Senin, 31 Agustus 2015

Teko's in de Holland [Adegan 14]

Teko's in de Holland

Adegan 14

[Emak kuliah]
Hari pertama kuliah, dan langsung bolos karena jadwalnya sore. Segala kuliah sore dipastikan bolos karena anak2 dah pulang sekolah. So far, setahun kuliah di sini, belum ada kuliah yg diabsen (sama seperti jaman di NTU lah). Yang penting datang ujian (dan lulus, tentunya).
Ayo kita lihat seberapa membaja tekad itu, saat sadar bahwa waktu yang dimiliki sangat terbatas, karena harus dibagi dengan manajemen teko-teko.
Puluhan tahun silam sesorang pernah berkata "kalau sadar bahwa diri kita miskin dan ga punya fasilitas, belajarlah 4x lebih rajin dari anak2 lain yang punya kelebihan rejeki, jangan cengeng!". Sedikit kasar dan vulgar. Namun saat sakit, kadang kita lebih butuh pil pahit daripada permen gula.
Bapaknya teko-teko, di suatu hari yang cerah pernah berkata "saya sadar saat kecil kalo gak punya listrik di malam hari, karena itu saya melecut diri sendiri utk belajar sampai ujung tenaga, kala masih bermandi kemewahan sinar matahari. Bukan menyalahkan nasib!".
Dan pada Sang Pemimpi ada sebuah dialog : "Biar kau tahu, Kal, orang seperti kita tak punya apa-apa kecuali semangat dan mimpi-mimpi, dan kita akan bertempur habis-habisan demi mimpi-mimpi itu. Tanpa mimpi,orang seperti kita akan mati" (Arai, Sang Pemimpi)
Nah kita lihat bagaimana aplikasinya untuk episode hidup kali ini. Jangan sampai api itu padam karena keterbatasan keadaan. Seseorang juga pernah berkata bahwa hidup tidak memberi kita pilihan, selain terus bergerak maju dan berlari.
Kalau kata Dory di Finding Nemo : keep swimming!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar