Minggu, 27 November 2005

Art of Good bye [part 1, team mate]




First and foremost, tentunya wajah-wajah di atas yang kena efek awal hijrah :D. Siapakah mereka? :D 

Yang jelas mereka-mereka ini macam-macam tipenya
1. Ada yang hobinya *memburu serangga* sejati di dalam code code :D
2. Juga ada yg suka jadi tempat *konsultasi* dalam masalah perburuan serangga ini
3.Ada juga yang kerjanya meng"analisa", nyatet2, mengkerutkan kening dan mondar mandir :D

Satu yang menyatukan, semua *pencinta serangga* ini bersatu padu dalam satu team kecil, untuk kemudian bergabung dengan team-team lainnya mengupgrade suatu system *sesuatu* di sebuah BUMN di negeri temasek :-), yang akan dipakai oleh seluruh penduduk negeri pulau ini =)

Well, I love you RABs...
Menikmati hari-hari tersisa bersama wajah-wajah ramah dan kocak yang selalunya punya senyum bahkan di saat-saat lembur merajalela.
Paling suka cara mereka yang *humble* dan *tawadhu* ketika mengemukakan pendapat...


Ini potongan kue yang dibeli oleh miss Boss, waktu ia baru aja lulus test driving license, trs mentraktir dirinya sendiri dan 'memaksa' kita semua mengucapkan selamat di pantry :D.
RAB : Revenue accounting Branch



Jumat, 11 November 2005

Photo: Rumah Gadang bagonjong 5

Temans, berikut adalah foto-foto yang kebetulan sempat terekam oleh kamera handphonenya uniang Alni waktu pulang ke Batusangkar. Batusangkar adalah salah satu kabupaten di Sumatera Barat. Batusangkar adalah salah satu daerah 'asal' kebudayaan minang. CMIIW. Di Batusangkar juga berdiri kerajaan "Pagaruyuang" yang dulunya pusat kerajaan ranah minang.


[Atas]Pemandangan dilihat dari belakang rumah. Rumah-rumah tradisional dengan atap atap bagonjong limo (bergonjong 5) dan latar belakang bukit Sibunbun

[Atas]Pemandangan dilihat dari depan rumah. Duh masih banyak rumah bagonjongnya. Senang liatnyaaa... Cinta banget deh ama ranah minang (doooow...)

[Atas]Masih pemandangan dari depan rumah uniang di Batusangkar. Coba liat rumah gadang di depan itu. Begitulah bentuk rumah gadang umumnya di perkampungan. Dulu rumah nenek saya (di Padang) sebelum dirombak jadi rumah batu juga seperti itu bentuknya.

Dindingnya sama persis. Kita menyebutnya "dindiang tadia". Rumah kami dirombak tahun 1992 Masih inget ketika kecil suka ngintip ke luar lewat dindiang tadia yang udah banyak bolong-bolongnya. Rumah gadang di kampuang biasanya ga ada lotengnya dan sumurnya berada di halaman di belakang rumah. Waktu kecil kalau tengah malam pengen ke kamar mandi suka merasa serem, soalnya musti melintasi halaman belakang yang banyak pohonnya sebelum mencapai kamar mandinya.

[Atas]. Ini pemandangan dari sampiang kanan rumah.


[Atas].Yang ini kata uniang diambil dari teras rumah lantai 2. Dari rumah uniang kita bisa melihat dikejauhan bukit sibunbun dari arah depan, gunung merapi di arah belakang dan gunung bungsu di sebelah kiri.
Keren.. Padang jadi kebanting berat keindahannya dibanding daerah2 lain di sumatera barat..


[Atas].Ini halaman rumah uniang di pagi hari. Tadinya ga ingin masukin foto ini kerana ada ayah nya uniang dan adiknya. Takut beken hehehe... Tapi moga2 ga terlalu jelas ya. Waaah pagi yang cerah, nampaknya adeem banget...


Gunung merapi yang menyimpan kenangan tersendiri. Waktu jaman buandel (kelas 2 SMU) pernah berangkat diam2 dari Padang ke Bukittingi bersama 6 orang teman lainnya (total 4 laki2 dan 3 pr) mendaki gunung ini. Ga minta ijin ibu!!! Gubraks... Alhamdulillah selamat pulang pergi. Kenangan bareng trefi, Ary, hendri, yoyo, nurul dan mainar... wherever they are, kuangeeeen!!!. Ada foto kita ber7 di depan api unggun di pesanggrahan gunung merapi, cuma kurang jelas. Ada foto2 di dalam tenda, juga foto hamparan edelweis yang mempesona. 


Gunung Singgalang kalau dikunjungi dari bukittinggi letaknya persis di depan gunung Merapi. Dulu sepulangnya dari Merapi kita juga ingin kesini, namun team yang laki2 menolak. Katanya kalau mau ke Singgalang ga mau bersama kelompok wanita. Lagian bertahun2 sebelum itu ada 2 orang senior kita dari SMU 1 Padang juga yang hilang di gunung ini, jadinya rada2 gentar...


[Atas].Lihat tanda merah di langit sebelah kiri!!! Aku dan uniang cukup bingung ketika menemukan fenomena ini. Lihat juga dua gambar berikut. Awalnya kita pikir ada kerusakan di kamera. Tapi ternyata tanda merah itu selalu muncul. Ada yang tahu itu apa?
Venus? Ufo? :D



Tanda merah 2



Tanda merah-3. Another siluet rumah bagonjong!. Cintaaaa sama ranah minang. Moga2 jika suatu saat berkesempatan pulang kampung lagi pengen motretin sawah-sawah dan sungai-sungainya. Semoga yaaaa......

Senin, 07 November 2005

[Cluster 8]: Obsesi akhirat tiada lekang

//ini hasil migrasi blog, 7 Juli 2015. Pindahan dari unisa81.net//

nb: buat pengunjung yg ga berkenan dgn tulisan saya bergaya *curhat*, mending ga usah dibaca ^_^. Ini hanyalah sebuah ungkapan cinta semata..


Suatu hari di akhir bulan July, takdir membawa saya bertemu dengan sekelompok akhwat yang berasal dari seantero ibukota. Tak banyak memang, cuma 20 orang. Selasar mesjid al Azhar kebayoran baru menjadi tempat pertemuan yang dipilih. Mereka datang dari jakarta beneran, bekasi, tanggerang, bahkan karawang. Panas menyengat siang itu terobati tak hanya dengan payung warna warni terkembang tapi juga wajah-wajah yang tersenyum riang bertemu saudara seiman. Tak banyak yang mereka punya selain segumpal semangat yang menyala-nyala untuk bisa berbuat menghasilkan sesuatu bagi kemaslahatan ummat. Sosok-sosok yang dipertalikan oleh ukhuwah ini mulai berbagi cerita dari perkenalan pribadi, aktivitas saat ini, sampai obsesi masa depan.

Maka sayapun berkesempatan menjadi penonton yang berbahagia. Sangat berbahagia. Walau banyak aktivitas mereka yang tak saya pahami karena kelamaan meninggalkan negeri sendiri. Ceritanya macam-macam. Tentang dakwah di keluarga, di lingkungan tempat tinggal,tentang pergulatan mereka untuk melegalkan rohis di kantornya. Kisah-kisah pengajian dengan murabi. cerita-cerita lucu tentang binaan. Kegiatan2 partai. Memburu2 berita dakwah, bagi yang freelance sebagai wartawan sukarela. Proses dirintisnya kafemuslimah dot com (proses berdirinya hingga jumlah pengunjungnya yang kini juga luar biasa). Sampai sepak terjang mereka di dalam dakwah kampus, tema yang paling membuat iri. Ketika yang satu bercerita yang lain mendengarkan dengan seksama, mencatat dengan serius, merenungkan dengan sungguh-sungguh. Saat itu juga muncul bakat yang tidak dibuat-buat. Kemampuan mereka bertutur, mengemukakan ide2, gagasan2. Kesantunan menyanggah pendapat temannya. Kecerdasan intelektual tentang perkembangan jaman. Ketajaman analisa dan Kematangan emosional. Sungguh!!! tak saya bayangkan ketika melihat sosok-sosok berjilbab rapi itu untuk pertama kalinya. Bahkan keberadaan mereka lebih keren daripada yang ada di cerita-cerita fiksi.

Bertemu mereka membuat diri merasa begitu kerdil, terasa belum menghasilkan apa-apa. Namun di sisi lain merasa terpompakan semangat yang luar biasa. Wajah-wajah yang baru pertama kalinya saling bertatap muka hari itu juga bertekad mengawali suatu komunitas muslimah yang memfokuskan dirinya di suatu bidang yang kebetulan sebagian besar yang hadir di sana saat itu berkecimpung, berprofesi atau setidaknya tertarik dengannya. Suatu ide yang dulunya hanya menjadi lintasan fikiran akhwat2 yang kebetulan bertemu satu sama lainnya di berbagai milis bidang agama dan keilmuan. Tidak bermaksud mengadakan pemisahan antara muslim/muslimah dalam menuntut ilmu. Cuma berusaha menghadirkan sarana untuk mentrigger potensi2 muslimah yang tersembunyi di bidang ini dan malu untuk muncul karena berbagai alasan. Serta sebagai sarana untuk berbagi ilmu dan meluaskan persaudaraan. Kekurangluwesan di depan lawan jenis membuat kadang2 ide2 yang mereka punya mandek dan tidak keluar. Suatu kelemahan yang harus dicatat dan dijadikan PR bersama!

Maka kembali saya berkesempatan menjadi penonton yang berbahagia. Sangat berbahagia. Walau tidak lagi menjadi penonton seratus persen. Saat itu saya tak punya banyak cita-cita muluk-muluk. Berkesempatan berkumpul dengan akhwat-akhwat luar biasa seperti mereka rasanya sudah tak terkira. Jika tak banyak aktivitas nyata yang kelak bisa dijalani bersama, diskusi2 di dunia mayapun rasanya cukuplah jadi pelipur lara. Pikir saya kala itu, ah paling nanti setelah berpisah semangatnya hilang lagi. Tapi tak apa, bukankah dengan sapaan, dan pompaan semangat dari kata-kata dan tulisan2nya saja telah membuat tekad jadi bertambah2.

Namun kekuatiran saya itu tak berasalan. Ketika beberapa minggu kemudian akhwat-akhwat itu dipercayakan menjadi pengurus suatu kegiatan di dunia nyata. Ruang diskusi dipenuhi dengan kegembiraan, keriangan dan semangat mereka. Dan lagi-lagi saya menjadi penonton dari jarak sejauh ini. Menonton laporan2 akhwat2 keren tsb, mengurus ini itu kesana kemari, keberhasilan, kegagalan, kekecewaan , kecemasan, semuanya terasa sampai ke sini. Untuk sesuatu yang tak dibayar sepeserpun. Persis seperti cerita2 yang sering saya dengar (Mungkin pernah baca “Bukan di Negeri dongeng”nya HTR). Namun terasa berbeda ketika melihatnya dengan mata kepala sendiri. Menyaksikannya langsung. Itu semua dilakukan dengan senang hati, di sela2 kesibukan yg tak sedikit. "Bayarannya di akhirat saja", "Bayarannya, dengan melihat keberhasilan acara itu saja" jawab mereka ikhlas ketika iseng2 saya tanyakan tentang itu. Padahal tak sedikit biaya waktu, tenaga dan materi yang harus dikorbankan. Maka kembali hati merasa malu ketika membanding2kan diri dengan mereka.

"Yuk ah, kita bikin kerja yang kongkrit. Hayya na'mal!". Begitu selalu kata salah seorang dari mereka untuk memompakan semangat. "Karena mungkin memang pagi ini kita masih dibangunkan dalam kondisi sehat wal 'afiat dalam kenikmatan Islam dan Iman yang terjaga. Tapi esok hari atau mungkin sebentar lagi bisa saja Allah menahan ruh kita dan tidak mengembalikannya ke dalam jasad ini. Alangkah merugi jika tidak banyak yang telah diperbuat kala itu". Maka kembali saya terbakar cemburu dan berharap suatu ketika bisa seperti mereka, tak lagi menjadi penonton. ...

Minggu pertama syawal baru saja menyapa. Masih banyak yang terlena dengan dengung-dengung "hari kemenangan". Namun semangat itu kembali berpijar. Kembali mereka bermunculan satu persatu dengan ide ini itu, program ini dan itu. Ada juga yang tahu-tahu ternyata sudah berbuat banyak tanpa banyak cuap-cuap (salut berat buat adik manis dkk di pancoran, moga teteup lancar). Subhanallah, di saat masih banyak yang sibuk (setidaknya saya) menata diri kembali bergelut dengan aktifitas dunia dihiasi keluhan-keluhan ini dan itu, semangat yang mereka punya membuat hati malu.

Bagi sebagian orang kehadiran mereka mungkin tak begitu istimewa,namun bagi saya bernilai tak terkira. Riang hati kala disela-sela kesibukan kadang-kadang mereka masih menyempatkan menyapa jiwa dengan sekedar "Apa kabar cinta" atau mengajak berdiskusi bersama demi suatu langkah konkrit.Tanpa mereka sadari juga kadang air mata menitik iri dan timbul suatu tanya.
Kapan ana bisa bergabung dengan ukhty semua?. Duh, cinta...

**fur akhwat muslimah-IT

[Puisi] Untuk Hari Fitrah

oleh: Ustadz Adi JM 

Ramadan menghilang perlahan
ketika sang hilal Syawal menampak sekejap petang tadi
siang ini masih pekat lara menyelimuti hati
wahai usia, adakah jiwa masih sempat menyapa Ramadan nanti?
sore tadi suara cicit nyanyian burung seperti rintihan tangis
tiupan angin menyenandungkan nada-nada perpisahan
dunia berhenti dari gaduh
sepi membalut lara hati
mengiringi lantunan tilawah
mengiringi baris demi baris terakhir juz 'amma
sore tadi hampir tak menyisakan ceria

Adzan magrib adalah pembuka Syawal
lantunan ayat-ayatNya menyeret jiwa ke keabadian
Ramadan pergi menghilang
tapi tidak sapa lewat kalamNya
Ramadan menggenapkan dirinya
melepaskan pelukannya dari ikatan masa
tapi tidak munajat panjang dalam doa dan sholat
di saat lembayung senja mulai meredup
di saat gelap malam mulai menyembunyikan terang
adzan Isya kali ini diiringi gema takbir
Allahu akbar, Allah akbar, Allahu akbar
wa lilLaahil-hamdu
lara hati masih di dalam sana
tapi keagunganNya meliputi segala masa
dan pujianNya memenuhi seluruh lapis langit
hari fitrah
datanglah
hadirkan bahagia
sejukkan dan basuh jiwa dengan kasihNya
dan magfirahNya
walaupun hati masih menyimpan lara di dalam sana
tapi keagunganNya meliputi segala masa
dan pujianNya memenuhi seluruh lapis langit

Malam ini dihangatkan agungNya
Allahu akbar, Allah akbar, Allahu akbar
wa lilLaahil-hamdu
dan janji pertolongan
dan janji penghambaan yang semakin tulus
[tangan ini masih bergetar
menggenggam hadiah yang dititipkan Ramadan,
sekuat apakah genggaman ini?]

Chiba, 29 Ramadan 1426

Senin, 10 Oktober 2005

Bukan lukisan bulan


Lalu jari-jemari terus bergerak merangkai kalimat demi kalimat yang meluapkan segala penambahan episode-episode yang terpetakan dalam warna warni aneka rupa. Cerita adalah puisi jiwa tentang hitam putih dan gradasi. Tak selalunya bermakna harapan maupun kekecewaan. 

Dan diujungnya, di depan sana mulai juga ku melukis gambar-gambar dengan pensil dan cat air dalam kabut-kabut semu yang masih tertutup awan abu-abu. 

Di dalamnya juga masih tersisa ruang untuk sebuah nada 
Ingin kulihat engkau ada di dalamnya 

Bahkan anginpun merasa tak perlu bertanya ketika pepohonan bersabar menunggu hujan reda namun kenapa aku menduga-duga? Padahal sudah tak ada lagi ruang untuk menduga-duga.
Telah terang benderang, bukan?
Di tanganku belum ada lukisan bulan 
Hanyalah lukisan matahari senja,
... tapi ketika matahari senja tenggelam bukankah itu pertanda bintang juga mulai bersinar? 

belum ada alasan untuk lelah dan menyerah kalah akhir jaman masih lama...


//Sebuah ilusi tentang engkau.  Mimpi.. mimpi...

Rabu, 14 September 2005

unsent letter [dear mb Muya...]

Dear mba muyasa yang katanya lagi *kangen berat* 


Kaget sekali melihat mbak online lagi siang ini walau cuma beberapa saat. Moga-moga sehat sehat di sana ya. Ah sama, disinipun rindu tiada terkira =). Bungkusan cintanya sudah kuterima langsung dari pak Habib suatu siang di Jakarta. Kala panas terik ibukota tidak melunturkan puluhan atau mungkin ratusan sosok yang berbondong-bondong memenuhi stand-stand yang sulit untuk dilupakan. Jazakumullah khairan katsiran atas hadiah yang indah perekat ukhuwah. Bahkan bungkusnya pun enggan rasanya membuangnya. Terima kasih mbak, padahal kita tidak pernah saling menatap wajah.

Sayang ya kita tidak bisa lagi setiap hari bertukar cerita seperti biasa. Rasa ada yang hilang di sini. Tidak ada lagi window mungil yang setiap pagi menyapaku dengan "apa kabar cinta" dan tausiyah-tausiyah yang menyejukkan jiwa.

Apa kabar iman, semoga selalu menapak maju
Apa kabar cinta, semoga selalu berpeluh rinduNya
Apa kabar hati, semoga bersih dari kelabu
Begitu bukan? ungkapan yang sering kita dengar =)

Andai mbak tahu daftar kesalahanku bertambah-tambah setiap hari. Salah satu hal yang paling kutunggu-tunggu setiap hari adalah window mungilmu yang tiba-tiba menyapaku kembali. Lalu menjelma menjadi kakak, ibu, sahabat, teman sekaligus obat penenang dan tempat aku belajar banyak hal. Aku yang melulu khilaf dan lupa. Aku selalu tersenyum lebar mengingat kalimat mba di saat2 ketika kita tidak akan bisa sering-sering lagi chatting. "Jangan pernah sedih, jangan pernah risau, selain DIA, ada seseorang yang sangat peduli padamu di sini. Seseorang yang menjadikan websitemu sebagai halaman yang pertama kali ia buka". Tersipu-sipu kala itu. Merasa sangat di....

Ayo mbak, semoga lancar urusan di sana dan bisa bekerja lagi sehingga ada lagi window istimewa yang menyapaku setiap pagi ^_^

Demikian sajalah surat kali ini.
Langit Singapura hari ini biru bersih mbak, seperti baru kembali dari tukang cuci. Hawanya pun sejuk. Moga-moga hatipun begitu walau tidak selalunya mampu. Berharap sekali bisa terus menerus mengalami pembelajaran. Dan terus menerus beroleh ketenangan.
Bukan ketenangan yang keliru. Semoga.




Minggu, 11 September 2005

Kangen

wahai akhwat cakep yang lagi berdiam di depok sana...
Ayo balik...
AKu paham mesjid UI jauh lebih mempesonakan daripada di sini...
Tapi, Singapura terasa begitu sepinya tanpa senyum dan candamu...
moga-moga lancar urusan di sana...
dan cepat kembali...
kangen
banget!!!


//buat rumieku, neng Ratih 

Rabu, 31 Agustus 2005

Kanashii

Malam merambat cepat. Dingin menelusupi relung-relung hati saat kau katakan itu. Aku membisu sedih. Tapi kau dan dia malah menggoda sambil memamerkan bungkusan makanan berisi mie goreng dan opor ayam.
"Aku jadi ga nafsu makan" aku merajuk
Tapi kau dan dia malah menjawab cepat,"Ok, makanannya kita bagi dua"
"Dasar, ga bisa melankolis dikit"
"Kan udah kubilang, kalau soal makanan lain persoalan" Dia menjawab cepat sementara kamu cengengesan. Eh ada bening mengambang di sana, di mata itu, aku bisa melihatnya di sela sela tawamu yang selalu cerah. Ayo ngaku!!

"Lalu kapan ke sini lagi?" Oh aku takut memandang matamu, aku tidak setegar itu menyembunyikan perasaan
"Belum tahu, mungkin ga akan atau mungkin lama sekali"
Sepi...
sunyi...
Dingin menyentak-nyentak
Aku melirik dia yang berdiri di sebelahmu sambil mengayun2kan bungkusan makanan.
"Kok diam aja sih?" aku gemas
"Aku.. hmm speechless" si dia menunduk lalu tersenyum samar


"Pokoknya musti balik cepat, bulan depan musti balik" aku memaksa
"Yee seenaknya" kamu diam, lalu bersuara kembali. Pelan. "Akupun inginnya begitu..."
"Kabar2in ya kapan balik. Jangan tiba2 datang trus bawa undangan" aku mencoba melucu dengan mengambil tema topik terhangat abad ini. Kitapun membuat skenario2 sekenanya, lebih pada tujuan untuk menghibur diri. Kita semua tertawa. Tapi tawar dan hambar.
"Kalau gak balik komputernya aku jual" ancaman yang sadis, lebih kepada mengobati diri sendiri di tengah-tengah kejutan. Benar-benar kita semua jadi tidak lucu malam ini.
"Kamu pasti akan kangen hmm sama semua ini, jadi pasti cepat balik"
"semua yang mana" kamu bertanya retorik
"Misalnya mainan kuda laut itu" jawabku sekenanya saat kita melintasi area bermain
"Hehe tenang aja, aku bakal kangen rumah ini yang jelas"
"Makanya balik cepat" kembali nada memaksa keluar

"Sudah sudah, nanti saja dipikirkan tergantung bagaimana situasi di sana" si dia menengahi dengan bijak Oh ternyata umurku berkurang 14 tahun malam ini. Jadi anak SD kelas 4. Tidak dewasa.

Kita kembali terdiam. Apapun episode yang pernah kualami dalam hidup, rasanya belum seberat yang kamu rasakan. Namun di wajah itu tak pernah kulihat mendung atau awan kelam. Walau malam ini kadang2 kulihat sedih yang menggayut tapi tertahan terbalut ketegaran yang berlipat-lipat. Bagaimana bisa seperti itu?. Apakah karena khusuk sebagai manifetasi tertinggi dari ibadah-ibadah berbalut qana'ah, tawakal dan tawadhu telah menelusup menyatu ke dalam relung relung hati?. Sehingga yang ada hanya syukur dan sabar. Syukur dan sabar.
Syukur dan sabar.

Come back soon ya...
Masih ingin belajar banyak hal bersama sama...


Senin, 15 Agustus 2005

Noda-noda riya'

riya itu...
lebih tersembunyi dari rambatan semut..
tak takutkah?

tak mengapa tak dikenal manusia manusia bumi
lebih mulia jika bergaung di manusia manusia langit
tak mengapa tak terpuji di bumiNya
lebih indah jika bergema di tsuraya
sum'ah di hadapanNya

riya itu...
lebih tersembunyi dari rambatan semut..
tak takutkah?

something to read:
http://www.assunnah.or.id/artikel/hati/12riya.php 

Senin, 08 Agustus 2005

[Artikel] Orang - orang yang Didoakan oleh Malaikat

Oleh : Syaikh Dr. Fadhl Ilahi 

Allah SWT berfirman, "Sebenarnya (malaikat - malaikat itu) adalah hamba-hamba yang dimuliakan, mereka tidak mendahului-Nya dengan perkataan dan
mereka mengerjakan perintah - perintah-Nya. Allah mengetahui segala sesuatu yang dihadapan mereka dan yang dibelakang mereka, dan mereka tidak memberikan syafa'at melainkan kepada orang - orang yang diridhai Allah, dan mereka selalu berhati - hati karena takut kepada-Nya" (QS Al Anbiyaa' 26-28)

Inilah orang - orang yang didoakan oleh para malaikat :

Orang yang tidur dalam keadaan bersuci.
Imam Ibnu Hibban meriwayatkan dari Abdullah bin Umar ra., bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa yang tidur dalam keadaan suci, maka malaikat akan bersamanya di dalam pakaiannya. Dia tidak akan bangun hingga malaikat berdoa 'Ya Allah, ampunilah hambamu si fulan karena tidur dalam keadaan suci'" (hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih At Targhib wat Tarhib I/37)

Orang yang duduk menunggu shalat.
Imam Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah ra., bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Tidaklah salah seorang diantara kalian yang duduk menunggu shalat, selama ia berada dalam keadaan suci, kecuali para malaikat akan mendoakannya 'Ya Allah, ampunilah ia.
Ya Allah sayangilah ia'" (Shahih Muslim no. 469)

Orang - orang yang berada di shaf bagian depan di dalam shalat.
Imam Abu Dawud (dan Ibnu Khuzaimah) dari Barra' bin 'Azib ra., bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat kepada (orang - orang) yang berada pada shaf - shaf terdepan" (hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih Sunan Abi Dawud I/130)

Orang - orang yang menyambung shaf (tidak membiarkan sebuah kekosongan di dalam shaf).
Para Imam yaitu Ahmad, Ibnu Majah, Ibnu Khuzaimah, Ibnu Hibban dan Al Hakim meriwayatkan dari Aisyah ra., bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya Allah dan para malaikat selalu bershalawat kepada orang - orang yang menyambung shaf - shaf" (hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih At Targhib wat Tarhib I/272)

Para malaikat mengucapkan 'Amin' ketika seorang Imam selesai membaca Al Fatihah.
Imam Bukhari meriwayatkan dari Abu Hurairah ra., bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Jika seorang Imam membaca 'ghairil maghdhuubi 'alaihim waladh dhaalinn', maka ucapkanlah oleh kalian 'aamiin', karena barangsiapa ucapannya itu bertepatan dengan ucapan malaikat, maka ia akan diampuni dosanya yang masa lalu" (Shahih Bukhari no. 782)

Orang yang duduk di tempat shalatnya setelah melakukan shalat.
Imam Ahmad meriwayatkan dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Para malaikat akan selalu bershalawat kepada salah satu diantara kalian selama ia ada di dalam tempat shalat dimana ia melakukan shalat, selama ia belum batal wudhunya, (para malaikat) berkata, 'Ya Allah ampunilah dan sayangilah ia'" (Al Musnad no. 8106, Syaikh Ahmad Syakir menshahihkan hadits ini)

Orang - orang yang melakukan shalat shubuh dan 'ashar secara berjama'ah.
Imam Ahmad meriwayatkan dari Abu Hurairah ra., bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Para malaikat berkumpul pada saat shalat shubuh lalu para malaikat ( yang menyertai hamba) pada malam hari (yang sudah bertugas malam hari hingga shubuh) naik (ke langit), dan malaikat pada siang hari tetap tinggal. Kemudian mereka berkumpul lagi pada waktu shalat 'ashar dan malaikat yang ditugaskan pada siang hari (hingga shalat 'ashar) naik (ke langit) sedangkan malaikat yang bertugas pada malam hari tetap tinggal, lalu Allah bertanya kepada mereka, 'Bagaimana kalian meninggalkan hambaku ?', mereka menjawab, 'Kami datang sedangkan mereka sedang melakukan shalat dan kami tinggalkan mereka sedangkan mereka sedang melakukan shalat, maka ampunilah mereka pada hari kiamat'" (Al Musnad no. 9140, hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Ahmad Syakir)

Orang yang mendoakan saudaranya tanpa sepengetahuan orang yang didoakan.
Diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Ummud Darda' ra., bahwasannya Rasulullah SAW bersabda, "Doa seorang muslim untuk saudaranya yang dilakukan tanpa sepengetahuan orang yang didoakannya adalah doa yang akan dikabulkan. Pada kepalanya ada seorang malaikat yang menjadi wakil baginya, setiap kali dia berdoa untuk saudaranya dengan sebuah kebaikan, maka malaikat tersebut berkata 'aamiin dan engkaupun mendapatkan apa yang ia dapatkan'" (Shahih Muslim no. 2733)

Orang - orang yang berinfak.
Imam Bukhari dan Imam Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah ra., bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Tidak satu hari pun dimana pagi harinya seorang hamba ada padanya kecuali 2 malaikat turun kepadanya, salah satu diantara keduanya berkata, 'Ya Allah, berikanlah ganti bagi orang yang berinfak'. Dan lainnya berkata, 'Ya Allah, hancurkanlah harta orang yang pelit'" (Shahih Bukhari no. 1442 dan Shahih Muslim no. 1010)

Orang yang makan sahur.
Imam Ibnu Hibban dan Imam Ath Thabrani, meriwayaatkan dari Abdullah bin Umar ra., bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat kepada orang - orang yang makan sahur" (hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih At Targhiib wat Tarhiib I/519)

Orang yang menjenguk orang sakit.
Imam Ahmad meriwayatkan dari 'Ali bin Abi Thalib ra., bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Tidaklah seorang mukmin menjenguk saudaranya kecuali Allah akan mengutus 70.000 malaikat untuknya yang akan bershalawat kepadanya di waktu siang kapan saja hingga sore dan di waktu malam kapan saja hingga shubuh" (Al Musnad no. 754, Syaikh Ahmad Syakir berkomentar, "Sanadnya shahih")

Seseorang yang mengajarkan kebaikan kepada orang lain.
Diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dari Abu Umamah Al Bahily ra., bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Keutamaan seorang alim atas seorang ahli ibadah bagaikan keutamaanku atas seorang yang paling rendah diantara kalian. Sesungguhnya penghuni langit dan bumi, bahkan semut yang di dalam lubangnya dan bahkan ikan, semuanya bershalawat kepada orang yang mengajarkan kebaikan kepada orang lain" (dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Kitab Shahih At Tirmidzi II/343)

Maraji' :
Disarikan dari Buku Orang - orang yang Didoakan Malaikat, Syaikh Fadhl Ilahi, Pustaka Ibnu Katsir, Bogor, Cetakan Pertama, Februari 2005