberapa jam pertama kali nyampe Malaga cukup kaget. Aduh ini kota kok kayaknya gak ada apa-apanya. Sepanjang jalan sepi. Fakta menarik hanyalah bahwa dari sini tinggal nyebrang, maka sampaillah kita di Afrika (loh..?). Memang kota ini dipilih sebagai batu loncatan untuk balik ke Belanda, mengingat di Cordoba tiada bandara,

Tapi setelah jalan beberapa saat akhirnya kita jumpa landmark kota pantai ini, yaitu pantainya yang indah dan ramai serta menghadap laut Mediterania (kapan lagi duduk di pinggir Mediterania!), dan dia ternyata memiliki kastil yang cantik di atas bukit. Namanya La Al Cazaba.

Kastilnya ternyata tinggi banget. Seolah keseluruhan bukit adalah kastil. Kadang jalanan landai, kadang sangat curam. Namun pemandangan dari atasnya cukup indah. Bisa memandang seluruh kota. Pernah juga saat saya ngos2an lagi istirahat, mendadak di hadapan saya muncul ibu hamil yang perutnya udah gede banget. Minimimal 30 minggu lah. Whaaat???

Kalau baca di wikipedia, tempat ini dibangun oleh Dinasti Hammudid pada abad ke-11.
Yang paling epic dari kota ini (dan bukit ini) adalah ada tempat-tempat dimana laut bertemu dengan bukit. Kece!












Selfoot of Mediterania

Tidak ada komentar:

Posting Komentar