Selasa, 02 September 2008

[Cluster] Kenangan Ramadhan Dulu dan Sekarang


Tadi malam ketika menikmati berbuka puasa sambil menimang bayi kecilku (almost 6 months) yang berusaha menjangkau-jangkau piring di tangan saya, tiba-tiba saya tersadar bahwa ini adalah Ramadhan pertama saya bersamanya. Ramadhan yang rasanya begitu berbeda. Baru kali ditemani si mungil yang gemar tersenyum (beda banget ama emaknya yee..), dengan kejutan-kejutan baru setiap hari. Hadirmu sungguh istimewa, Nak.

Kemudian tanpa direncanakan mengalirlah segala kilasan memori mengenai beberapa cerita ramadhan yang telah berlalu beberapa tahun terakhir :  

1999 : 
Ramadhan di penghujung tahun (Desember) dilewatkan bersama keluarga di Padang karena bertepatan dengan liburan semester 1. Pulang dari rantau (Bandung) dengan acara "pulang basamo" bersama Unit Kesenian Minangkabau ITB (UKM-ITB), suatu organisasi yang mungkin paling melekat erat di hati saya sampai saat ini (meskipun hanya berada di sana 1 tahun lamanya)



H-1 sebelum pulang ke Padang, saya sempat 'nongkrong' di TPB-ITB. Tak disangka ada pengumuman aplikasi Singapore Scholarship. Iseng-iseng saya coba mendaftar. Suatu keisengan yang ternyata kemudian mengubah banyak hal dalam hidup saya.

2000 : 
Bulan ramadhan kembali dinikmati di kampung halaman karena bertepatan dengan liburan semester 1 (semester 1 lagi!) di Universitas yang baru. Ini adalah ramadhan terakhir dimana saya masih bisa menyaksikan tradisi"balimau:.  Yaitu suatu tradisi di Sumatera Barat, di hari H-1 ramadhan penduduk beramai-ramai membanjiri lokasi wisata sungai, danau dan laut untuk "membasahkan" diri. Basah deeeh.

2001: Singapura! 
Sejak juli 2000 - sampai des 2005 saya tinggal di Singapura.



Ramadhan pertama di Singapura. Ketika ngabuburit di daerah Bugis, saya berbuka puasa di Mesjid Sultan. Sejak saat itu saya paham bahwa hampir di setiap mesjid di Singapura menyediakan ta'jil buka puasa. Saya dan teman-teman melakukan aktivitas buka puasa di hall, di komunitas dan di beberapa mesjid. Bahkan pernah nyasar ke mesjid 'kuburan' di Choa Chu Kang. Mesjid favorit saya adalah mesjid al Falah. Lantunan qur'an yang begitu indah, mesjid yang nyaman dan bersih, ta'jil buka puasa yang nikmat (duh, kangen sama buburnya!) dan makanan sahur saat I'ikaf yang sedap betul (kok orientasinya makanan? :P). Itikaf paling indah ya di sana deh. Pesertanya sedikit, khusyuk, imamnya merdu, sepi dan makanannya uenaak (cumi bakar, ikan bakar, glek glek glek). Mahasiswa sejati pasti tergoda :P. Tapi sungguh! Saya suka sekali mesjid yang satu ini. Ketika menjadi volunteer mendampingi calon mualaf di semacam-islamic-center Singapura, saya hampir selalu mengajak singgah dan berlama-lama di mesjid ini.



2002 dan 2003 : 
Hampir sama dengan tahun 2001. Kehidupan ramadhan-nya mahasiswa di asrama. Di tahun 2003 kita (mahasiswa NTU) sempat mengadakan Tarhib Ramadhan di Nanyang Roof Top yang dihadiri komunitas muslim Indonesia di Singapura. Ruameee! pada bawa anak-anak gitu deh, seru! Apalagi aktivitas 'mengamankan' anak-anak.



Sampai sekarang saya tak bisa lupa teriakan seorang bocah yang sedang berusaha "diamankan"oleh salah seorang akhwat karena ngotot lari-larian. Teriakannya begini : “ummmiiiii.. tolooooooong, aku dikejar-kejar oraaaaaaang". Hehehe, siapa yaaaaa..? Alhamdulillah acara berlangsung sukses. Di tahun-tahun itu juga banyak hal yang (rasanya) berubah dalam diri saya, terutama dari sisi cara pandang terhadap kehidupan. 

2004 : 
Saya telah bergabung dengan komunitas Ah Beng Society , plesetan untuk yang sudah sarjana, karena gelar yang melekat adalah B.Eng-Bachelor of Engineering (tapi entah kenapa di Jakarta sini di database kantor kata B.Eng diubah menjadi BOE, hiks hiks padahal susah payah mendapatkanya :P). Kali ini saya menjalani ramadhan di Singapura dalam keadaan pengangguran. Aktivitas sehari-hari "celingukan" di apartemen, masak-masak bareng flatmate (currently sudah menjadi ibu Zhaf and bunda khansa), ngajar private anak kelas 5 SD di Yishun, dan nongkrong malam atau sampai pagi di mesjid-mesjid favorit. Mesjid Sultan dengan rumah makan minang yang OK punya juga suka jadi inceran. Jangankan puasa, hari kuliah biasa aja saya dan seorang sahabat (curently ummi yusuf) pernah bela-belain dari NTU (Jurong West) ke Bugis demi sepiring nasi Padang yg sedaaaap di rumah makan ini.


Btw dulu saya seringkali sedih sepulang ngajar private. Entah kenapa itu murid kok kayaknya buenciii banget sama saya (hiks hiks), segala cara dilakukannya untuk membangkang. Tapi Alhamdulillah kebandelan itu hanya bertahan beberapa minggu, setelah itu dia tumbuh menjadi anak yang manis. Saya mengajar seluruh mata pelajaran, dan paling stress di Bahasa Melayu. Stres-stres lucu, habis bahasanya susah hehehe, terutama di pelajaran kata ulang dan nama-nama profesi dalam bahasa melayu.. haduuuuh, mending saya disuruh lari keliling lapangan sepakbola jam 11 malam dengan k'Dila (ini sih hobi)

2005 : 
Udah kerja nih Alhamdulillah. Nge-apartemen di 664D (sepertinya sudah menjadi flat legendaris saat ini) bareng teman-teman yang sungguh menginspirasi (miss u all!). Saya masih suka nongkrong di Al-Falah (Somerset)  karena tidak begitu jauh dari kantor (Novena). 

2006 : 
Jakarta! Saya pindah ke Jakarta sejak Desember 2005



Ramadhan pertama di Jakarta! Kota yang jedug-jedug banget deh dibanding Singapura ;). Tapi yah so far saya enjoy-enjoy aja. Pindah domisili dari Apartemen cantik di barat Singapura ke kamar kos 2.5 kali 2.5 m di Kampung Bali Tanah Abang hehehe sedap! Petualangan hidup yang  'berbeda' mulai saya lakoni. Alhamdulillah saya tidak terlalu kaget dengan kehidupan Jakarta meskipun 5.5 tahun sebelumnya tinggal di Singapura. Ibu di Padang sempat senewen waktu saya bilang daerah sini terkenal sebagai tempat pengedaran narkoba jakarta.Tapi itu bukan gosip. Salah seorang ibu rumah tangga yang sering memijat anak kos di tempat kami ternyata seorang pengedar narkoba! Saya satu kos dengan 12 teman yang berasal dari berbagai penjuru tanah air yang (kebetulan lagi) sekantor dan seangkatan. Ruameee!



Di tahun ini saya lebih banyak bertemu kehidupan yang 'keras', lingkungan yang 'tidak begitu ramah' mulai dari halaman rumah, jalan raya sampai kantor. Jakarta memang kota yang 'luar biasa'. Saya tanpa sadar kerap kali membandingkannya dengan Singapura. Dua kota yang sangat berbeda dengan bentuk tantangan yang berbeda pula. Saya suka keduanya, karena telah mengajarkan saya tentang banyak hal. 

2007 : 
Ramadhan saat itu saya sudah ganti status, menjadi istri dan sedang hamil muda. Alhamdulillah tidak lagi mengarungi rimba raya Jakarta seorang diri (sudah ada 'pahlawan berjenggot' yang rela menemani kemana-mana ^_^)



Ramadhan ini istimewa, dedek boy inside sepertinya suka menolak segala makanan yang masuk, sehingga saya punya hobi baru, yaitu muntah. Tapi saya tetep suka ngotot pengen iftar dimana-mana walau kerepotan. Iftar paling jauuuh adalah bersama teman-teman IMB (Indonesian Muslim Blogger) di Pasar Minggu, nyasar sana sini walau akhirnya nyampe juga. O iya, sejak Ramadhan 2007 saya memutuskan untuk menjaga ibunda selamanya (kasihan di Padang seorang diri). Ibu yang sangat saya sayangi dan punya kisah hidup yang  luar biasa. Mulai saat itu beliau menetap di Jakarta bersama kami. Semoga saya mampu membaktikan diri demi kebahagiaanmu, wahai ibu. 

2008 : 
Ramadhan kali ini saya 'mengundang' nenek ke Jakarta. Kontrakan sungguh ramai dengan adanya ibu, nenek dan si bayi mungil (si pangeran senyum). Jauh sebelum sahur kami semua sudah dibangunkan dengan celotehan dan senyumnya yang mampu merontokkan segala penat. Entah kenapa bayi kecil sangat suka tersenyum. Pun tak pernah ketinggalan melewatkan buka puasa bersama kita semua dengan aksi guling-guling, celotehan dan senyumnya. Sungguh berwarna! Semoga, ramadhan kali ini tidak berlalu 'begitu saja'.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar