Rabu, 17 Februari 2016

Mie ayam van Holland

Mie ayam van Holland
(Chicken Noodle dari Belanda)

Pagi ini anak-anak dapet rejeki hantaran mie ayam dari one of the best chef van Delft. Kakak Fitri Yustina. Mereka yang udah 2 hari ogah2an banget makan karena panas tinggi, mulai menunjukkan minat pada makanan. Tadi malam H1 sempat makan lahap juga sih, minta makanannya kakakAdiska Fardani yang sempat berkunjung. So far, hasil-hasil karya Bundo Reni Unisa di dapur masih dicuekin dengan sentosa ~_~. Introspeksi diri lah mak wink emoticon. Siang ini H2 juga mau makan sedikit setelah dinasehatin kakak Lusi Martalia donk. Alhamdulillah walau suara masih serak di sana sini, abang dan adik udah jauh lebih ceria. Beda banget dengan hari kemaren, layu seperti benang basah.

Kembali ke mie ayam, tentunya bundo juga jadi ikut mencicipi. Pada suapan pertama, bundo langsung freeze. Enaaaaak. Ingatan langsung melayang ke warung2 mie ayam terbaik di jabodetabek. Kakak fitri sempat ceritain sih resep rahasianya, namun belum mampulah otak ini mencerna ðŸ˜†.

Buka PO donk sis wink emoticon

Terimakasih ya kakak2, semoga kebaikan hatinya dibalas dengan nikmat dan barokah yang berlipat ganda. Semoga kita semua diberi kelancaran menghadapi sisa perkuliahan ini. Amin.

Selasa, 16 Februari 2016

Pangkuan Bunda

Saya pernah nonton film "Opera Jawa" karya Garin Nugroho bersama teman-teman di sebuah acara di dalam kantor. 100% pake boso jowo. Gak ngerti pol. Tapi karena saya suka sekali dengan konsep filmnya yg teatrikal. Ya enjoy aja. Apalagi saat itu lagi suka banget mendengar logat-logat jawa yang terasa unyu di telinga wink emoti
Satu adegan yang paling menarik dan membekas di ingatan sampai sekarang adalah ketika Artika Sari Devi, pemeran utama, yang sedang sedih, memeluk dirinya sedemikian rupa, seperti pose bayi di dalam perut ibu. Menurutnya, itu adalah pose alami yg membuat diri nyaman. Menurutnya (atau menurut narator ya?) secara naluri manusia akan melakukan pose itu saat diri bersedih atau membutuhkan kenyamanan lebih.

Nah, siang ini Hanif yg demam dan abis muntah-muntah semalaman tiba-tiba minta bobok di perut bunda. Katanya pengen jadi bayi lagi. Hafidz juga demam sih, tapi anaknya nyante aja, ga sempat drama tongue emoticon
Cuma ikut2an bobok juga aja. Tumben2an demam berjamaah.

Mendadak teringatlah saya dengan adegan di film itu. Melayang juga ingatan ke sebuah kalimat di komik Astro Boy era 90-an, di episode berjudul Topeng hitam. Di akhir adegan, topeng hitam mencari ibunya dan minta maaf di pangkuannya. Adegan kemudian ditutup dengan kalimat oleh Ozamu Tezuka "tempat paling nyaman di dunia adalah pangkuan ibu"

Cepat sembuh yaaa, Nak. Semoga di setiap drama kehidupan kalian kelak selalu lah kejadian hari ini mengingatkan bahwa selalu ada Bunda tempat bercerita.

Segala drama tesis minggir dulu lah...

Sabtu, 13 Februari 2016

Hulk-nya Bunda

Hanya ditinggal 2 jam "main berdua" sementara bundo bersemedi di kamar bikin tugas, mereka menyulap pewarna makanan menjadi cat lukis untuk mewarnai....... lantai kayu. 
Pantesan terdengar sangat akur dan penuh canda tawa ~_~. Akhirnya disuruh gotong royong ngepel lantai berdua sampai bersih. 
Sekarang lagi sibuk bersihin telapak kaki, karena jadi berwarna HIJAU. Ya eyalah, pewarna klepon.
"Bunda! Kami jadi Hulk!"
*imajinasi masa kecil memang indah ya, Nak kiki emoticon

Kamis, 11 Februari 2016

Pasta semangat

2 young ladies are staying with us tonight and teach bunda how to cook delicious pasta. Anak-anak makan lahap banget, Alhamdulillah. Makasih ya kakak kakak. Semoga kita semua dapat menjalani sisa perkuliahan ini dengan lancar, lebih baik dari dugaan. Amin...
Di balik segala kejadian yang mengejutkan hari ini, cuma bisa kembali berharap dan percaya bahwa tak ada badai yang tak selesai, bahwa tak ada kerja keras dan usaha yang sia-sia, bahwa kelak kita akan menuai apa yang kita tanam. Jadi, belum waktunya untuk merasa kalah dan menyerah.
Ganbatte!

Rabu, 10 Februari 2016

Musim semi kah ini?

Musim semi kini telah tiba
Bunga-bunga bermekaran
Di sepanjang jalan warna berganti
Segar asri berseri (di hati)

Kuntum yang layu
Kuncup yang beku
Dahan daunan membiru
Menahan dingin salju

*siapa kira-kira yang masih ingat lirik ini dan apa judulnya 




wink emoticon

Semangat thesis!

Salah satu motivasi utama selalu bela-belain ke kampus tiap pagi (walau kamar sendiri lebih hangat dan jam 2 siang harus balik lagi buat jemput anak-anak di sekolah mereka) adalah...
.... supaya bisa maksibar dengan rekan-rekan praktisi tesis lainnya. Rasanya lebih dari sekedar berbagi meja makan, tapi juga berbagi kisah, perjuangan, dan semoga bisa saling menularkan semangat.

Minggu, 24 Januari 2016

Al fatihah buat Amak

Untuk pertama kalinya menghadapi ujian kehidupan (baca: exam week), 
tanpa menelpon Amak di kampuang halaman
..... untuk meminta do'a khusus dalam sebuah fragmen di dalam tahajud rutinnya. 

Al Fatihah

Jumat, 22 Januari 2016

Sepotong Siang di Delft


Seorang bapak berpeci dan bergamis menyeberangi jalan dengan tenang, tampaknya habis sholat Jum'at. Tak jauh darinya, seorang kakek sendirian menyusuri trotoar dengan kursi roda modern. Tampak pula rombongan pemuda lewat menuntun hewan kesayangan mereka, hewan yang terkenal paling setia, yang rupa-rupa macamnya. Diriku lagi menggigil di halte bis. Biasanya walau sepeda rusak, jalan kaki ke kampus yang hanya berjarak 2 km dari rumah, asyik aja. Tapi dingin betul hari ini. Tulang-tulang paruh baya di dalam raga yang biasa bermewah-mewahan matahari khatulistiwa berontak meronta-ronta gak mau jalan kaki.
Jauh di ujung sana, kanal-kanal kota Delft membisu menghayati cuaca yang beku walau tanpa salju. Satu dua pengemudi sepeda terkadang melintas bersicepat segera mencari hangat. Nun di dalam gedung-gedung kampus TU, para mahasiswa juga berlomba-lomba dengan waktu. Mencari ilmu, berusaha memenangkan perjalanan, berpacu dengan waktu, menerabas rintangan, dan menaklukan diri sendiri. Pertarungan yang serius. Permainan yang sungguh-sungguh. Seperti kata Fahd Gibran, 'tidak ada satupun permainan yang bisa dimenangkan dengan main-main, bukan?'
Kembali ke halte bis. Seru juga 'ngobrol' dengan seorang nenek Belanda yang sibuk mengagumi dompet rajutku, si produk rajut asli Indonesia. Sang nenek sibuk membahas banyak hal walau nyaris gak satupun yang aku paham, kecuali beberapa patah kata. Jadi terpaksalah cengar cengir aja. Mungkin nenek ini nyaman ngobrol dengan yang disangka seusia dengannya (he..he..he). Eh jangan salah, dulu pernah di angkot kota Depok, saat jalan-jalan berdua nak Hafidz, seorang nenek ramah menyapa "ini cucu pertama ya?". Mau pingsan rasanya. Padahal kala itu usia belum lagi kepala 3 ðŸ˜‚😂😂.
Tak terasa 5 menit berlalu cepat. Bis kami datang. Saatnya melambaikan tangan ke nenek ramah yang masih berbinar-binar menatap dompet unyuku. Bangga sekali tadi memperlihatkan tulisan 'made in Indonesia' di dalamnya.
Bis yang senantiasa tepat waktu ini kemudian menyusuri jalan-jalan sunyi. Sapaan ramah pengemudi bis terhadap penumpang, juga lambaian tangan dan seruan-seruan terima kasih dari penumpang saat supir mengalami pergantian shift di tengah-tengah perjalanan adalah hal lumrah. Hangat dan menyenangkan.
Mungkin suatu saat, perlu waktu agak lama untuk bisa move on dari suasana syahdu kota ini. Kota Delft.
//H-5 menjelang exam

Selasa, 12 Januari 2016

Suntikan Semangat dari Pembimbing Proposal



Baru saja menghadiri pertemuan dengan pembimbing buat proposal thesis.
Dia tanya "Why did you  radically change your topic?". Saya jelaskanlah alasan saya kenapa mendadak ganti topik tesis, di saat-saat injury time deadline buat submit proposal. Alasan teknis, dan non teknis. Trus dia bilang lagi "did you do the proposal yourself? and how long?". Saya  jelaskan lagi bahwa saya hanya ada waktu mengerjakannya 4 hari,  sebab baru ada lampu hijau dari seorang kawan setelah konsultasi ama professornya (boleh sebut nama gak di sini? hehe). Sambil saya minta maaf juga karena terlalu mendadak melakukan perubahan, dan mohon maaf jika banyak kekurangan. Maklumlah, proposal yang udah digarap 1 bulan mendadak harus digantikan oleh yang baru mulai ditulis kamis malam. 4 hari 4 malam. Sampai demam kemaren malam, hehe...

Lalu beliau melanjutkan. "Kamu tahu gak kenapa saya menanyakan ini sejak email semalam?". Saya bilang, saya gak tahu pak, mungkin karena terburu-buru jadi banyak kekurangan. Trus dia jawab "because, I think your proposal is outstanding, and I suspect that it is belong to someone else, not you".

WUTT. Sempat bengong dulu sebentar. Antara senang karena dipuji, dan sedih karena dicurigai. Terus saya jelaskan bahwa ini beneran saya yang nulis sendiri, from scratch. Saya sampai memperlihatkan backup2 dokumen di google drive. Karena setiap progress pasti di back up minimal 2x sehari. Jadi terlihat segala history perubahan dokumen, dll. Saya tambahkan, karena ini tahapnya proposal, tentunya banyak sekali literature dari jurnal-jurnal lain. Pastinya. Tapi proposal ini beneran milik saya. Terus dia tertawa terpingkal-pingkal. Kenceng banget.  "the grammar is outstanding, and the proposal has been written in a very good logical order. Very scientific". Serius deh, ampe gemeteran dengerinnya. Dia menambahkan bahwa menurut dia ini dah hampir selesai, kalaupun ada input hanya minor. Jika terbukti original, dia akan memberi nilai yang sangat bagus. Dst dst.... berkuah-kuah lah itu pujian.

Speechless banget. Dan saya gak tahu apa kisah ini pantas disharing di sini. Tapi beneran gak nyangka pujiannya bakal berkuah-kuah begitu. Dan gak mengharapkan segitunya juga. Sebab selama 4 hari ini saya begitu kuatir bahwa yang saya kerjakan gak berarti, karena dikerjakan terburu-buru. Dan selama 4 hari ini saya sibuk berprasangka buruk terhadap hasil yang akan diterima. Sempat marah juga pada diri sendiri, kenapa kok jadi orang plin plan banget. Malah sempat berfikir ga akan lulus mata kuliah ini. Kasian sama anak-anak karena selama 4 hari ini selalu dikasih lampu merah
"Nak, main berdua dulu ya hari ini bunda sibuk banget"
"Nak, bunda mau sendirian dulu 3 jam, jangan masuk kamar bunda ya"
"Nak, bunda gak masak, kita pesen delivery aja ya"
"Nak, bunda ga masak sayur, ga sempat"
"Nak, sabtu minggu ini kita di rumah aja ya"
dll.

Pada akhirnya bapak pembimbing tetap memberi beberapa saran perbaikan. Pastinya. Sebab bagaimanapun pasti banyak hal-hal yang kita belum tahu tentang penulisan ilmiah. Tapi saya sibuk grogi, gemeteran, ke GR an, dll. Maklum, orangnya grogian dan GR an, walau dah emak-emak... hehe

Lama sekali kita diskusi. Saya jelaskan gimana proses penulisannya. Hal-hal yang masih gak saya pahami baik dari buku maupun dari literatur. Kebingungan-kebingungan saya. Sempat bilang juga bahwa setahu saya bahasa Inggris saya gak bagus, karena saya lulusan S1 di Singapore, yang mana selama di sana  bukannya belajar bahasa Inggris yang baik dan benar, saya malah Singlish abieeez. Speaking berantakan, nulis apalagi. Kalau bicara lebih kayak uncle-uncle di pasar malam di Boon Lay, atau makcik makcik yang jualan jilbab di Pasir Ris. Makanya suka ga PD kalau disuruh presentasi, apalagi nulis. Saya bilang juga score terjelek saya kalau test IELTS adalah writing. Pokoknya segala borok2 dikeluarin lah.

Saya juga bilang, nanti kita lihat aja di TurninIt, aplikasi buat cek originality sebuah karya tulis, tentang originalitas tulisan ini. Saya bahkan minta di test saat itu juga. Soalnya ga enak banget dicurigain.....

Tapi bapak ini baik banget. Dia bilang soal originalitas nanti bisa kita cek,dan itu adalah proses yang akan dilalui semua murid, tapi yang mau dia tekankan adalah bahwa dia suka sekali dengan apa yang telah saya tulis. Saat diskusi selesai, dia menutup dengan kalimat berikut "We need to have a good contact, and I am sure that you will have a very good career in your life"

Kalimat penutup yang bagi dia mungkin biasa aja, tapi tanpa dia sadari telah menajamkan tekad seorang emak-emak paruh baya untuk berusaha lebih keras lagi dalam hidup. Untuk berusaha meningkatkan prasangka positif terhadap diri sendiri, terhadap usaha yang sudah dilakukan, dan terhadap jalan hidup yang telah dipilih dan digariskan oleh Allah. Telah membuat seorang emak emak yang tadinya sempat putus asa, lelah, kehilangan kepercayaan diri, dan sibuk menyalahkan diri sendiri atas banyak hal, kembali ingin bangkit berdiri, berjalan.... berlari.

Teko's in de Holland [Adegan 18] Ayam Tepung Oatmeal


Dalam 2 minggu terakhir, resep ayam goreng tepung dengan oatmeal muncul terus di newsfeed. Pengen banget coba bikin karena masakan kesukaan anak-anak adalah : segala jenis masakan Padang (yang tak pernah mampu saya sajikan dengan baik dan benar) dan ayam goreng tepung.

Alhamdulillah tadi malam mendadak gak enak badan, jadi merasa berhak istirahat dulu sejenak dari tugas-tugas kuliah. Semalam bolehlah. Hipotesis penyebabnya : karena dah 4 hari kebut2an ngejar deadline tugas dan jam tidur agak galau , plus cuaca dingin banget setiap antar jemput anak2 ke sekolah. Tepat setelah tugas di submit, bundo meriang... hehe. Kayak ada tombol alarm yang langsung bekerja setelah email ke dosen terkirim. Rejeki banget. Akhirnya, daripada sibuk melow sakit kepala, coba2 deh eksekusi resepnya, trus disimpan di kulkas.

Paginya, Alhamdulillah badan enakan. Emang cuma minta bobok lama aja ~_~. Lagi manja. Digoreng deh tuh ayam yang udah dibumbuin dan udah semalaman disimpan di dalam kulkas. Hasilnya.... kriuuuuk dan renyaaah bangeet! Kalau digigit bunyinya sampai krenyes.. krenyes.

Selama ini, bermacam jenis resep ayam tepung dah saya coba dan baru kali ini anak2 sampai nambah makan 3 kali dan bilang "Bunda, enak banget, seperti ada tentara berjalan di dalam mulut. Kriuuuk... kriuuk".
Hati ini terharu maksimal.
Bahagia.
Seperti sebuah bunga yang tumbuh di awal musim semi.
Walau agak kaget ternyata tentara kalau jalan bunyinya kriuk.. kriuk. Baru tahu.

Demikianlah sekelumit kisah hari ini. Terimakasih banget buat yang udah berbagi resep.

*Bundo yang lagi berbunga-bunga